Saturday, January 25, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalPara Perempuan Cantik dan Hebat Ini Datang ke Universitas Tarumanagara, Untuk Apa?

Para Perempuan Cantik dan Hebat Ini Datang ke Universitas Tarumanagara, Untuk Apa?

Jakarta, benang.id – Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) merayakan kegiatan tahunan. Acaranya adalah Buka Tahun Baru Bersama Ke-18 yang diadakan di Aula Universitas Tarumanagara, Jakarta pada Sabtu (25/01/2025). Hal yang luar biasa dari acara buka tahun bersama kali ini adalah hadirnya perempuan-perempuan cerdas, brilian, cantik serta anggun yang merupakan anggota DPR dari berbagai partai. Dan hebatnya lagi, mereka akan bertemu dalam satu panggung untuk tujuan yang sama.

Para anggota DPR RI itu dimintai tolong oleh panitia pelaksana untuk menyerahkan tropi penghargaan “Terimakasihku Kepadamu“. Mereka adalah Rieke Dyah Pitaloka, Nurul Arifin, Eva Kusuma Sundari, Ida Fauziah, dan Dina Lorenza. Penerimanya adalah 7 organisasi pemuda lintas agama dan satu tokoh Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Demikian ditegaskan oleh Mercy Tirayoh, Ketua Pelaksana Perayaan Buka Tahun Baru Bersama PWKI yang didampingi oleh Asni Ovier Dengen Paluin, Ketua PWKI, dalam penjelasannya di Jakarta, Jumat (24/01/2024). Dijadwalkan hadir pula Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta terpilih Rano Karno.

“Acara Buka Tahun ke-18 diawali dengan Misa Syukur dengan Konselebran Rm Adi Prasodjo, didampingi Rm Heri Wibowo dan Rm Aloys Budi Purnomo. Setelah misa, akan dilanjutkan dengan makan bersama, orasi kebangsaan dan pemberian penghargaan,” ujar Mercy.

Menko Pangan Zukifli Hasan. Foto: Istimewa

Dengan mengambil tema perayaan “Pangan Untuk Semua”, Mercy menjelaskan lebih lanjut, panitia menghadirkan Menko Pangan Zukifli Hasan dan Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily untuk memberikan pidato kebangsaan. Bagi PWKI, orasi kebangsaan ini sangat penting karena terkait dengan pangan yang menjadi fokus pemerintah. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia berjalan bersama dalam menghadapi tantangan ke depan terkati dengan pangan.

Gubernur Lemhannas RI Ace Hasan Syadzily. Foto: Istimewa

Terkait dengan penghargaan, menurut Mercy, penerima dinilai telah memulai sesuatu yang baru dan dilakukan secara bersama-sama. Dan itu pantas untuk didukung dan dihormati. Sesuatu yang baru itu adalah komitmen bersama mewujudkan perdamaian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Adapun para penerima penghargaan adalah Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (Gamki) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Buddha (Gemabudhi) Bambang Patijaya, dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

Rombongan organisasi kepemudaan lintas agama berfoto bersama Paus Fransiskus, di Paul VI Audience Hall, Vatikan, Rabu (21/8/2024).

Penerima anugerah terakhir adalah Rm Markus Solo Kewuta SVD dari Dikasteri (Kementerian) Dialog Antaragama Vatikan. Pastor yang akan hadir secara daring ini adalah satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan tokoh penting terwujudnya Deklarasi Jakarta – Vatikan.

Deklarasi ini merupakan komitmen mewujudkan perdamaian di Indonesia dan dunia yang ditandatangani para organisasi pemuda lintas agama tersebut. Paus Fransiskus sebagai saksi atas komitmen bersama yang mulia itu dengan wujud pembubuhan tandatangan secara langsung di Vatikan pada 21 Agustus 2024. Padre Marco, demikian Rm Markus akrab disapa adalah penerjemah Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024 lalu.

Pastor Markus Solo Kewuta SVD di kantornya di Roma, Italia. Foto: benang.id/Gora Kunjana

Sementara itu Asni Ovier Dengen Paluin menjelaskan bahwa PWKI didirikan pada 1 Desember 2004 dan diresmikan pada 28 Januari 2005 oleh Julius Kardinal Darmaatmadja SJ, Uskup Agung Jakarta. Yang menginisiasi berdirinya paguyuban ini adalah AM Putut Prabantoro dan Pieter Gero. Buka Tahun Baru Bersama pada waktu itu mengambil tema “Doa untuk Aceh” karena bertepatan saat terjadinya tsunami yang melanda Aceh. Dan pada kesempatan itu, PWKI ikut memberikan donasi sebagai tanda belarasa (compassion) atas kejadian prihatin yang menimpa masyarakat Aceh.

“PWKI selalu mengusung tema kebangsaan dalam perayaan buka tahun baru bersama. Tema-tema kebangsaan ini tidak dapat dilepaskan dari nilai luhur yang kami dapatkan sebagai warisan dari seorang uskup pribumi pertama. Dia adalah pahlawan nasional yakni Uskup Agung Semarang. Nilai luhur itu adalah 100% Katolik – 100% Indonesia. Kami menyebutnya sebagai motto atau sebagai warisan,“ jelas Asni Ovier. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments