Jakarta, benang.id – Indonesia pada 2nd Ocean Conference di Lisbon, Juni lalu, memperoleh apresiasi negara lain terkait upaya konkret dalam penanganan sampah, termasuk sampah plastik laut. Data menyebutkan sampah plastik Indonesia yang masuk ke laut berkurang sebesar 28,5% dari 2018 hingga 2021. Di samping itu, Indonesia telah berkomitmen dalam mengelola penanganan sampah laut hingga 70% di tahun 2025.
“Selama tiga tahun ini kita berhasil mengurangi sampah sebesar 28,5%. Walaupun masih jauh dari target pada 2025, yaitu 70%. Ini akan menjadi tantangan untuk kita semua, bagaimana mengejar percepatan di tahun 2025,” kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Rofi Alhanif pada Webinar Maritim Space: Optimalisasi Penanganan Sampah Laut di Indonesia pada Sabtu (16/7/2022), seperti dilansir maritim.go.id.
Dalam pengurangan sampah bocor hingga ke laut, Asdep Rofi menjelaskan pemerintah dan seluruh pihak juga perlu memperhatikan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir Untuk mengurangi timbulan sampah, diperlukan beberapa cara, yaitu menangani sampah sedekat mungkin dengan sumbernya, memberlakukan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan konsep circular economy, dan mencegah sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Pemerintah juga sedang gencar menggalakkan konsep ekonomi berkelanjutan atau circular economy melalui prinsip 5R yang sesuai dengan impelementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” jelasnya.
5R tersebut meliputi Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Repair. Salah satu program prioritas Making Indonesia 4.0 adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan.
Asdep Rofi juga menjelaskan, saat ini Indonesia sedang membentuk konsep “University Network” untuk melakukan monitoring sampah plastik di Indonesia dengan menggunakan drone berbasis Artificial Intelligence (AI).
“Kemarin kami sudah diskusi dengan salah satu universitas di Jerman yang sudah punya algoritma dengan menggunakan drone. Drone itu akan memonitor sungai atau pesisir, dari situ drone ini bisa mengakumulasi seberapa banyak plastik laut,” jelas Asdep Rofi.
Melalui teknologi tersebut, diharapkan Indonesia dapat mengadaptasi dan bekerja sama dengan universitas-universitas bidang kelautan di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengejar target pengurangan plastik laut sebesar 70% pada 2025.
Selanjutnya, berdasarkan Perpres No. 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, Indonesia telah menyusun lima strategi dalam Rencana Aksi Nasional (RAN). Lima strategi tersebut, diantaranya melalui gerakan nasional peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan, pengelolaan sampah yang bersumber dari darat, serta penanggulan sampah di pesisir dan laut.
Selain itu, pemerintah juga akan membuat mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan, dan penegakan hukum, serta melakukan penelitian dan pengembangan. Pemerintah juga telah membentuk tim nasional penanganan sampah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan dan ketua harian oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.