Ch Arie Sulistiono dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata, Semarang
Semarang, benang.id – Kesinambungan sebuah perusahaan keluarga ditentukan oleh kemampuannya dalam memenuhi komitmen dan kaidah konsep corporate sustainability. Hal-hal kaidah yang harus dipenuhi adalah kemampuan untuk memberikan keuntungan secara finansial masa kini dan masa datang. Kemampuan perusahaan keluarga beradaptasi dan berkontribusi terhadap lingkungan dan mampu meningkatkan interaksi sosial dalam mencapai kesejahteraan bersama.
Demikian salah satu poin dari lima hasil penelitian Promovendus Drs Christianus Arie Sulistiono MM, alumni FISIP Undip Semarang dan Program Pasca Sarjana Universitas Semarang, yang dipresentasikan dalam Sidang Terbuka – Promosi Doktor Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata di Gedung Santo Thomas Aquinas Lantai III Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kamis (15/8/2024) pukul 09.00 – 12.00 WIB.
Simak di https://www.youtube.com/live/fRx5jsipxJ8
Arie Sulistiono yang merupakan eksekutif perusahaan swasta di Semarang dan Jakarta sekaligus Konsultan Pengembangan Manajemen ini, melakukan penelitian disertasi dengan promotor Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc dan Ko-Promotor: Prof Dr Berta Bekti Retnawati SE Msi.
Di hadapan Tim Penguji dan para undangan Sidang Terbuka Promovendus melakukan presentasi dan menjawab pertanyaan dari tim penguji yang terdiri atas. Ketua Tim Penguji: Prof Dr Ignasius DA Sutapa MSc, Sekretaris Penguji: Dr Ir Fl Budi Setiawan MT, Penguji Eksternal: Prof Dr Supramono SE MBA DBA, Penguji Internal: Dr Agustinus Joko Purwoko SH MHum, Dr Elisabeth Lucky Maretha S Msi.
Disertasi dari hasil pemikiran dan proses penelitian yang disajikan mengambil judul “KONSTRUKSI MODEL KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN KELUARGA DALAM PERSPEKTIF CORPORATE SUSTAINABILITY “. Penelitian kualitatif yang menggunakan metode Intrepretatif Phenomenological Analisys (IPA) membedah masalah-masalah terkait Kesinambungan Perusahaan keluarga dan keberlanjutan lingkungan.
Arie Sulistiono mengungkapkan bahwa sejarah dunia mencatat perusahaan keluarga yang berusia panjang adalah Kongo Gumi Company di Jepang, sebuah perusahaan konstruksi yang mencapai 14 abad dan baru berakhir tahun 2006. Panjangnya usia perusahaan bisnis keluarga ini hingga melibatkan 40 generasi kepemimpinan organisasi tersebut. Dalam diskusi hasil penelitian baru-baru ini terungkap bahwa usia rata-rata bisnis keluarga yang dapat mencapai ratusan tahun kemudian menyusut menjadi 47 tahun dan saat ini rata-rata hanya mencapai 17 tahun.
Data lain menunjukkan bahwa bisnis keluarga makin tidak bertahan lama transisi dari generasi pertama ke generasi kedua dan seterusnya makin mengalami penurunan kesinambungannya. Proses regenerasi kepemimpinan perusahaan keluarga merupakan isu strategis dan lemahnya regenerasi dalam bisnis keluarga tidak jarang mematikan usaha yang telah dirintis. Dari data penelitian menunjukkan hanya 5% dari begitu banyak perusahaan keluarga bertahan sampai generasi ke-empat. Kondisi di Indonesia juga kurang lebih sama dengan situasi kondisi di berbagai negara. Sehingga memunculkan harapan dan tantangan untuk memperbaiki kondisi dan situasi yang ada.
“Penelitian ini penting dilakukan untuk mendukung harapan perlunya kesinambungan perusahaan keluarga. Dengan penelitian ini dapat ditemukan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam menjamin kesinambungan perusahaan keluarga,” ujar Arie Sulistiono.
Promovendus menyajikan rumusan masalah yang menjadi perhatian penelitian adalah: Adanya kebutuhan untuk membangun model kesinambungan perusahaan keluarga dewasa ini dengan perspektif corporate sustainability dengan memahami tantangan regenerasi pelaku bisnis perusahaan keluarga dan keberlanjutan lingkungan. Sehingga penelitian ini sekaligus memunculkan novelty / kebaruan penelitian yaitu suatu analisis kesinambungan perusahaan keluarga berdasarkan konsep corporate sustainability untuk membangun sebuah model kesinambungan perusahaan keluarga sebagai perwujudan kajian interdisipliner antara bidang keilmuan bisnis dan ilmu lingkungan.
Dari telaah literatur dan data penelitian, Arie menyimpulkan kenyataan bahwa perusahaan keluarga mempunyai tantangan dan tekanan dari dua hal penting dan berat saat ini, yaitu regenerasi pelaku usaha dan keberlanjutan lingkungan. Pada satu sisi tantangan dan tekanan menyangkut regenerasi perusahaan keluarga dapat diatasi dengan kebijakan internal melalui pilihan format-organisasi perusahaan keluarga.
Di sisi lain yang sulit dan tidak dapat ditawar-tawar adalah menyangkut faktor keberlanjutan lingkungan. Keberlanjutan Lingkungan berarti komitmen dan realisasi perusahaan keluarga terhadap : Minimalisasi efek gas rumah kaca, Pengolahan Limbah dan pengurangan Polutan – sampah, Menjaga Kualitas Udara dan Air, Pelestarian sumberdaya alam, konservasi keanekaragaman hayati, penggunaan energi baru dan terbarukan.
Dalam melaksanakan penelitian untuk menyusun disertasi ini, promovendus menghadapi banyak kendala karena pada tahun 2020 – 2023 terjadi kondisi pandemi Covid-19 secara global, termasuk Indonesia. Sehingga adanya pembatasan aktivitas dan operasional perusahaan menjadikan peneliti mengalami kesulitan mendapatkan partisipan penelitian / narasumber dan banyak perusahaan yang rencana menjadi model penelitian berkeberatan untuk bekerjasama dan menerima peneliti untuk melakukan wawancara dan diskusi. “Namun segala sesuatu yang sudah dimulai harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai target dan sasaran pencapaian penelitian tersebut,” jelasnya.
Akhirnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , dengan menganalisa data temuan penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut: Pertama, Kesinambungan sebuah perusahaan keluarga ditentukan oleh kemampuannya dalam memenuhi komitmen dan kaidah konsep corporate sustainability. Hal-hal kaidah yang harus dipenuhi adalah kemampuan untuk memberikan keuntungan secara finansial masa kini dan masa datang. Kemampuan perusahaan keluarga beradaptasi dan berkontribusi terhadap lingkungan dan mampu meningkatkan interaksi sosial dalam mencapai kesejahteraan bersama.
Kedua, Pelaku Bisnis perusahaan keluarga memandang pentingnya faktor-faktor: visi dan misi yang kuat dan mampu memberikan tantangan dan peluang serta harapan kepada generasi penerus untuk melanjutkan bisnis keluarga. Selain itu faktor pendukung dan pendorong kesinambungan perusahaan keluarga memainkan peranan yang penting. Pewaris dan penerus bisnis perusahaan keluarga perlu menyadari dan mewaspadai adanya faktor kendala dan penghambat kesinambungan perusahaan keluarga. Selanjutnya faktor survival strategy yang harus dimiliki dalam menghadapi perubahan iklim usaha dan krisis yang terjadi dalam operasional usaha.
Ketiga, Dari penelitian ini ternyata kesinambungan perusahaan keluarga dari pihak pendahulu / kalangan perintis usaha sudah tidak mewajibkan anak atau anggota keluarga dan saudara sedarah untuk menjadi penerus kesinambungan perusahaan keluarga. Ada pilihan-pilihan yang lebih strategis dalam menentukan kesinambungan perusahaan keluarga agar tetap menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan keluarga yang telah dirintis.
Keempat, Memahami keseluruhan bagian penelitian ini peneliti menemukan kenyataan bahwa pewaris dan penerus usaha menghadapi 2 (dua) tantangan utama dalam proses kesinambungan perusahaan keluarga yaitu tantangan regenerasi pelaku bisnis pada satu sisi dan tantangan keberlanjutan lingkungan di sisi lainnya. Kedua tantangan berat tersebut berhubungan langsung dengan tata kelola ( good corporate governer ) menyangkut aspek manajemen dan pemenuhan legalitas usaha dan ketentuan hukum pemerintah dimana perusahaan berada di lingkungan usahanya.
Kelima, terkait dengan keberlanjutan lingkungan dari penelitian dan observasi yang dilakukan terhadap perusahaan partisipan penelitian disimpulkan bahwa pemenuhan komitmen dan tindakan yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan masih belum keseluruhan dipenuhi, baru sebagiannya saja. Masih perlu perhatian yang serius dan signifikan dalam memenuhi komitmen dan tindakan menyangkut penggunaan energi baru dan terbarukan ( EBT ), pelestarian keanekaragaman hayati dan pelestarian sumberdaya, serta upaya-upaya yang lebih nyata dalam mengurangi efek gas rumah kaca dalam menjalankan proses produksi.
Arie menambahkan, penelitian ini meskipun bersifat praktis dan lebih banyak mengungkapkan realitas praktek bisnis akan tetapi juga mampu memberikan kontribusi bagi kekayaan teoritis. Implikasi hasil penelitian ini mempunyai implikasi teoritis dan implikasi praktis.
Implikasi Teoritis, Dengan berbagai temuan dan hasil kesimpulan penelitian ini memberikan kontribusi nyata dalam implikasi teori corporate sustainability–the triple bottom line of sustainability dalam praktek nyata pada organisasi bisnis dan memperkaya konsep-konsep pemikiran yang terkait dengan kesinambungan perusahaan keluarga. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan keterkaitan antara aspek regenerasi pelaku bisnis dengan pemenuhan aspek keberlanjutan lingkungan yang menjadi faktor strategis dalam menentukan kesinambungan perusahaan keluarga dari generasi ke generasi.
Sedangkan Implikasi Praktis. secara praktis penelitian ini menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam usaha-usaha membantu menfasilitasi dan menstimulasi bagaimana perusahaan–perusahaan keluarga yang jumlahnya sangat besar di Indonesia dapat terus berkesinambungan dan lestari.
Untuk kalangan pelaku bisnis perusahaan keluarga yang belum memiliki pemahaman dan wawasan yang lebih luas dan moderen tentang kesinambungan perusahaan keluarga dapat menggunakan model dan pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk coba diterapkan di lingkup perusahaannya.
Bagi kalangan pemerintah yang menerbitkan dan mengawasi pelaksanaan regulasi dalam bidang bisnis, dengan hasil penelitian ini mendapatkan pemahaman tentang aspek-aspek penting dan strategis dalam menjaga kesinambungan perusahaan keluarga dan perusahaan pada umumnya, yang mempunyai peranan penting bagi perekonomian masyarakat.
Hal – hal tersebut di atas, tandas Arie Sulistiono, perlu menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam menjaga kesinambungan perusahaan keluarga, mengingat besarnya kontribusi perusahaan keluarga dalam bidang ekonomi bagi negara. “Kontribusi yang dimaksud adalah besarnya penyerapan tenaga kerja yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat serta dalam menjaga kelangsungan hidupnya melalui kesinambungan banyak perusahaan keluarga,” imbuhnya.
Terakhir, Aris Sulistiono berharap hasil penelitiannya mampu memberikan kontribusi yang berguna bagi dunia usaha/ bisnis – khususnya regenerasi pelaku bisnis perusahaan keluarga dan pelestarian lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat di bumi. (*)