Wednesday, July 16, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalMembaca Ulang Jakarta Menuju Kota Global

Membaca Ulang Jakarta Menuju Kota Global

Jakarta, benang.id – Menjelang ulang tahunnya yang ke-498, masa depan Jakarta sebagai kota global dan smart city kembali dibahas dalam seminar publik bertajuk “Membaca Ulang Jakarta: Dari Visi Founding Parents hingga Kota Smart City” yang digelar Yayasan Sanjeev Lentera Indonesia bersama Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni UAJ), di Kampus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Selatan, Senin (14/7/2025).

Seminar yang dihadiri akademisi, pemerintah, dan komunitas ini menyoroti pentingnya pembangunan berbasis teknologi yang tetap berakar pada nilai budaya dan sejarah pendiri bangsa.

Acara ini dihadiri 83 peserta dari total 151 pendaftar. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, akademisi, komunitas alumni, pemerhati kebijakan publik, hingga masyarakat umum yang menaruh perhatian pada masa depan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan. Kehadiran yang melampaui kapasitas awal ini mencerminkan antusiasme publik terhadap wacana transformasi Jakarta di tengah perubahan zaman.

Ketua Yayasan Sanjeev Lentera Indonesia, Arthur Sanger, membuka seminar dengan menekankan pentingnya menelusuri kembali akar sejarah dan semangat para pendiri bangsa dalam membentuk Jakarta. Menurutnya, Jakarta bukan sekadar kota megapolitan, melainkan simbol kebangsaan yang menyatukan Indonesia.

Sambutan berikutnya datang dari Jefri Moses Kam, Sekretaris Jenderal Perluni UAJ. Ia mengajak alumni Unika Atma Jaya untuk aktif terlibat dalam ruang publik dan pengambilan kebijakan. “Kolaborasi, tanggung jawab intelektual, serta keterlibatan aktif alumni menjadi kunci membangun Jakarta yang inklusif, berbudaya, dan adaptif terhadap tantangan zaman,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi utama, hadir lima narasumber lintas bidang. Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Cyril Raoul (Chico) Hakim, menekankan pentingnya roadmap keberlanjutan untuk mewujudkan Jakarta sebagai Smart City sekaligus simbol kebangsaan. Ia menyoroti beberapa prioritas pembangunan, di antaranya optimalisasi aplikasi JAKI (Jakarta Kini) sebagai platform pelayanan publik, pengelolaan sampah berbasis teknologi seperti PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), peningkatan kapasitas SDM Pemprov DKI Jakarta agar lebih kompetitif, serta pengembangan ekonomi digital yang inklusif.

Sementara itu, Anggota DPRD DKI Jakarta, Dwi Wijayanto Rio Sambodo, menegaskan peran legislatif dalam mengawasi dan memastikan akuntabilitas proyek Smart City . “Kami memastikan setiap program bukan hanya visible , tetapi juga valuable, menuju Jakarta sebagai 20 besar kota global dunia,” kata Rio.

Seminar publik “Membaca Ulang Jakarta: Dari Visi Founding Parents hingga Kota Smart City” yang digelar Yayasan Sanjeev Lentera Indonesia bersama Perluni UAJ, di Kampus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Prof Dr Sylviana Murni, cendekiawan Betawi yang juga mantan Wali Kota Jakarta Pusat dan Anggota DPD RI periode 2019–2024, menekankan pentingnya nilai budaya lokal sebagai identitas Jakarta. Ia mendorong pelembagaan Forum Komunikasi Keluarga dan Komunitas (Fokkkunding) sebagai pendekatan berbasis keluarga dan budaya dalam pembangunan kota, termasuk perlindungan hak anak dan penguatan literasi digital.

Pandangan senada disampaikan Dra Diennaryati Tjokrosuprihatono, cucu pahlawan nasional MH Thamrin dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Ekuador. Menurutnya, Jakarta sebagai kota global harus meneguhkan nilai-nilai Pancasila, sekaligus membangun generasi muda yang memahami sejarah dan memiliki kemampuan diplomasi dengan kecerdasan budaya.

Christiana Chelsia Chan dari Perluni UAJ menegaskan pentingnya dukungan riset dan kolaborasi antarperguruan tinggi dalam pembangunan Jakarta. Ia mencontohkan proyek Dam Afsluitdijk di Belanda pada 1927 yang lahir dari kombinasi kebijakan pemerintah dan riset lintas institusi. “Demikian pula Jakarta, transformasi menjadi Global City berbasis riset menuntut sinergi pemerintah dengan insan cendekia Unika Atma Jaya,” katanya.

Dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Wakil Ketua Bappeda, Deftrianov, menutup seminar dengan menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan data terbuka untuk kebijakan yang responsif dan partisipatif menuju Jakarta Global City Rise.

Seminar ini menegaskan bahwa transformasi Jakarta bukan sekadar proyek teknologi, melainkan ikhtiar menumbuhkan kota yang inklusif, berbudaya, cerdas, dan berdaya saing global. Seperti diungkapkan dalam tema seminar, Membaca Ulang Jakarta berarti merawat warisan visi pendiri bangsa sembari menapaki masa depan dengan langkah yang terukur dan beradab. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments