Jakarta, benang.id – Di tengah peperangan dan pengeboman yang menghancurkan rumah-rumah warga sipil, rumah sakit hingga fasilitas publik, termasuk sarana pendidikan di Palestina, dua kakak beradik asal Palestina, Mohanad Abu Mattar dan Dia Eddin Abu Mattar, bangkit dengan semangat tak kenal menyerah.
Meski menghadapi luka mendalam akibat konflik yang merenggut kedamaian tanah air mereka, keduanya tetap memiliki harapan besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Tekad Kuat untuk Menuntut Ilmu
Di awal masa peperangan, Mohanad dan keluarga yang berasal dari Gaza Utara merasakan dampak buruk akibat pengeboman yang diluncurkan pasukan pertahanan Israel ke wilayah Gaza Utara. Kampus Mohanad, Islamic University, turut hancur dalam serangan tersebut.
Dalam situasi yang semakin mencekam dan tak menentu, Mohanad dan keluarga terpaksa mengambil langkah berat untuk pindah ke Nuseirat di Jalur Gaza, tempat mereka bertahan hidup selama hampir dua bulan, berjuang di tengah keterbatasan dan ancaman yang terus menghantui.
Namun, nasib buruk kembali menghampiri mereka. Pasukan tentara Israel memperluas jangkauan pengeboman hingga ke wilayah Nuseirat. Di tengah ketidakpastian yang menghampiri, Mohanad dan keluarganya terpaksa meninggalkan tempat perlindungan mereka dan melanjutkan perjalanan penuh risiko menuju Rafah di Gaza Selatan, berharap menemukan sedikit keamanan di tengah pertempuran yang terus meluas.
Selama hampir lima bulan berada di Rafah, tekad Mohanad untuk melanjutkan pendidikan semakin menggebu. Meski dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, semangatnya untuk menuntut ilmu tak pernah padam. Dengan tekad bulat, ia mulai mencari informasi tentang peluang beasiswa melalui internet. Usahanya pun membuahkan hasil ketika ia bertemu dengan seorang teman yang memperkenalkan informasi tentang beasiswa pendidikan di Indonesia, membuka jalan baru bagi impian besar yang ingin ia raih.
Banyak Cara untuk Membantu Palestina

Meski diliputi keraguan dan ketidakpercayaan diri, Mohanad tak membiarkan kesempatan berharga ini terlewat begitu saja. Dengan keyakinan yang perlahan tumbuh, ia memutuskan untuk mencoba dan mendaftar beasiswa pendidikan di Indonesia, tepatnya di Universitas Mataram. Bersama adiknya, Dia, Mohanad akhirnya mengambil langkah berani untuk mendaftarkan diri, membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah meski tantangan terus menghadang.
Pada hari terakhir Ramadan 2024, pengumuman yang ditunggu akhirnya keluar. Mohanad dan Dia dinyatakan lulus dan berhasil meraih beasiswa untuk belajar di Universitas Mataram. Namun, meskipun harapan mereka mulai terwujud, perjalanan belum sepenuhnya mudah. Peperangan yang terus melanda dan menghancurkan fasilitas publik serta pemerintahan memaksa mereka untuk meninggalkan Gaza dan menuju Mesir, demi mengurus visa Indonesia, sebuah langkah terakhir yang penuh tantangan sebelum memulai perjalanan pendidikan mereka.
Setelah mendapat visa, mereka pun akhirnya dapat menjejakkan kaki di Indonesia, tepatnya di Lombok sebagai Mahasiswa Universitas Mataram Jurusan Teknik Informatika.
Meskipun mereka berhasil mendapatkan beasiswa yang menanggung biaya kuliah, kesulitan tetap menghantui mereka. Beasiswa tersebut belum mencakup biaya hidup selama mereka menjalankan masa studi di Indonesia. Kebingungan kembali menyelimuti keduanya, dari mana mereka akan mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tanah yang jauh dari rumah?
Melalui program BSI Scholarship, BSI Maslahat dengan cepat merespons kebutuhan mendesak ini dengan memberikan bantuan beasiswa biaya hidup. Beasiswa tersebut diberikan kepada Mohanad, Dia, dan seorang mahasiswa Palestina lainnya, Ahmed Islam Abu Nima, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dengan baik di Indonesia hingga sarjana.
Bantuan beasiswa melalui BSI Scholarship adalah wujud nyata kepedulian BSI dan BSI Maslahat terhadap hak anak-anak Palestina untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Beasiswa BSI Scholarship bagimahasiswa Palestina juga menjadi bukti, meskipun tantangan besar dihadapi, masih banyak cara untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina, memberikan mereka harapan baru dan peluang yang lebih baik bagi anak-anak Palestina dalam menyelesaikan pendidikan hingga sarjana. Sehingga kelak, mereka bisa membangun tanah air Palestina menuju kemajuan dan kedamaian.
Mari terus bergandeng tangan dalam membantu rakyat Palestina tanpa lelah. BSI Maslahat adalah lembaga Amil Zakat Nasional dan Nadzir Wakaf mitra strategis dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang terdepan dalam mengelola zakat dan turut menguatkan ekosistem ekonomi syariah. (*/GK)