Ada Sentimen GOTO, Penjualan Ritel, dan Neraca Perdagangan
Jakarta, benang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal bergerak dalam pola segitiga. Pergerakannya makin lama makin sempit dan belum tahu arahnya mau naik atau turun, tetapi diharapkan bisa break out di level 7.000 setelah pada minggu lalu ditutup menguat tipis sebesar 0.40%.
Penguatan IHSG di minggu lalu ditopang sektor infrastruktur sebesar 1,55%, basic materials sebesar 0,89% dan sektor energi sebesar 0,67%. Sementara itu sektor yang melemah paling dalam pada minggu lalu yakni sektor teknologi sebesar -2,64%, disusul sektor healthcare -1,56% dan sektor transport & logistics -0,88%.
Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan 3 sentimen yang memengaruhi laju IHSG pada minggu lalu yakni PDB Indonesia, ekspor-impor China dan inflasi AS.
Lebih rinci ia menjelaskan PDB Indonesia tumbuh di atas ekspektasi. Banyak ekonom yang menerka PDB akan turun 5%, tetapi ternyata justru berhasil tumbuh di triwulan dua sebesar 5,17% yoy yang didukung sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi.
Sementara itu, ekspor China sebagai target ekspor Indonesia tercatat menurun. Ekspor China pada Juli 2023 tercatat turun -14.5% yoy.
“Penurunan ini yang terburuk sejak Feb 2020. Sementara impor jatuh -12.4% yoy lebih dalam dibanding estimasi ekonom,” tegasnya pada Senin (14/8/2023).
Terkait inflasi AS yang telah dirilis tercatat naik 3%, padahal target the Fed 2% atau menjauhi target The Fed, takutnya suku bunga akan dinaikkan lagi.
“Jika inflasi naik, suku bunga bisa jadi akan dinaikkan lebih agresif lagi. Jika inflasi stabil maka suku bunganya aman. Pengaruhnya jika suku bunga naik itu jelek buat stock market. Jika suku bunga turun maka baik untuk pasar saham,” terangnya.
Dihadapkan pada market minggu ini, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan tiga sentimen pada minggu ini yang sudah di depan mata yakni, neraca perdagangan Indonesia, penjualan ritel Indonesia dan rilis laporan keuangan GOTO.
Terkait neraca perdagangan Indonesia, Angga menjelaskan bahwa hasil rilis data ekspor-impor China di bawah ekspektasi pasar. Anjloknya angka tersebut ikut berdampak bagi Indonesia yang menggantungkan mayoritas perdagangannya ke China.
“Semakin rendahnya impor China dari Indonesia perlu diantisipasi oleh pemerintah agar lonjakan defisit neraca dagang dapat dihindari. Berbagai kebijakan perlu dicermati dan dikaji ulang oleh pemerintah supaya dapat meningkatkan jumlah ekspor Indonesia ke China,” jelasnya.
Sementara itu terkait penjualan ritel Indonesia diprediksi mulai menurun pada September 2023 seiring berakhirnya momentum cuti bersama dan musim liburan sekolah, namun diperkirakan akan kembali meningkat pada Desember 2023.
Rilis laporan keuangan GOTO juga layak dicermati, dimana GOTO bakal merilis laporan keuangan kuartal II-2023 pada 15 Agustus 2023.
“Pendapatan GOTO diprediksi naik menjadi Rp 3,8 triliun dari kuartal sebelumnya Rp 3,3 triliun. Rugi bersih GOTO diprediksi berkurang menjadi Rp 3,7 triliun kuartal II tahun ini dari kuartal I sebesar Rp 3,86 triliun. Pergerakan harga saham GOTO berpengaruh terhadap pergerakan IHSG,” tegasnya.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, Indo Premier yang berkomitmen mengedukasi masyarakat untuk mulai belajar investasi tanpa registrasi dengan #PakeAjaDulu IPOT, merekomendasikan 5 saham untuk trading pada minggu ini hingga 18 Agustus 2023 mendatang yakni Buy on Pullback BBNI (Support: 8.625, Resistance: 9.500), Buy on Breakout JPFA (Support: 1.340, Resistance: 1.560), Buy on Breakout CPIN (Support: 5.200, Resistance: 6.000), Buy BRPT (Support: 820, Resistance: 940) dan Buy on Pullback POWR (Support: 720, Resistance: 815). (*)