Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiHipmi: Peningkatan Daya Saing Angin Segar Investasi Indonesia

Hipmi: Peningkatan Daya Saing Angin Segar Investasi Indonesia

Jakarta, benang.id – Indonesia berhasil meningkatkan peringkat daya saingnya ke posisi 27 dalam riset IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024. Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira menyambut baik peningkatan peringkat daya saing ini.

Menurut Anggawira, peningkatan tersebut membuktikan Indonesia lebih kompetitif di pasar global yang berimbas kepada perkembangan perekonomian Indonesia.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global, yang dapat menarik lebih banyak investasi asing. Ini mencerminkan perbaikan dalam berbagai aspek seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan efisiensi bisnis.” kata Anggawira, dalam keterangan tulis yang diterima di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Selain itu, kemenangan Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024 juga dianggap sebagai sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satu program kerja Prabowo adalah melanjutkan kebijakan pemerintah saat ini.

“Hal tersebut memberikan sinyal stabilitas dan kontinuitas. Ini tentu penting untuk mengurangi ketidakpastian politik dan memberikan kepastian bagi investor dalam jangka panjang,” ujar Anggawira.

Dengan adanya pemerintahan yang dianggap mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik, kepercayaan investor diperkirakan akan meningkat. Stabilitas seperti ini dianggap penting untuk perencanaan bisnis dan juga investasi jangka panjang.

Anggawira menambahkan bahwa kepastian kebijakan adalah faktor kunci. Melanjutkan kebijakan yang ada memberikan kepastian bagi para pengusaha mengenai arah kebijakan ekonomi dan regulasi yang akan datang.

“Sehingga mereka dapat merencanakan strategi bisnis dengan lebih baik.” tambah pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Aspebindo ini.

Peningkatan peringkat daya saing Indonesia memberikan posisi yang lebih baik dalam menarik investasi global. Menurut Anggawira, investor cenderung memilih negara yang menunjukkan performa kompetitif dan stabil dalam hal ekonomi dan regulasi.

Selain itu, perbaikan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam menarik investasi. Anggawira juga menyoroti dukungan pemerintah melalui kebijakan pro-investasi sebagai nilai tambah.

“Kebijakan seperti insentif pajak, kemudahan perizinan, dan perlindungan investasi dapat menambah nilai tawar Indonesia,” katanya.

Meski demikian, Anggawira juga mengingatkan bahwa masih ada sejumlah kendala yang harus diatasi. Kompleksitas birokrasi masih menjadi kendala bagi investor, meskipun ada perbaikan. Proses perizinan yang rumit dan lambat dapat mengurangi daya tarik Indonesia.

Kendala dalam kepastian hukum dan perlindungan hak kepemilikan juga perlu diperbaiki untuk menarik lebih banyak investasi. Infrastruktur masih memerlukan investasi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Keterbatasan dalam infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi masih perlu diatasi,” kata Anggawira.

Selain itu, kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan industri dan investor.

Peningkatan peringkat daya saing Indonesia dan kemenangan Prabowo Subianto dengan komitmennya untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan saat ini memberikan angin segar bagi iklim investasi di Indonesia. Hal ini menciptakan optimisme di kalangan pengusaha dan dapat meningkatkan nilai tawar Indonesia sebagai destinasi investasi.

Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mengatasi kendala birokrasi, infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, dan risiko politik yang masih ada.

“Dengan langkah-langkah ini, Indonesia bisa menjadi tujuan investasi yang lebih menarik dan kompetitif di kancah global,” pungkas Anggawira. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments