Ende, benang.id – Keuskupan Agung Ende secara resmi meluncurkan Gerakan Kelompok Umat Basis (KUB) Ramah Anak, pada Minggu (5/1/2025). Di tingkat Keuskupan, launching ini ditandai dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Ende, Mgr Paulus Budi Kleden SVD di Paroki St Mikhael Maukeli. Pada hari yang sama, dalam perayaan Ekaristi di paroki-paroki dilaksanakan juga launching gerakan ini.
RD Damianus Dionisius Nuwa, Sekretaris Keuskupan Agung Ende, dalam keterangannya, Minggu (5/1/2025), mengungkapkan bahwa setelah menginisiasi Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil pada tahun 2024, Keuskupan Agung Ende memutuskan untuk memulai Gerakan KUB Ramah Anak sebagai implementasi dari amanat Muspas VIII Keuskupan Agung Ende.
“Sambil tetap meneruskan Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil, Keuskupan Agung Ende melihat penting dan mendesaknya membangun masyarakat dan Gereja yang semakin ramah anak berbasis KUB. Hal ini lahir dari kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap anak dan keprihatinan akan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak,” ujar Rm Damianus.
Simak https://www.youtube.com/live/TK9gNJKQafY
Dalam kerja sama dengan berbagai pihak terkait, jelas dia, Gerakan ini hendak mengupayakan beberapa aksi konkret misalnya menyusun jadwal kegiatan anak yang memperhatikan berbagai aspek penting demi perkembangan holistik seorang anak, mendorong kebiasaan baik dalam keluarga supaya anak memiliki kecakapan sosial, meningkatkan partisipasi anak dalam doa dan ekaristi, menghapus berbagai tindak kekerasan fisik maupun verbal dan kekerasan seksual terhadap anak serta mendorong anak-anak untuk menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab.
“Karena kesadaran akan pentingnya KUB sebagai focus, locus dan subjek pastoral maka kesuksesan Gerakan ini mengandalkan partisipasi seluruh umat dalam KUB-KUB. Selain itu, kerja sama dengan pemerintah, pemuka adat, lembaga pendidikan dan LSM-LSM sangat dibutuhkan,” ujar Rm Damianus.
Terakhir, Rm Damianus mengatakan Gereja Keuskupan Agung Ende mengharapkan bahwa dengan ini, seluruh masyarakat dapat bergerak bersama untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak yang merupakan masa depan Gereja dan masyarakat.
“Anak-anak merupakan anugerah bukan saja bagi keluarga tapi juga bagi seluruh Gereja dan masyarakat. Karena itu, komitmen semua pihak bagi perkembangan anak yang sehat dan integral merupakan sebuah keharusan,” pungkasnya. (*/GK)