Labuan Bajo, benang.id – Dalam rangka memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santo Paulus Ruteng menggelar pertemuan strategis yang membahas sejumlah inisiatif penting, termasuk partisipasi dalam konferensi, penguatan kerja sama kelembagaan, serta aktivasi ruang kreatif Parapuar.
Pertemuan ini membahas bentuk kolaborasi dalam penguatan sektor pendidikan, pariwisata, dan budaya di kawasan Labuan Bajo dan Manggarai Raya pada Rabu (13/8/2025) di Ruang Rapat BPOLBF, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi awal yang telah dilakukan antara Rektor Unika Santo Paulus Ruteng dengan Plt Direktur Utama BPOLBF periode 2024, Frans Teguh pada 20 Juni 2025 lalu di Kantor BPOLBF. Pertemuan tersebut membahas berbagai peluang kerja sama strategis, termasuk keterlibatan BPOLBF dalam Seminar Internasional Initiative for the Study of Asian Catholics (ISAC) 2025 yang akan dilaksanakan pada 17–20 September 2025 mendatang di Ruteng. NTT.

Seminar ini mengangkat isu strategis terkait kepariwisataan berkelanjutan dan menjadi hasil kerja sama antara Unika Santo Paulus Ruteng, Universitas Gadjah Mada (UGM), ISAC Singapore, dan mitra-mitra lokal lainnya. BPOLBF diharapkan dapat mengambil peran sebagai co-host dan mitra utama dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menyampaikan komitmen kuat untuk menghadirkan BPOLBF secara langsung dalam kegiatan Seminar Internasional ISAC 2025 yang akan berlangsung pada 17–20 September 2025 di Ruteng. Ia menegaskan bahwa kerja sama kelembagaan antara BPOLBF dan Unika Santo Paulus Ruteng akan segera ditindaklanjuti secara teknis melalui penyusunan Nota Kesepahaman (MoU).
“BPOLBF berkomitmen untuk memberikan dukungan nyata melalui berbagai bentuk kontribusi. Di antaranya adalah promosi kegiatan melalui kanal media sosial resmi BPOLBF serta penandatanganan MoU antara Unika dan BPOLBF. MoU ini kami maksudkan untuk memperkuat kerja sama dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, mencakup pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta program pemagangan di lingkungan BPOLBF”, ujar Marhen.

Sebagai bagian dari aktivasi Parapuar, BPOLBF juga menargetkan agar dari 16 prodi Unika, setidaknya dapat berpartisipasi dalam 1–2 kali penampilan setiap bulan dalam agenda rutin Weekend at Parapuar, sebagai bentuk kontribusi berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem seni budaya dan kreativitas lokal.
“Parapuar saat ini sedang kami aktifkan sebagai ruang ekspresi dan kreativitas budaya Manggarai. Kami berharap ke depan, 16 program studi di Unika bisa turut menampilkan pertunjukan secara rutin dalam kegiatan Weekend at Parapuar. Ruang ini juga terbuka untuk pelaksanaan KKN tematik, pengabdian dosen, maupun penelitian mahasiswa dari Unika. Ini akan kami masukkan dalam MoU sebagai bentuk sinergi jangka panjang”, tambah Marhen.

Lebih lanjut, BPOLBF mendorong agar Unika turut aktif berkontribusi dalam menciptakan dampak nyata bagi wilayah koordinatif BPOLBF, khususnya dalam pengembangan program-program berbasis masyarakat dan pelestarian budaya lokal.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unika Santo Paulus Ruteng, Dr Agustinus Manfred Habur Lic Teol menegaskan bahwa Seminar internasional ini merupakan bagian dari kegiatan yang didukung oleh Initiative for the Study of Asian Catholics (ISAC) dan menjadi momentum strategis untuk memperkuat jejaring kerja sama antar-lembaga, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Menyambut baik peluang kolaborasi bersama BPOLBF, khususnya dalam mendukung penguatan peran perguruan tinggi di wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya. Salah satu bentuk kolaborasi konkret yang tengah dirancang adalah pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di kawasan Parapuar.

“Tema KKN yang sedang kami jalankan saat ini berfokus pada isu pangan. Harapannya, tahun depan kegiatan serupa bisa berlangsung di Labuan Bajo, khususnya di kawasan Parapuar. Namun, jika tidak dalam bentuk KKN, kami akan mengalokasikannya melalui program magang mahasiswa”, jelas Dr Agustinus Manfred atau yang biasa disapa RD. Manfred tersebut.
Melalui kolaborasi ini, Unika berkomitmen untuk mengambil bagian dalam memperkuat keterlibatan akademik dalam pembangunan daerah, khususnya dalam mendukung ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat lokal. (*/GK)