Tuesday, April 22, 2025
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiIHSG Masih Volatile dengan Kecenderungan Melemah, IPOT Rekomendasikan Saham Berikut

IHSG Masih Volatile dengan Kecenderungan Melemah, IPOT Rekomendasikan Saham Berikut

Jakarta, benang.id – Sepanjang pekan lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) variatif dalam rentang pergerakan 6.225-6.497 dan ditutup menguat sebesar 2,81% pada akhir perdagangan, Kamis (17/4/2025). Meskipun mengalami kenaikan, ternyata asing masih melakukan sell off besar-besaran lebih dari Rp13,6 bio dibanding Rp5,93 bio pada minggu sebelumnya.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menyebutkan tercatat hanya 1 sektor yang mengalami pelemahan yakni sektor financials yang turun tipis sebesar -0,17% karena adanya penurunan saham-saham big banks yang turun saat ex-date pembagian dividen berlangsung, dimana pembagian dividen big banks berada dalam rentang waktu yang berdekatan.

Sektor lainnya ditutup menguat dengan penguatan terbesar dirasakan oleh sektor Basic Materials dan Infrastructures yang masing-masing menguat sebesar +10,47%) dan +7,21%.

“Hal ini dapat diasumsikan bahwa pergerakan pada pasar saham berada dalam posisi mark up with distribution dengan sentimen pemanis ialah musim laporan keuangan dan pembagian dividen atas hasil kinerja satu tahun di 2024 yang dilakukan oleh banyak perusahaan,” ujar Indri, dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Minggu (20/4/2025).

Bursa Efek Indonesia. Foto: benang.id/Gora Kunjana

Adapun sentimen yang memengaruhi perdagangan sepanjang pekan lalu 14-17 April 2025, yakni kekhawatiran para pelaku pasar atas dampak yang akan terjadi akibat penetapan tarif impor, Presiden Donald Trump yang menaikkan tarif impor atas barang dari China menjadi sebesar 245% karena China menetapkan tarif retaliasi kepada Amerika Serikat sebesar 125% dan statement dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell yang memperkirakan bahwa tingkat inflasi akan meningkat tahun ini karena dampak tarif yang lebih tinggi.

Selanjutnya ada pula sentimen pihak MSCI yang mengumumkan bahwa BREN, CUAN, dan PTRO tetap tidak akan dimasukkan ke dalam daftar inklusi pada review indeks bulan Mei 2025 dan serangkaian agenda emiten untuk melaporkan hasil kinerja perusahaan, pembagian dividen serta rencana melakukan buyback saham.

“Berdasarkan sentimen yang ada para pelaku pasar masih sangat berhati-hati dalam membuat keputusan dalam bertransaksi saham sebab ketidakpastian dan kekhawatiran akan dampak dari kebijakan tarif masih belum cukup mereda,” terang Indri.

Ia menambahkan para pelaku pasar khawatir kebijakan tersebut memicu inflasi dan menurunkan ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan, meskipun saat ini sebagian besar pelaku pasar domestik menilai bahwa valuasi saham di Indonesia sangat menarik untuk di koleksi.

PFS di dalam genggaman tangan. Foto: IPOT

Lebih lanjut pada Sabtu (19/4/2025) Presiden Federal Reserve Bank of San Fransisco Mary Daly mengatakan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat kemungkinan besar akan menahan suku bunga lebih lama hingga akhir tahun karena risiko peningkatan inflasi akibat penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump.

Berbicara tentang potensi market pada perdagangan 21-25 April 2025, Indri mengimbau para trader untuk mencermati sentimen dari global dan domestik. Dari global ia meminta trader mengamati sentimen S&P Global Composite PMI Flash Amerika Serikat bulan April yang diperkirakan akan turun dari level 53,5 ke level 51 (forecast) secara month to month dan Initial Jobless Claims Amerika Serikat hingga minggu ke-3 bulan April yang diperkirakan akan meningkat ke level 218.000 dibanding laporan sebelumnya yang tercatat berada di level 215.000.

Sementara itu, sentimen domestik yang wajib dipantau adalah Neraca Dagang Indonesia yang diperkirakan akan tetap mengalami surplus meski sedikit turun jika dibandingkan bulan sebelumnya ke level US$2,45 bio, dimana potensi penurunan ini disebabkan oleh lemahnya ekspor Indonesia akibat adanya penetapan tarif dan tentu saja sentimen Interest Rate Decision Indonesia yang diperkirakan akan tetap bertahan di level 5,75%.

Indri pun memprediksi, berdasarkan sentimen yang ada, pasar saham Indonesia masih bergerak volatile dengan kecenderungan melemah. Hal ini disebabkan oleh potensi besar para pelaku pasar akan melakukan transaksi yang cenderung singkat atau mengambil momentum scalping serta kecederungan untuk keluar terlebih dahulu dari pasar saham. IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700.

IPOT Chat, platform community investing pertama di Indonesia. Foto: Indo Premier

Berkaca pada sentimen dan prediksi pergerakan IHSG di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan:

1. Buy JPFA (Current Price: 2.010, Entry: 2.010, Target Price: 2.180 (8,46%), Stop Loss: 1.915 (-4,73%), Risk to Reward Ratio: 1:1,8). JPFA akan membagikan dividen tunai sebesar Rp70/saham atau dividen yield setara 3,4% (current price Rp2,010). JPFA berada dalam area konsolidasi yang kuat dengan memiliki risk & reward yang masih menarik. Jika JPFA mampu breakout dari 2080 maka JPFA berpotensi menguat hingga level 2180.

2. Buy JSMR (Current Price: 4.290, Entry: 4.290, Target Price: 4.590 (6,99%), Stop Loss: 4.150 (-3,26%) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,1). JSMR ditutup membentuk candlestick marubozu kuat sebesar 5,93% pada akhir pekan lalu. JSMR terkonfirmasi telah berbalik arah dari downtrend menjadi uptrend yang tercermin dari candlestick yang sudah breakout dari garis EMA 5, 20, dan 50. Volume transaksi JSMR pada pekan lalu masih cukup kuat untuk melanjutkan penguatannya.

3. Buy on Pullback PTBA (Current Price: 2.730, Entry: 2.680-2.700, Target Price: 2.830 (5,60%), Stop Loss: 2.610 (-2,61%) dan Risk to Reward Ratio: 1:2,1). PTBA dalam posisi strong uptrend dan saat ini bertahan di area konsolidasi kuatnya. Secara garis besar, candlestick masih bertahan kuat di atas garis EMA 5. Jika PTBA mampu breakout dari level 2.770, maka PTBA berpotensi akan menguat hingga level 2.830.

4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD). Dengan berjalannya musim laporan keuangan dan pembagian dividen, tentu dapat dijadikan momentum yang pas untuk mengoleksi instrumen investasi yang berisikan emiten-emiten yang secara rutin membagikan hasil kinerja kepada para pemegang saham atau lebih mudahnya kepada saham-saham yang tercatat pada IDX High Dividen 20. Hal ini dapat terangkum dengan jelas dan mudah pada Power Fund Series dengan kode XIHD (Premier ETF IDX High Dividend 20). (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments