Jakarta, benang.id – Pada akhir perdagangan pekan lalu, Junat (22/11/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis sebesar 0,48% di level 7.195,565
Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyebutkan penguatan tipis tersebut tertopang IDX TECHNO yang tumbuh + 4,56% karena kenaikan saham GOTO.
Sementara itu, sektor yang menghambat laju IHSG, yakni IDX PROPERTY yang melemah -1,53% terbebani koreksi semua leader properti SMRA, BSDE, CTRA dan PWON dan IDX NONCYC yang melemah -1,01% karena terkoreksinya saham-saham CPO seperti LSIP, TAPG dan DSNG.
Berbicara tentang potensi market pada 25-29 November 2024 yang hanya akan berlangsung selama 4 hari karena ada Libur Pilkada pada Rabu (27/11/2024), Angga mengimbau para trader untuk mencermati 2 sentimen yang bakal mempengaruhi market yakni inflasi PCE YoY dan pergerakan investor asing.
Terkait sentimen inflasi PCE YoY, jelas Angga, inflasi PCE AS yang menjadi pertimbangan angka inflasi the Fed untuk mengambil keputusan suku bunga diprediksi cenderung flat di level 2,7% dan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya.
“Target inflasi AS masih di 2% dan the Fed diprediksi harus tetap mempertahankan suku bunganya pada bulan Desember 2024 nanti untuk mengendalikan inflasi. Probabilitas pelaku pasar terhadap suku bunga kurang lebih 50% untuk suku bunga flat dan 50% suku bunga diprediksi turun 25 bps,” tegasnya.
Sementara itu terkait sentimen pergerakan investor asing, selama seminggu terakhir investor asing tercatat melakukan penjualan 3,6T, disinyalir karena pelemahan USD-IDR kembali mendekati level 16.000.
“Perkembangan pergerakan investor asing menarik untuk dilihat karena mendekati akhir bulan November yaitu 25 November akan ada rebalancing MSCI dan Desember merupakan bulan yang secara probabilitas tinggi untuk mengalami inflow dan bullish,” katanya.
Berkaca pada sentimen dua sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham dan 1 Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) untuk inspirasi trading pada minggu ini hingga Jumat (29/11/2024).
Sebuah program pembelajaran secara terstruktur dan terarah “Tiba-Tiba Jadi Trader” yang hadir untuk membantu trader pemula yang merasa ragu atau khawatir mencoba leverage trading juga layak diikuti untuk memaksimalkan kemampuan dan profit trading, sehingga bisa buy saham-saham dan PFS rekomendasi IPOT dengan percaya diri.
1.Buy JPFA (Current Price: 1.760, Entry: 1.760, Target Price : 1.850 (+5,1%), Stop Loss: < 1.710 (-2,8%), Risk to Reward Ratio = 1 : 1,8).
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), salah satu emiten perunggasan serius mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah dengan tujuan meningkatkan konsumsi protein untuk masyarakat. Secara teknikal emiten ini juga mempertahankan trend di atas MA5, 10, dan 20.
- Buy BMRI (Current Price: 6.250, Entry: 6.250, Target Price : 6.500 (+4,0%), Stop Loss: < 6.125 (-2,0%), Risk to Reward Ratio = 1 : 2,0).
BMRI terlihat mulai mengalami rebound dari sisi teknikal dengan membentuk pattern bullish engulfing. Selain itu BMRI berpotensi melanjutkan kenaikan untuk re-test MA20 di level 6.500.
- Buy GOTO (Current Price: 78, Entry: 78, Target Price: 86 (+10,3%), Stop Loss: < 74 (-5,1%), Risk to Reward Ratio = 1 : 2,0).
GOTO berhasil breakout dari level resistance 74-75 dan bertahan maka dapat melakukan pembelian dengan resistance sebelumnya menjadi resistance. Pemerintah memastikan bahwa uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di seluruh Indonesia pada Desember 2024 dan GOTO merupakan salah satu pendukung dari sisi logistik distribusi MBG.
- Buy Reksa Dana Saham Premier ETF IDX High Dividend 20 (XIHD).
Tekanan jual asing mulai terlihat mereda pada hari Jumat dengan outflow hanya sekitar 116 Miliar. Selain itu Reksa Dana Saham Power Fund Series XIHD, dimana berisikan saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, ASII dan TLKM yang terdapat dalam komposisi XIHD berpotensi memberikan dividen dengan yield cukup tinggi bervariasi antara 5-7%. Di sisi lain, kinerja keuangan large-cap stocks yang solid tetap diharapkan menjadi penopang kuat pergerakan IHSG ke depan. (*/GK)