Sebuah dokumenter #DenganHati untuk menjaga kelestarian alam dan hidup berdampingan secara harmonis.
Jakarta, benang.id – Permata Bank menegaskan komitmennya secara berkelanjutan dalam pengembangan komunitas untuk menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui peluncuran Film Dokumenter “Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh”, pada momen Hari Gajah Sedunia (World Elephant Day).
Karya hasil kolaborasi dengan World Wild Fund for Nature (WWF-Indonesia) dan KITE Entertainment ini, merupakan upaya membangun kesadaran publik akan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga jalur pergerakan alami atau koridor hidupan liar Gajah Sumatra di kawasan hutan. Upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang seimbang, dimana manusia bisa hidup berdampingan dengan satwa yang dikenal sebagai penjaga hutan di Bukit Tigapuluh, Jambi.

Digelar di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/8/2025), acara peluncuran film dokumenter ini dihadiri Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Menhut) Raja Juli Antoni, yang mendukung upaya edukasi dan konservasi Gajah di berbagai pelosok Indonesia, termasuk di Bukit Tigapuluh, Jambi.
Hadir pula Meliza M Rusli – Direktur Utama Permata Bank, Chicco Jerikho – Aktor narator dalam Film Dokumenter “Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh”, Katharine Grace – Chief of Corporate Affairs & Sustainability Permata Bank, Aditya Bayunanda– CEO WWF Indonesia, serta jajaran Manajemen Permata Bank dan KITE Entertainment.

“Pemerintah saat ini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama WWF-Indonesia, dalam upaya mengintensifkan konservasi Gajah di Indonesia. Kami menyadari bahwa edukasi merupakan bagian penting dari pelestarian satwa liar dan kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Permata Bank dalam bentuk film Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh’ untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menjaga habitat Gajah. Khususnya pelestarian koridor hidupan liar Gajah secara berkelanjutan agar populasi Gajah bisa dijaga dan interaksi negatif dengan masyarakat juga bisa dihindari,” kata Raja Juli Antoni.
Katharine Grace, Chief of Corporate Affairs & Sustainability, Permata Bank mengatakan, sebagai institusi keuangan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, Permata Bank percaya bahwa pelestarian lingkungan hanya dapat terwujud dengan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk korporasi dan masyarakat.
“Melalui Film Dokumenter Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh, kami mengajak berbagai pihak dan lapisan masyarakat untuk turut berperan aktif menjaga kelestarian habitat Gajah Sumatra dan mencegah populasinya kritis. Dengan kolaborasi bersama, kita dapat mendukung upaya hidup yang harmonis dan sejahtera antara manusia dan satwa liar,” ujarnya.

Gajah Sumatra termasuk salah satu spesies yang memiliki status kritis menurut daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), dengan wilayah penyebaran di berbagai kantong hutan Sumatra, mulai dari Aceh, Riau, Jambi, hingga Lampung. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020 mencatat populasi gajah antara 924 hingga 1.359 individu di 22 lokasi jelajah Gajah.
Populasi gajah terpaksa bersinggungan dengan warga lantaran tempat hidupnya mengalami alih fungsi. Pembangunan wilayah sudah seharusnya mengedepankan konsep berkelanjutan, dengan membagi ruang antara gajah dan warga setempat. Dengan demikian, setiap penghuni ruang alam dapat menjaga keberlangsungan rantai kehidupan secara harmonis. Pola percontohan seperti ini sudah terimplementasi di lanskap Bukit Tigapuluh, Jambi.

“WWF-Indonesia mengapresiasi komitmen Permata Bank yang berperan aktif dalam pelestarian lanskap Bukit Tigapuluh. Kerja sama ini bukan hanya memperkuat lanskap yang aman bagi gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus), tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam konservasi alam Indonesia,” sebut Aditya Bayunanda, Chief Executive Officer, WWF-Indonesia.
Film Dokumenter “Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh” dapat diakses oleh publik melalui kanal YouTube Permata Bank mulai 13 Agustus 2025. Pada dokumenter ini, Chicco Jerikho, seorang aktor yang sangat peduli dengan isu gajah, akan mengajak penonton mengeksplorasi tantangan fenomena alam dan interaksi negatif antara manusia dan gajah sehingga saling mempersempit ruang hidup satwa liar dan manusia. Dokumenter ini juga menyoroti upaya konservasi untuk melindungi kelangsungan hidup Gajah Sumatra yang berstatus kritis ini dan seringkali disebut sebagai Datuk Gedang oleh warga setempat, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar secara berkelanjutan.

“Saya merasa punya tanggung jawab moral untuk menyuarakan kondisi satwa liar di Indonesia, khususnya Gajah Sumatra yang populasinya kritis. Dengan hadirnya cerita ini ke layar, harapannya lebih banyak masyarakat yang paham bahwa pelestarian alam merupakan tanggung jawab kita bersama. Rasanya bangga sekali bisa bekerja sama dengan Permata Bank dan WWF-Indonesia dalam menyuarakan pesan ini, sekaligus mengajak masyarakat belajar berbagi ruang, karena hutan bukan hanya milik manusia tapi rumah bagi makhluk hidup lainnya” ungkap Chicco Jerikho, yang terlibat langsung dalam dokumenter “Berbagi Ruang untuk Bukit Tigapuluh”.
Katharine Grace menambahkan apresiasinya kepada WWF-Indonesia, Chicco Jerikho, KITE Entertainment, para narasumber, komunitas lokal, tim produksi, dan Employee Volunteers (EVO) Permata Bank. “Semoga film dokumenter ini menjadi kontribusi positif dalam meningkatkan kesadaran publik serta mendorong sinergi berkelanjutan demi pelestarian alam dan ekosistem yang ingin kita jaga bersama,” tutup Katharine Grace.

Program ini merupakan kelanjutan dari inisiatif #DenganHati untuk Bukit Tigapuluh yang dimulai sejak Agustus 2024 bersama WWF-Indonesia dengan berpedoman pada 3 pilar Permata Hati – Education, Empowerment, Enhancement.
Permata Bank berfokus pada pelestarian habitat Gajah Sumatra melalui upaya reforestasi dengan penanaman 3600 bibit pohon, peningkatan kualitas perekonomian masyarakat melalui pembuatan 27 kotak sarang lebah untuk menghasilkan madu, hingga renovasi fasilitas pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak-anak suku Talang Mamak, meliputi perbaikan ruang belajar, pembangunan perpustakaan, aula serbaguna, dan fasilitas sanitasi di SDN 167-VIII Dusun Simerantihan.
Di tahun 2025, Permata Bank bersama WWF-Indonesia juga meluncurkan program Adopt a Tree, yang membuka peluang bagi PermataBankers dan masyarakat untuk mengadopsi bibit pohon sebagai bagian dari upaya reforestasi di Bukit Tigapuluh. (*/GK)