Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiKetika Wayang Kulit & Pentas Reog Sosialisasikan Rupiah

Ketika Wayang Kulit & Pentas Reog Sosialisasikan Rupiah

Yogyakarta, benang.id –  Salah satu tugas Bank Indonesia (BI) adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah. BI pun mengajak masyarakat Indonesia untuk turut mengikuti kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah (CBPR).

Berkaitan dengan hal tersebut Kantor Perwakilan BI DIY bekerjasama dengan ISEI Cabang Yogyakarta menyelenggarakan kampanye CBPR. Kampanye atau sosialisasi tersebut diselenggarakan Jumat dan Sabtu (23-24/9/22).

Uniknya, kegiatan sosialisasi ini dilakukan melalui pergelaran wayang kulit dan pentas reog yang berlangsung di Lapangan Bukit Cubung, Botokan, Jatirejo, Lendah, Kulon Progo, DIY.

Perangkat desa, pengurus Desa Wisata Jatirejo beserta masyarakat menyambut baik aktivitas tersebut dalam wujud menjadi panitia pelaksana. Pemangku kepentingan lain yang juga mendukung acara tersebut yaitu Kafegama DIY, FEB UGM, dan FBE UAJY.

“Bank Indonesia mendukung event seperti wayang kulit serta pentas reog untuk mendukung seni dan budaya. Wayang kulit dapat digunakan sebagai sarana untuk sosialisasi rupiah (CBPR)”, jelas Budiharto Setyawan, Kepala Perwakilan BI DIY.

Menurut Budiharto, cinta rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain Rupiah, memperlakukan Rupiah secara tepat, menjaga dirinya dari kejahatan uang palsu.

Sosialisasi rupiah lewat wayang dan reog
Penyerahan wayang kulit dari Budiharto Setyawan (Kepala BI DIY) kepada Dalang Ki Geter Pramuji Widodo. Foto: ISEI Yogyakarta/Istimewa

Kemudian, bangga rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan Masyarakat memahami rupiah sebagai alat pembayaran yang SAH, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa. 

Akhirnya, paham Rupiah merupakan perwujudan kemampuan Masyarakat memahami peran Rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.

“Pergelaran wayang kulit dan pentas reog diselenggarakan untuk pengembangan Desa Wisata Jatirejo”, tegas Eko Suwardi, Ketua ISEI Cabang Yogyakarta.

Menurut Eko, ISEI Cabang Yogyakarta yang didukung oleh BI DIY dan Bank BPD DIY mempunyai program kerja untuk mendukung pengembangan desa wisata dan kampung wisata. Wujud nyata kontribusi ISEI Cabang Yogyakarta, khususnya dalam pengembangan kelembagaan dan pengembangan kapasitas termasuk sumber daya manusia.

“Kami mewakili Desa Wisata Jatirejo mengucapkan terima kasih  kepada BI DIY, ISEI Cabang Yogyakarta dan seluruh pemangku kepentingan  yang telah mendukung acara pergelaran wayang kulit dan pentas reog di desa kami”, jelas Tristi Sinta Wati, Ketua Desa Wisata Jatirejo dan juga Dirut BUMdes Jati Unggul.

Sinta berharap  ke depan dukungan untuk Desa Wisata Jatirejo dan BUMDes Jati Unggul baik dalam sumbangan pemikiran, pelatihan, pendampingan dan dana pembangunan fisik.

Gelar wayang kulit dengan lakon “Banjaran Karno” dengan dalang Ki Geter Pamuji Widodo dan bintang tamu Apri dan Mimin ditonton sekitar 2.000 masyarakat Desa Jatirejo dan sekitarnya.

Sedangkan pentas reog “Kridho Beksa Wirayudha” dengan lakon “Burisrawa Rante” & “Anilo Prahasto” dihadiri sekitar 1.000 penonton.

“Kegiatan gelar wayang kulit dan pentas reog tersebut direncanakan akan diselenggarakan secara rutin”, jelas Y. Sri Susilo, Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta, dalam siaran persnya. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments