Thursday, November 21, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalMarrel Suryokusomo: Pengembangan Pariwisata Harus Berwawasan Lingkungan

Marrel Suryokusomo: Pengembangan Pariwisata Harus Berwawasan Lingkungan

Gunungkidul, benang.id – Pegiat lingkungan RM Gustilantika Marrel Suryokusumo menyebut, pengembangan dunia pariwisata harus memerhatikan lingkungan di sekitarnya. Baik lingkungan alam maupun masyarakatnya.

“Di tengah perkembangan dunia pariwisata yang begitu pesat, belum semua pegiat pariwisata memerhatikan kelestarian lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Marrel, saat mendatangi Hutan Adat Wonosadi di Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (22/12/2023).

Menurut dia, pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan adalah syarat mutlak ditengah kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan yang terus tumbuh di berbagai tempat.

Marrel foto bersama Sri Hartini, penjaga Hutan Adat Wonosadi di Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Istimewa

“Mulai banyak orang yang sadar kalau lingkungan itu penting. Yang paling penting bagaimana menumbuhkan kesadaran generasi muda soal kelestarian lingkungan,” lanjutnya.

Sebagai kepala Badan Pengreksa Loka (Badan Lingkungan Hidup) Kraton Yogyakarta, Marrel telah memimpin berbagai inisiatif lingkungan yang membawa dampak nyata.

Dari pelestarian Gunung Merapi hingga revitalisasi ekonomi di Gunungkidul, Marrel menunjukkan bagaimana aktivisme lingkungan dapat diterjemahkan ke dalam aksi nyata yang memberi manfaat sosial dan ekonomi.

Marrel saat mendatangi Hutan Adat Wonosadi di Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Istimewa

Pada 2021 silam, cucu Sultan HB X ini berhasil menginisiasi dan mendorong lahir dan tumbuhnya ekosistem wisata berbasis masyarakat bernama Kaliurang Explore. Berawal dari Nawang Jagad, yang mengusung konsep kemah wisata. Kini Kaliurang Explore berkembang menjadi 5 objek wisata yang seluruhnya berada di kawasan wisata Kaliurang.

Pada kesempatan itu Marrel juga menyampaikan pihaknya bakal terus mendukung pengembangan pariwisata berbasis kelestarian lingkungan yang dapat memberikan dampak ekonomi ke masyarakat sekitar

Hutan adat Wonosadi memiliki luas 25 hektare dan merupakan bagian dari Tanah Kasultanan (Sultan Ground).

“Saya senang sekali karena ada dari warga  masyarakat yang masih memperhatikan lingkungan. Hutannya masih alami sekali, masih bagus banget. Harapannya kedepan kita tetap  bisa memberikan support,” pungkasnya.

Marrel foto bersama Sri Hartini, penjaga Hutan Adat Wonosadi di Kapanewon Ngawen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Istimewa

Di lain pihak, Ketua pengelola Hutan Adat Wonosadi Sri Hastuti menyambut gembira kedatangan Marrel di tempat tersebut.

“Kedatangan Mas Marrel menjadi penyemangat kami dan mudah-mudahan (hutan) Wonosadi lebih terjaga kelestariannya dan berkembang dan tidak meninggalkan adat dan budaya yang ada turun temurun,” katanya.

Sri Hastuti bersama 25 warga lain yang tergabung dalam kelompok Jagawana (penjaga hutan) Ngudi Lestari tiga kali sepekan melakukan kegiatan di Hutan Adat Wonosidi. Selain memelihara kebersihan hutan dan mata air, mereka juga mencari tanaman-tanaman yang rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. (Rendy Patria)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments