Jakarta, benang.id – Usai sukses menggelar diskusi publik dengan tema ‘Memaknai Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Mau Apa Kesini,?’ pada 20 Juli 2024 lalu, Lafadz Nusantara Center kembali melakukan konsolidasi dan audiensi dengan Islamic Cultural Center (ICC) serta mengajak semua stakeholder untuk menyambut baik rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 mendatang.
Direktur Lafadz Nusantara Center, Deni Iskandar mengatakan, pihaknya terus melakukan konsolidasi kepada semua pihak, terlebih kepada tokoh-tokoh dan organisasi masyarakat Islam Sunni dan Syi’ah yang ada di Indonesia.
“Alhamdulillah, tadi kami diskusi serta audiensi dengan Islamic Cultural Center (ICC). Kemudian kami juga diterima dengan baik. Dalam diskusi itu kami mengajak semua pihak terkhusus umat Islam baik dari kalangan Sunni dan Syi’ah di Indonesia ini, untuk sama-sama menyambut baik dan memberikan apresiasi atas rencana kunjungan Paus Fransiskus sebagai Presiden Takhta Suci Vatikan yang rencananya akan berkunjung ke Indonesia ini,” kata Deni Iskandar, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Menurut dia, kunjungan Paus Fransiskus penting untuk disambut baik dan diapresiasi oleh bangsa Indonesia. Sebab kehadirannya ini unik dan istimewa.
“Selain sebagai Presiden Takhta Suci Vatikan, Ia juga Pimpinan Gereja Katolik Dunia, yang sangat concern bicara soal kemanusiaan, perdamaian, dan penting membangun dialog dengan kalangan umat manusia. Selain itu, Paus Fransiskus juga adalah sosok yang menentang keras dan kontra terhadap status quo. Nah ini artinya, negara kita akan kedatangan tamu negara yang adalah tokoh dunia jadi Paus Fransiskus itu tokoh dunia,” tegas Deni.
Senada, Humas Islamic Cultural Center (ICC), Mujib Munawan mengatakan pihaknya mengapresiasi dan menyambut baik rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, terlebih pada sosok Paus Fransiskus sendiri, dikenal sebagai sosok baik, bijaksana dan dialogis.
“Kita menyambut baik kedatangan Paus Fransiskus dan siapa pun yang datang dengan niat dan tujuan yang baik. Bahkan kita siap membuka tangan untuk berkolaborasi setiap hal yang positif dan bermanfaat,” kata Mujib.
Sementara itu, Sekretaris Nasional Pandu Ahlul Bait mengatakan bahwa rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga dinilainya akan menjadi parameter bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan moderat, dan juga tidak melupakan isu-isu kemanusiaan dan isu solidaritas global.
“Sebagai bangsa yang bermartabat, kita juga harus menunjukkan kalau kita adalah bangsa yang moderat dan terhormat. Karenanya upaya mensolidkan persatuan dan kemanusiaan di muka bumi, harus kita dukung. Kemudian berbicara tentang solidaritas secara global, jangan juga kita melupakan isu Palestina sebagai isu sentral pembicaraan. Karena konstitusi kita menentang penjajahan dan terus mengupayakan kemerdekaan setiap bangsa yang terjajah.” tegasnya.
Adapun Islamic Cultural Center (ICC) merupakan sebuah yayasan yang berbasis Islam yang berdiri pada tahun 1998 dengan nama Al-Huda. Yayasan ini didirikan oleh Ust Husein Shahab, Ust Umar Shahab O Hashem, Ust Jalaluddin Rakhmat, dan beberapa tokoh lain. Pada tahun 2003 Yayasan ini berubah nama menjadi Islamic Cultural Center (ICC).
Seperti diketahui, dalam membangun dialog sebagai jalan dan jembatan perdamaian, Paus Fransiskus juga pernah berkunjung ke Irak pada tahun 2023, dan berjumpa dengan Ayatullah Agung Ali al- Sistani, sebagai pimpinan Islam Syi’ah. (*)
