Tuesday, September 2, 2025
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiPenuhi Harapan Masyarakat Desa Matakapore, BRIN-Vertical Rescue-Donatur Bangun Jembatan Gantung

Penuhi Harapan Masyarakat Desa Matakapore, BRIN-Vertical Rescue-Donatur Bangun Jembatan Gantung

Sumba Barat Daya, benang.id – Harapan masyarakat Desa Mata Kapore, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, untuk memiliki jembatan yang layak akhirnya terwujud. Melalui kolaborasi Badan Riset dan Inovasi Nasional RI (BRIN), Vertical Rescue Indonesia, para donatur yang diinisiasi oleh Rachmansyah Cong, pembangunan jembatan gantung di daerah ini telah resmi terpasang sejak Minggu (31/8/2025).

Bupati Ratu Ngadu Bonu Wulla menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan jembatan gantung Hasan Hasanudin di desa Mata Kapore.

Anak Sekolah bisa melintas sungai dengan tenang lewat jembatan

Hadirnya jembatan gantung ini sangat membantu, mengingat kondisi masyarakat di daerah ini yang masih tertinggal. Dengan adanya jembatan ini, diharapkan bisa membangun perekonomian dan mempermudah masyarakat untuk menjual hasil bumi dan transportasi”, ungkap Ratu Wulla, saat peresmian jembatan.

Hadir juga dalam acara peresmian Wakil Bupati Sumba Barat Daya Dominikus Alphawan Rangga Kaka.

Jalinan Cinta untuk Desa Mata Kapore

Pemasangan nama jembatan

Desa Mata Kapore memiliki 378 KK dengan total penduduk 1.881 jiwa. Sungai besar yang membelah desa selebar 30-40 meter selama ini menjadi hambatan utama warga untuk menjual hasil kebun di pasar mingguan di Waitombo dan Waiwula, juga kendala untuk menuju fasilitas kesehatan dan pendidikan. Situasi ini semakin berat dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih yang terbatas, yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di wilayah tersebut.

Permohonan pembangunan jembatan ini disampaikan oleh Mariana Noda Ngara, putri asli Sumba Barat Daya yang dikenal sebagai pejuang kemanusiaan dan penggerak perubahan di daerahnya. Mariana menyuarakan kebutuhan jembatan yang lebih layak setelah melihat warga kesulitan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi akibat keterisolasian desa. Selama ini, warga hanya mengandalkan jembatan darurat dari bambu yang kerap hanyut diterjang banjir saat musim hujan.

Mariana punya pengalaman buruk dengan keterbatasan akses transportasi. Waktu kecil, Ia pernah hanyut dan ayahnya terlambat mendapat penanganan kesehatan karena kesulitan akses dari desanya menuju fasilitas kesehatan terdekat. Ayahnya akhirnya meninggal saat ditandu menyusuri sungai menuju Fasilitas Kesehatan terdekat.

Jembatan sebelum dibangun

Jembatan ini bukan hanya soal akses jalan, tetapi tentang menyelamatkan nyawa dan membuka peluang hidup yang lebih baik bagi masyarakat,” ujar Mariana, seraya menambahkan bahwa jembatan ini adalah wujud jalinan kasih persaudaraan antarmasyarakat Indonesia.

Keinginan Mariana untuk membangun lebih banyak jembatan di Kabupaten Sumba Barat Daya bersambut saat ia diundang di program “Mimpi Jadi Nyata” DAAI TV. Mariana mengungkapkan keinginan untuk membangun jembatan di Desa Mata Kapore, Kecamatan Kodi Bangedo.

Keinginan Mariana akhirnya diwujudkan oleh Rahmansyah Cong yang pernah menjadi juri di Program Mimpi Jadi Nyata DAAI TV. Rahmansyah yang juga Direktur Gaya Makmur Tractor kemudian menggalang dana untuk pembangunan jembatan gantung. “Jembatan ini merupakan hasil dari donasi dari banyak pihak. Jembatan ini juga sebagai pengingat bagi saya, supaya selalu berbagi, seperti yang sudh diajarkan oleh orang tua saya”, ujarnya.

Upacara Adat sebelum peresmian jembatan

Vertical Rescue, sebuah organisasi relawan profesional yang fokus pada aksi penyelamatan dan pembangunan infrastruktur kemanusiaan di wilayah terpencil, juga turut terlibat dalam pembangunan jembatan ini sebagai koordinator teknis.

Kami percaya, infrastruktur kemanusiaan harus sampai ke daerah yang paling sulit dijangkau. Jembatan Mata Kapore ini adalah bukti nyata bahwa kerja bersama bisa mengubah keterisolasian menjadi keterhubungan,” ujar Tedi Ixdiana, Komandan Vertical Rescue Indonesia.

Kontruksi jembatan ini mempunyai usia pakai minimal 15 tahun. Dengan perawatan dan pemakaian yang tepat, jembatan ini diharapkan bisa bertahan hingga 20 tahun.

Jembatan Simbol Persatuan dan Kepedulian

Pidato Bupati Sumba Barat Daya Ratu Wulla

Kolaborasi berbagai pihak untuk membangun jembatan ini merupakan wujud nyata semangat gotong royong dan kepedulian. Saat membangun, warga desa juga turut terlibat dengan menyumbangkan tenaga serta menjaga keberlanjutan pengelolaan jembatan agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

Kepala Desa Mata Kapore, Oktavianus Umbu Halato Tana, mengungkapkan bahwa pembangunan jembatan ini bisa membuka akses lebih luas untuk warga desa Mata Kapore. “Jembatan ini akan menjadi warisan berharga bagi anak cucu kami. Dengan adanya akses yang lebih mudah, warga bisa lebih cepat ke sekolah, ke pasar, dan terutama ke fasilitas Kesehatan,” ujarnya.

Oktavianus juga mengungkapkan bahwa Ia dan warga desa akan merawat dan menjaga jembatan ini, sehingga pemakaiannya bisa lebih lama dan memberi manfaat lebih lama untuk masyarakat sekitar.

Penandatanganan Prasasti Jembatan oleh Bupati Sumba Barat Daya

DAAI TV, yang konsisten menyebarkan nilai kebaikan melalui tayangan humanis, juga mendukung penuh pembangunan ini sebagai bagian dari upaya menghadirkan perubahan sosial positif di Indonesia. Paulus Florianus, Penanggung jawab Program DAAI TV mengungkapkan bahwa di era digital kehadiran media yang bisa memberi inspirasi sangatlah penting.

Melalui pembangunan jembatan Hasan Hasanudin ini, DAAI TV telah membuktikan bahwa media tidak hanya menyebarkan informasi, tapi juga bisa memberi inspirasi masyarakat untuk saling membantu dan peduli”, tegas Paulus.

Sejalan dengan hal tersebut, perwakilan BRIN Prof Alie Humaidi juga mengungkapkan bahwa jembatan ini menjadi contoh nyata bahwa pembangunan bisa dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak.

Penyerahan sertifikat jembatan dari donatur (Rahmansyah Cong) ke Kepala desa Mata Kapore (Oktavianus Umbu Halato Tana)

Saya sangat bahagia hari ini, bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh BRIN bisa diwujudkan memberi dampak yang luas pada masyarakat yang kami teliti”, ungkap Alie.

BRIN pernah melakukan penelitian di daerah Mata Kapore. Dan dari hasil penelitian mereka didapatkan kesimpulan bahwa akses transportasi, diantaranya jembatan, bisa mendorong kemajuan sosial dan ekonomi warga desa Mata Kapore.

Foto bersama Bupati, perwakilan BRIN, Perwakilan DAAI TV, Perwakilan VRI, Perwakilan masyarakat desa Mata Kapore

Dengan terbangunnya jembatan di Desa Mata Kapore, diharapkan mobilitas warga meningkat, akses terhadap kesehatan dan pendidikan menjadi lebih mudah, serta roda perekonomian masyarakat Sumba Barat Daya dapat berputar lebih baik.

Jembatan Hasan Hasanuddin menghubungkan tiga desa, yaitu Mata Kapore, Milla Ate dan Denduka. Dengan adanya jembatan ini warga kini lebih mudah menjangkau pasar Waetombo dan Waewula. Jembatan ini juga menjadi simbol kerjasama dan kepedulian yang mempersatukan banyak pihak untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di Indonesia Timur. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments