Jakarta, benang.id – Sejak 1 Januari sampai 31 Desember 2023, Indonesia secara resmi menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN. Keketuaan Indonesia di ASEAN ini merupakan kali kelima, dengan yang terakhir adalah di tahun 2011. Selama hampir setengah tahun duduk di jabatan sebagai Ketua ASEAN 2023, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) memandang apa yang sudah dilakukan Tanah Air dapat berpotensi mendorong UMKM Indonesia go global.
Menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Akbar Himawan Buchari, UMKM sebenarnya menjadi salah satu elemen penting di dalam ekonomi ASEAN dan ini bukan hanya di Indonesia saja. Mengutip dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Maret 2023, ia menjelaskan bahwa UMKM memiliki kontribusi GDP hingga 69% dan menyerap tenaga kerja bahkan sampai 97% potensinya.
“Melihat bagaimana pentingnya UMKM di ASEAN, seperti para anggota Hipmi yang mayoritasnya merupakan pengusaha UMKM, tentu saya pikir Pemerintah Indonesia menjadikan pertumbuhan UMKM Tanah Air sebagai salah satu prioritas dalam agenda sebagai Ketua ASEAN 2023. Dari sinilah saya melihat pemerintah memang berupaya menduniakan UMKM di Indonesia dan contohnya melalui inklusivitas ekonomi digital terhadap UMKM,” tutur Akbar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (11/8/2023).
CEO Saka Group dengan bisnis yang membidangi properti, konstruksi, serta properti itu melanjutkan, hal ini tak terlepas dari tiga pilar di prioritas ekonomi ASEAN 2023. Dengan salah satunya adalah ekonomi digital alias digital economy yang di mana negara anggota ASEAN akan berupaya memperkuat inklusivitas keuangan serta literasi digital dan salah satu targetnya adalah pengusaha UMKM.
“Dengan ekonomi digital, negara-negara anggota ASEAN dapat lebih mudah terhubung apalagi baru-baru ini Indonesia mendorong agar ASEAN QR Code secara resmi bisa diluncurkan di semua negara anggota. Karena bila ASEAN QR CODE ini sudah disahkan di semua negara ASEAN, maka pembayaran lintas batas negara bisa lebih mudah dilakukan dan berpotensi menguntungkan pelaku usaha UMKM di Indonesia yang memiliki target konsumen dari luar negeri. Karena kalau ditotal pasar ASEAN sendiri memiliki lebih dari 600 juta penduduk sehingga ini pasar yang sangat bagus untuk UMKM Indonesia,” sambung Akbar.
Selain melalui ekonomi digital, Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 juga mendulang berkah bagi pelaku usaha UMKM lokal. Di KTT ASEAN ke-42 di Laboan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 9-11 Mei 2023, pelaku usaha UMKM setempat yang menawarkan produk dan jasa merasakan peningkatan omzet. Contohnya adalah penjual pernak-pernik di Labuan Bajo yang disebut dapat meraup untung yang mencapai Rp2 jutaan per harinya selama KTT ASEAN yang lalu. Hal ini berpotensi bisa kembali terjadi pada September 2023 nanti.
“Dengan KTT ASEAN ke-43 yang akan diadakan pada 5-7 September 2023 di Ibu Kota, ini menjadi kesempatan bagi UMKM Jakarta untuk mempromosikan produk-produknya. Oleh karena itu saya mendorong agar Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta para stakeholder mampu membantu para pelaku usaha untuk memperkenalkan produk-produknya di event internasional ini. Hal ini penting untuk terus membantu UMKM Indonesia mengejar target gointernational,” pungkasnya. (*)