Thursday, November 21, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalInternational Masterclass Introduction for Main Street Digelar di UGM 18-21 September

International Masterclass Introduction for Main Street Digelar di UGM 18-21 September

Yogyakarta, benang.id – Untuk pertama kali International Masterclass “Introduction for Main Street” bakal digelar di Indonesia atau tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada 18-21 September 2023.

Yogyakarta menjadi tempat digelarnya acara internasional itu menyusul rekomendasi Saudi Arabia dalam sesi 45 World Heritage Committee UNESCO di Riyadh, agar “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks” ditetapkan sebagai World Heritage Site.

Penetapan nominasi Yogyakarta sebagai World Heritage Site menuntut pula peningkatan kompetensi kolaborasi pelestarian dan pengelolaan World Heritage Site dari berbagai pemangku kepentingan di Yogyakarta.

“International Masterclass menjadi salah satu cara untuk peningkatan kompetensi tersebut dan kesempatan langka ini perlu pula dipelajari oleh kawasan-kawasan pusaka yang lain di Indonesia”, jelas Laretna T Adishakti, Dosen Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, selaku Ketua Panitia Pelaksana International Masterclass.

Event internasional ini diselenggarakan oleh Grup Riset Pelestarian & Pengelolaan Kota Pusaka, Engineering Research and Innovation Center/ERIC FT UGM, Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), dan Heritage Strategies International (HIS) Washington DC, USA.

Kegiatan ini juga memperoleh dukungan dari Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta;  dan Keluarga Alumni Teknik Universitas Gadjah Mada (Katgama).

“Mengacu pengalaman implementasi  ‘Main Street’ di banyak negara, ditengarai pendekatan ini mampu merevitalisasi Kawasan World Heritage Site”, imbuh Laretna.

Menurut Laretna, Amerika Serikat telah 40 tahun melaksanakan “Main Street” yaitu sebuah pendekatan sistematis untuk menggunakan bangunan pusaka sebagai dasar revitalisasi kawasan bisnis atau niaga.

Laretna T Adishakti, Dosen Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM, Ketua Panitia Pelaksana International Masterclass. Foto: Istimewa

“Main Street” sejauh ini telah menjadi bentuk pembangunan ekonomi yang paling hemat biaya di AS. Lebih dari 2000 kota telah menggunakan Pendekatan “Main Street” untuk membangkitkan kembali kehidupan ekonomi di kawasan binsis atau niaga mereka, termasuk Boston, Philadelphia, Baltimore, Chicago, Washington dan lain-lain.

“Upaya revitalisasi ‘Main Street’ yang luar biasa sukses, dilakukan dengan Pendekatan empat titik yaitu Organisasi, Promosi, Desain, dan Vitalitas Ekonomi”, tambah Laretna.  

Selanjutnya Laretna menjelaskan rahasia kesuksesan “Main Street”  adalah karena komprehensif.  Perbaikan bangunan pusaka memang diperlukan, tetapi ini saja tidak cukup untuk revitalisasi – dibutuhkan elemen lain dari Pendekatan Main Street.

Main Street juga bertahap – program ini tidak menjanjikan perbaikan dan solusi instan, serta dibangun di atas aset yang ada, bekerja melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, pemilik bisnis dan properti, serta organisasi lain.

Kegiatan International Masterclass  “Introduction for Main Street” akan menghadirkanfasilitator yang sangat kompeten di bidangnya. Seperti Mr Donovan Rypkema (Principal, HIS), Mr Rodney Swink FASLA PLA (Senior Associate for Planning and Development, HIS),  Ms Katlyn Cotton (Director of Communications and Design, HIS), Dr Laretna T Adishakti (ERIC FT UGM & BPPI), Dr Catrini P Kubontubuh (Ketua Dewan Pimpinan BPPI & Ketua SEACHA), dan Dr Amiluhur Soeroso (Kaprodi Magister Pariwisata STIPRAM Yogyakarta & Pengurus ISEI Yogyakarta).

Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta Y Sri Susilo mengharapkan pelatihan ini diikuti oleh perwakilan pemerintah (pusat dan daerah), akadenisi, profesional bidang arsitektur, pelestarian pusaka serta bisnis dan ekonomi.  

“Peserta diharapkan memahami konsep pendekatan empat titik dari ‘Main Street’ dan bagaimana menggunakannya untuk merevitalisasi area kawasan pusaka,” ujarnya dalam rilis kepada media. Menurut  Susilo, peserta juga akan memperoleh sertifikat dan bagi anggota IAI ditambah KUM 32.  (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments