Jakarta, benang.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mohammad Mahfud MD menekankan peran penting Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) dalam menggerakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahfud MD mengemukakan hal tersebut dalam orasi kebangsaannya saat menghadiri pengukuhan PP ISKA yang diselenggarakan pada Minggu (31/7/2022) di Hotel Santika Premiere, Slipi, Jakarta Barat.
“Kita semua berharap para sarjana yang telah mengenyam pendidikan tinggi, khususnya yang tergabung dalam ISKA yang baru saja dilantik, bisa (dan) mampu menjadi lokomotif yang menggerakkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dan kesetaraan,” ujarnya.
Menurut Mahfud, perjuangan untuk mewujudken kesejahteraan tidak pernah usai. Untuk itu, seluruh komponen bangsa memiliki tugas untuk membangun kesejahteraan.
Orasi kebangsaan merupakan bagian akhir dari rangkaian acara. Sebelumnya, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan juga ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), memimpin Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi. Dua konselebran yang mendampinginya adalah moderator ISKA Pusat Romo Antonius Widyarsono SJ dan dosen Teologi Dogmatik Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Romo Andreas B Atawolo OFM.
Bangun watak peduli
Dalam homilinya, Kardinal Suharyo menekankan pentingnya membangun watak peduli dan mengajak ISKA untuk terus mengembangkan watak bangsa Indonesia ini.
“Tentu mengucapkan kata peduli itu gampang. Tetapi kita juga boleh yakin bahwa peduli dan mengembangkan watak peduli membutuhkan kajian sosial dan budaya bahwa akhirnya – saya berani mengatakan – untuk membangun masyarakat yang peduli satu sama lain membutuhkan keputusan politik. Itulah yang Bapak-Ibu hadapi dalam tugas pelayanan dalam ISKA,” ujarnya.
Empat poin penting
Seusai Perayaan Ekaristi, Ketua PP ISKA periode 2022-2026, Luky A. Yusgiantoro, menyampaikan sambutan. Ia menggarisbawahi empat poin penting yakni sikap menjunjung martabat manusia dan kesetaraan, organisasi yang terbuka untuk dialog dan dinamika kehidupan berbangsa, prinsip melayani, dan senantiasa menjadi inspirasi dan harapan bagi negara dan Gereja.
“Kami menunjukkan sebagai sebuah organisasi inklusif di lingkungan internal Katolik dan menjadi organisasi yang semakin berjejaring dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kader ISKA harus mampu menjadi agent of change dan mampu dalam menunjukkan sikap-sikap menjunjung martabat manusia dan kesetaraan dalam keseharian di lingkungan masing-masing,” katanya.
“Terkait jelang tahun politik 2024, kami harus tetap berdiri sebagai organisasi intelektual yang bebas dari kepentingan politik praktis. Setiap kader ISKA diundang untuk selalu berdiri sama tinggi dalam hal proses tersebut dan tetap menjunjung proses politik yang bermartabat. Kader ISKA yang menduduki posisi atau jabatan di badan eksekutif, legislatif dan yudikatif, akan mengedapnkan prinsip melayani (servant leadership) dan mengedepankan,” tandas Luky.
Ia mengharapkan ISKA – yang sudah berusia 64 tahun dan memiliki lebih dari 150 Dewan Pengurus Cabang (DPC) di seluruh Indonesia – dapat bekerja sama dengan baik untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa.
“Kami siap berkordinasi, berkolaborasi dan komunikasi dengan semua lapisan, golongan dan seluruh elemen masyarakat agar dapat mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa. Semoga ke depan kita dapat sama-sama saling mendukung satu sama lain agar ISKA menjadi salah satu pelopor dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara,” lanjutnya.
Melayani gereja dan negara
Sementara itu, ketua PP ISKA periode 2017-2022, Vincentius Hargo Mandirahardjo, mengatakan dalam sambutannya bahwa ISKA – sebagai rumah bersama bagi sarjana dan cendekiawan Katolik Indonesia – memegang teguh rasa kebangsaan dan ke-Indonesia-an serta spirit intelektual dan iman Katolik menjadi perutusan ISKA dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan terus membangun solidaritas tanpa sekat, merawat komitmen kebangsaan dan menjunjung martabat kemanusiaan dan kesetaraan.
“Keterpanggilan kita dalam organisasi sebenarnya adalah keterpanggilan kita untuk melayani Gereja dan negara dengan berbagai potensi intelektual dan profesi yang kita miliki masing-masing,” katanya.
“Kita semua sebagai warga bangsa patut menjaga dan merawat kebhinekaan yang merupakan wujud bangsa Indonesia. Keberagaman ini harus dirawat dan dijaga di tengah-tengah menguatnya politik identitas saat ini,” sambungnya
Hadir pula pada pengukuhan PP ISKA adalah para pemimpin PP ISKA selama empat dekade terakhir dan sejumlah pemimpin organisasi massa Katolik serta beberapa cendekiawan Islam, Protestan dan Hindu, profesional, akademisi, pelaku bisnis dan pejabat lembaga negara terkait. Para anggota Dewan Pakar, Dewan Penasihat dan Dewan Kehormatan turut mendampingi pengukuhan PP ISKA.
Pengukuhan PP ISKA sekaligus meresmikan hasil Musyawarah Nasional ISKA 2022 yang diselenggarakan pada Mei lalu di Denpasar, Bali.