Paris, benang.id – Dalam rangka, 400 tahun Congregation of the Mission atau Kongregasi Misi (CM), pada tanggal 28 April 2025 hati Santo Vincentius (SV) diarak “pulang” untuk pertama kalinya sejak Revolusi Prancis dalam suatu prosesi yang dihadiri para uskup dan imam-imam CM seluruh dunia ke Maison Mere, rumah induk CM di rue de Sevres, Paris, Prancis.
Hal tersebut dikemukakan Asisten Jenderal untuk Wilayah Asia Pasifik Kongregasi Puteri Kasih Suster Anna PK dalam pesan WhatsApp yang diterima Pendiri sekaligus Penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) AM Putut Prabantoro, di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Sr Anna kemudian menceritakan soal sejarah dan makna Hati Santo Vincentius a Paulo.
Ia menjelaskan bahwa beberapa orang Kudus, dianugerahi Allah memiliki tubuh atau bagian tubuh tetap utuh. “Santo Vincentius memiliki seluruh tubuh dan hatinya tetap utuh (terlihat pada data 1729, tahun kanonisasinya). Tetapi, saat Revolusi tahun 1789, yang bisa diselamatkan hanya hati Santo Vincentius,” ujarnya.
Sejarah Hati Santo Vincentius

Sr Anna menyebutkan bahwa Santo Vicentius wafat tahun 1660 di Paris. Tahun 1729 saat kanonisasi, tubuh SV yang tetap utuh diletakkan di bawah altar Saint Lazare (rumah induk CM). Pada tahun 1789, saat Revolusi Prancis merebak, Saint Lazare dijarah oleh kaum revolusioner. Ketika para romo dan bruder serta frater CM dibunuh atau diusir dari rumah induk, seorang asisten jenderal yang berasal dari Torino Italia, pergi lewat pintu belakang menenteng koper besar berisi hati Santo Vincentius.

“Dia menyelamatkan hati Santo Vincentius dengan dibawa ke Torino. Saat Revolusi Prancis anggota CM sekitar 1000-an di Paris, saat berkumpul kembali tiga puluh tahun berikutnya, para Romo CM tinggal 21-an jumlahnya. Para misionaris CM teraniaya sepanjang revolusi,” jelasnya.
Sr Anna melanjutkan, sesudah revolusi agak reda, 1 Januari 1805 Kardinal Fetch dari Lyon meminta hati SV dibawa ke Lyon. Hati SV kembali ke Prancis (tetapi di Lyon). Kemudian, pada 15 Februari tahun 1947 Suster Blanchot, Suster Jenderal Puteri Kasih meminta Uskup Lyon agar hati SV dipindah ke Paris dan disimpan di Kapel Rue du Bac (milik suster Puteri Kasih).
Makna hati SV

Lebih dalam Sr Anna mengungkapkan bahwa Santo Paus Yohanes XXIII pernah mendeklarasikan SV sebagai pelindung karya cinta kasih Gereja Katolik (bersama Santa Luisa de Marillac). Yohanes XXIII yang sama juga mendeklarasikan SV sebagai “figur” teladan imam di tahun yang dibaktikan untuk para imam.
“Sebab Santo Vincentiius memiliki hati untuk Allah, hati untuk orang miskin sebagai kehadiran Kristus sendiri, hati untuk Gereja, hati untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia kepada segala bangsa, hati untuk mendidik awam dan para calon imam,” ujarnya.

Sr Anna mengingatkan bahwa Paus Fransiskus beberapa waktu yang lalu pernah berkata, “Hati saya adalah Vinsensius.” Mengapa? Sebab, SV mencintai orang miskin, mengabdinya, mewartakan Injil dengan sukacita, dan bekerjasama dengannya untuk mewujud-nyatakan Kerajaan Allah.
Sr Anna menegaskan bahwa hingga hari ini “hati SV” meresapi semangat dan hidup rohani puluhan ribu imam, bruder, suster, frater, awam misionaris dari berbagai kongregasi dan jutaan awam dalam berbagai aktivitas karya cinta kasih dan evangelisasi.
“Santo Vincentius dengan hatinya telah menjadi teladan indah yang kesederhanaan kasihnya dan kerendahan hatinya bersinar cemerlang sepanjang masa. O Hati Santo Vinsensius, doakanlah kami,” tutup Sr Anna. (*/GK)