Jakarta, benang.id – Sebagai wilayah yang kian penting karena profil geografis dan demografisnya yang unik, Pulau Natuna yang terletak di persimpangan wilayah Asia Tenggara memiliki kekayaan laut yang melimpah, populasi yang beragam, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Salah satu inisiatif yang dilakukan untuk menyoroti wilayah Natuna adalah dengan diadakannya rangkaian kegiatan Natuna Geopark Sport Events, khususnya Natuna Geopark Marathon, yang diadakan pada awal Juni tahun ini.
Acara ini diikuti oleh beragam peserta dari berbagai kalangan, baik masyarakat sipil, institusi pemerintah daerah, seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, serta TNI AU dan TNI AL yang bermarkas di Natuna.
Beberapa perwakilan pemerintah dari tingkat nasional seperti Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif; Kementerian Perikanan & Kelautan; Kementerian Pemuda & Olahraga; Himpunan Pengusaha Muda Indonesia; dan Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) juga turut meramaikan acara ini.
Selain berpartisipasi dalam acara tersebut, kehadiran para perwakilan dari tingkat nasional tersebut juga dalam rangka melakukan diskusi intensif mengenai proyek yang saat ini sedang berjalan dan dikembangkan di area-area yang tersebar di wilayah Kabupaten Natuna, khususnya yang memiliki potensi investasi di sektor pariwisata, olahraga, geopark, dan perikanan.
Area geopark di Kabupaten Natuna memiliki berbagai keistimewaan seperti bebatuan granit yang terkenal dan struktur karst besar yang indah yang menarik perhatian para ahli geologi dan wisatawan. Wilayah ini juga kaya akan keanekaragaman hayati, dengan berbagai flora dan fauna yang unik untuk ekosistemnya.
Selain itu, aspek budaya dari geopark di wilayah Kabupaten Natuna melibatkan berbagai peninggalan kuno dan penduduk setempat sehingga wisatawan dapat mempelajari terkait sejarah wilayah paling utara di Indonesia ini.
Sementara itu, salah satu hasil tangkapan di Kabupaten Natuna yang dapat ditemukan adalah ikan Napoleon dengan proses pengembangbiakannya memiliki salah satu peranan penting dalam perekonomian di Kabupaten Natuna. Spesies ini dikenal dengan warna-warna cerahnya yang khas dan tersebar secara alami di seluruh wilayah Indo-Pasifik.
Karena permintaan yang tinggi di pasar lokal dan internasional, ikan Napoleon ini memiliki harga yang cukup tinggi sehingga nilai ekonominya sangat menguntungkan. Perdagangannya tidak hanya meningkatkan taraf ekonomi lokal tetapi juga menciptakan banyak peluang kerja bagi penduduk pulau ini.
Catur Sarwanto, Direktur Usaha dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan, ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) memang telah dibudidayakan dan menjadi sumber pendapatan ekonomi di wilayah Natuna, khususnya di daerah Pulau Sedanau.
“Dibukanya akses ekspor ikan Napoleon melalui jalur laut tentu akan menambah devisa negara, namun di sisi lain proses ekspor tidak dapat dilakukan secara masif, karena membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk membesarkan anakan yang ditangkap dari alam. Kegiatan pemanfaatan ikan napoleon di Kabupaten Natuna dibagi menjadi dua tahap, yaitu menangkap anakan di alam dan membesarkan anakan di keramba. Kedua kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam membangun sebuah sistem budidaya,” tutur dia.
Selain ikan Napoleon, beberapa produk perikanan Natuna lainnya yang terkenal dengan cita rasa dan kualitasnya adalah ikan bilis asin. Makna budaya dan penggunaan kuliner ikan lokal sangat terkait dengan metode tradisional dalam menangkap, mengasinkan, dan mengeringkan ikan.
Praktik-praktik tersebut membuat produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi yang dapat dibandingkan dengan produk dari pasar internasional sehingga dapat diandalkan dan dipercaya. Merambah ke wilayah baru akan meningkatkan tingkat kesadaran akan brand dan meningkatkan peluang kerja untuk penangkapan, pengolahan, dan ekspor, sehingga bermanfaat bagi perekonomian dan meningkatkan standar hidup masyarakat.
Potensi Kabupaten Natuna dalam pariwisata geopark, penangkaran ikan, dan ekspor ikan bilis asin menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pembangunan berkelanjutan adalah kuncinya, menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan melalui praktik-praktik ramah lingkungan.
Dengan menekankan pariwisata yang bertanggung jawab, pembudidayaan ikan yang berkelanjutan, dan ekspor berkualitas tinggi, Natuna dapat mencapai kemakmuran sambil melestarikan ekosistem dan warisan budayanya.
Armand, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), menilai Natuna layak disebut sebagai mutiara di ujung utara Indonesia. Selain kaya akan cadangan minyak dan gas bumi, Natuna juga kaya akan sumber daya alam baik dari segi kelautan/perikanan, perkebunan, pertanian, pariwisata dan budaya.
“Sayangnya, sektor industri pengolahan belum tergarap secara optimal karena mahalnya biaya transportasi dari dan ke Natuna. Akibatnya, jalan masih panjang untuk membangun cerita sukses pembangunan bagi perkembangan kehidupan masyarakat Natuna.” ujar Armand. (*)