Friday, September 20, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiIni Rekomendasi Hipmi Terkait Kondisi Ekonomi Indonesia yang Deflasi Tiga Kali Beruntun

Ini Rekomendasi Hipmi Terkait Kondisi Ekonomi Indonesia yang Deflasi Tiga Kali Beruntun

Jakarta, benang.id  – Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira, menilai deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut di Indonesia mencerminkan adanya permasalahan mendasar dalam perekonomian nasional.

“Penurunan daya beli masyarakat yang ditandai dengan deflasi tiga bulan berturut-turut menunjukkan adanya permasalahan mendasar dalam perekonomian Indonesia. Deflasi sering kali merupakan tanda bahwa permintaan agregat dalam perekonomian menurun, yang bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Anggawira, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada kondisi ini, lanjut Anggawira, antara lain ketidakpastian ekonomi global yang dapat berdampak pada perekonomian domestik, mengurangi ekspor dan investasi asing.

Selain itu, data menunjukkan penurunan konsumsi pada sektor makanan, minuman, dan rokok yang mungkin disebabkan oleh kenaikan harga barang-barang pokok atau penurunan pendapatan masyarakat. Meskipun inflasi yang terkendali merupakan hal yang baik, inflasi yang terlalu rendah atau deflasi dapat menandakan lemahnya permintaan konsumen.

Untuk mengatasi situasi ini, Anggawira memberikan beberapa rekomendasi. Pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan stimulus fiskal untuk mendorong konsumsi dan investasi, seperti program bantuan sosial atau pengurangan pajak yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Menarik investasi baik domestik maupun asing melalui kebijakan yang ramah investasi, serta memperbaiki infrastruktur dan regulasi juga menjadi langkah penting.

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira. Foto: dok. pribadi

Selain itu, Anggawira mendorong penguatan sektor riil dengan memberikan insentif atau subsidi untuk sektor-sektor seperti pertanian, manufaktur, dan pariwisata yang memiliki multiplier effect tinggi. Diversifikasi produk ekspor dan membuka pasar baru dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional yang mungkin sedang lesu.

Melanjutkan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi, seperti reformasi birokrasi, penguatan sistem pendidikan dan pelatihan kerja, serta digitalisasi ekonomi, juga menjadi rekomendasi penting dari Anggawira.

“Langkah-langkah ini perlu diambil secara cepat dan efektif untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, serta mencegah dampak lebih lanjut dari deflasi yang berkepanjangan,” tegas Anggawira.

Dengan implementasi kebijakan yang tepat, Anggawira optimistis bahwa perekonomian Indonesia dapat pulih dan kembali tumbuh secara berkelanjutan. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments