Jakarta, benang.id – Pater Markus Solo Kewuta SVD atau Padre Marco mengungkapkan bahwa ada dua teks Kitab Suci yang membuatnya menemukan kembali sejarah panggilan hidupnya sebagai rohaniwan selama 25 tahun terakhir.
Dua teks tersebut adalah “Kisah Panggilan dan perutusan Nabi Yeremia”, dan “Doa serta Undangan Yesus kepada para pengikut dan khalayak pendengarNya”.
“Keduanya menampilkan kepada saya, simpul- simpul atau benang-benang merah kuat, hadir ibarat cermin, di dalamnya saya menemukan kembali diri dan sejarah panggilan hidup saya,” tutur Padre Marco dalam kotbahnya pada Misa Syukur Pesta Perak Imamatnya Kamis (15/9/2022) lalu.
Berikut kotbah lengkap satu-satunya pejabat asal Indonesia di Takhta Suci Vatikan ini dalam Misa Syukir 25 Tahun Imamat yang dilaksanakan di Kampung Lewouran, Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai pengantar refleksi, saya membacakan sepenggal kata-kata bernas dari Antonio Machado, penyair ternama berkebangsaan Spanyol dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke- 20, dalam puisinya berjudul “Caminante“ (Musafir):
“Suatu waktu di titik ini, ketika daun hijau berselimutkan duri, terdengar suara seorang penyair: “Musafir, sesungguhnya tidak ada jalan, karena jalan terbentuk dengan berjalan … “
Dan „jalan yang telah terbentuk karena perjalanan inilah“ yang ingin saya refleksikan.
Bapa, Ibu, saudara-saudari!
Refleksi atas perjalanan imamat saya sepanjang 25 tahun menghantar saya kepada dua Teks Kitab Suci yang kita dengar di dalam Perayaan Ekaristi pada hari ini; yakni:
Kisah Panggilan dan perutusan Nabi Yeremia di dalam bacaan Pertama; dan Doa serta Undangan Yesus kepada para pengikut dan khalayak pendengarNya di dalam Bacaan Injil menurut Mateus.
Keduanya menampilkan kepada saya, simpul- simpul atau benang-benang merah kuat, hadir ibarat cermin, di dalamnya saya menemukan kembali diri dan sejarah panggilan hidup saya.
Saya sadar, bahwa penemuan diri saya kembali di dalam refleksi ini, bukan merupakan sebuah jawaban final terhadap berbagai pertanyaan hidup dan panggilan saya, tetapi minimal membantu membuka jalan permenungan saya lebih jauh untuk lebih bisa memaknai dan memahami panggilan dan perutusan Tuhan atas diri saya ke depannya.
Baca selanjutnya di