Thursday, August 7, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalPemuda Katolik Lampung Berikan ‘Makanan Bergizi’ kepada Calon Anggota, Apa Itu?

Pemuda Katolik Lampung Berikan ‘Makanan Bergizi’ kepada Calon Anggota, Apa Itu?

Lampung, benang.id – Pemuda Katolik Komcab Pringsewu, Lampung menggelar kegiatan masa penerimaan anggota (Mapenta) yang diikuti oleh 33 kaum muda Katolik di Balai Stasi Gereja Bunda Maria, Padang Bulan, Pringsewu, Lampung, pada Minggu (3/8/2025).

“Kami memberikan pemahaman organisasi sebagai ‘makanan bergizi’ kepada kaum muda Katolik yang mengikuti Mapenta mengingat pengetahuan soal organisasi masyarakat (Ormas) merupakan hal yang baru bagi kaum muda Katolik,” ujar Ketua Pemuda Katolik Komcab Pringsewu, Paulus Suwantoro, dalam keterangannya, yang diterima Selasa (5/8/2025).

Ia mengungkapkan bahwa di awal kegiatan Mapenta, peserta masih penasaran dengan apa itu Ormas Pemuda Katolik. Apa lagi selama ini mereka mengetahui organisasi kaum muda Katolik hanya sebatas OMK (Orang Muda Katolik).

Salah satu narasumber memberikan materi pada Mapenta.

Noven, salah satu peserta Mapenta, kata Paulus, mengaku bahwa dalam hati bertanya-tanya apa itu Pemuda Katolik? Kenapa menjadi pilihan kaum muda Katolik untuk berorganisasi? Dan, masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Namun setelah mengikuti kegiatan Mapenta, Novan, lanjut Paulus, mengaku ibarat mendapat ‘Makanan Bergizi’. Karena banyak memperoleh pengetahuan soal organisasi.

“Apa lagi nara sumber yang dihadirkan bermacam-macam latar belakang. Di antaranya kader senior Pemuda Katolik yang memiliki berbagai latar belakang profesi, seperti advokat, jurnalis, notaris, guru, pengusaha, hingga anggota legislatif yang sudah malang melintang di berbagai organisasi masyarakat,” jelas Paulus.

Hadir juga dalam Mapenta, Pastor Moderator Pemuda Katolik Komda Lampung Romo Pilipus Suroyo atau yang akrab disapa Romo Roy. Paulus menilai, kehadiran Romo Roy. menjadi tanda bahwa keberadaan organisasi Pemuda Katolik di Lampung telah mendapat restu Uskup Keuskupan Tanjungkarang Mgr Vinsensius Setiawan Triatmojo.

Suasana Mapenta PK Komcab Pringsewu, Lampung.

“Apa lagi, Romo Roy di Keuskupan Tanjungkarang menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) dan Kerawam. Romo Roy juga menjadi koordinator ormas Katolik di Lampung,” ujarnya.

Paulus menyebutkan, selain Pemuda Katolik, di Lampung juga ormas Katolik lainnya seperti Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), dan ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia).

Paulus mengatakan bahwa beragam pengetahuan dari narasumber Mapenta ibarat berbagai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh hingga menghasilkan energi positif calon anggota untuk semakin yakin bergabung dengan Pemuda Katolik.

Menurutnnya, Mapenta Pemuda Katolik menjadi langkah awal untuk mempersiapkan generasi muda Katolik yang berkualitas, kompeten dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan global dan memajukan Indonesia.

Penyerahan Pataka PK menjadi salah satu prosesi dalam Mapenta.

Paulus mengingatkan bahwa Ormas Pemuda Katolik yang berasaskan Pancasila dan Ajaran Gereja Katolik memiliki tujuan:

1. Menegakkan, memelihara, mengamalkan dan membela nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Ajaran Gereja Katolik
2. Mengembangkan watak kristiani, menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab, serta peka dan terlibat aktif dengan persoalan sosial kemasyarakatan.
3. Mempersiapkan, memberi bekal dan menempa, menjadi penggerak kegiatan membangun dan sekaligus menjadi insan pembangunan yang tangguh dan kritis
4. Menjadi pelopor dan penggalang kehidupan yang rukun, damai penuh kasih, toleransi sejati dan kerjasama positif
5. Memperjuangkan keadilan dengan berpartisipasi aktif dalam penegakan hukum.

Foto bareng Pengurus PK dan panitia Mapenta.

Oleh karena itulah, tandasnya, Pemuda Katolik patut dipertimbangkan bagi kaum muda Katolik untuk menjadi tempat menempa diri sesuai iman Katolik. “Pemuda Katolik menjadi wadah alternatif selain OMK, terutama bagi mereka yang masih ingin mengembangkan diri dalam organisasi. Sebab keanggotaan OMK otomatis hilang setelah menikah,” ucapnya.

Menurut pandangan Paulus, bagi kaum muda Katolik yang sudah masuk usia senior namun belum menikah bisa saja malu bergabung dengan OMK. Oleh karena itu, Pemuda Katolik bisa menjadi pilihan untuk berorganisasi. “Sebab keanggotaan Pemuda Katolik tidak melihat status pernikahan, selama usianya sesuai ketentuan AD/ART ada di rentang 17-45 tahun, bisa bergabung,” imbuhnya.

Terakhir, Paulus mengharapkan keberadaan OMK dan kehadiran Pemuda Katolik jangan dipertentangkan, tetapi justru harus saling memperkuat. Hubungan OMK-Pemuda Katolik harus harmonis.

Ia menegaskan bahwa seorang OMK bisa menjadi anggota Pemuda Katolik, demikian juga sebaliknya seorang anggota Pemuda Katolik yang masih lajang dapat berperan aktif sebagai bagian dari OMK.

“Ormas Pemuda Katolik dapat menjadi tempat pembinaan berkelanjutan bagi OMK yang memiliki panggilan untuk misi-misi ad-extra Gereja,” pungkasnya. (*/GK)

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments