Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalPolri Harus Selidki Teror Siber terhadap PDN

Polri Harus Selidki Teror Siber terhadap PDN

Jakarta, benang.id – Dugaan keterlibatan hacker dalam kasus kebocoran data Pusat Data Nasional (PDN) yang melibatkan warga Indonesia ramai dibahas di media sosial.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku, yang diyakini sebagai aktor nonnegara dengan motif ekonomi.

Nama Dicky Prasetya Atmaja mencuat sebagai tersangka utama dalam kasus ini. Mantan karyawan LintasArta tersebut diduga kuat membocorkan data PDN sejak 11 Oktober 2022.

Pakar digital Anthony Leong mendesak tim siber Polri untuk segera turun tangan menyelidiki bukti-bukti yang beredar di platform media sosial X terkait dugaan keterlibatan Dicky.

“Jika terbukti benar yang bersangkutan terlibat, aparat hukum harus segera menangkap karena telah merugikan negara,” ujar Anthony pada keterangannya (6/7/2024).

Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) juga menekankan bahwa insiden yang menimpa PDN ini merupakan sebuah teror siber, diduga melibatkan orang dalam yang mungkin sengaja membuka akses data.

“Ini adalah teror siber kepada PDN. Diduga ada keterlibatan orang dalam karena ada potensi orang dalam yang membuka data-data ini keluar. Jadi boleh dibilang bukan hackernya hebat. Dari bahasanya narasi permintaan maaf juga seperti orang Indonesia,” lanjut Wakil Sekretaris Jendral Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) ini.

Dicky Prasetya Atmaja diketahui telah mengunggah dokumen rahasia negara secara sengaja di situs Scribd sejak 2022. Scribd adalah platform berbagi dokumen di mana pengguna bisa mengunggah dan mengunduh dokumen dengan membayar.

Salah satu dokumen yang dibocorkan oleh Dicky adalah akses virtual cloud/portal dan akses virtual private network (VPN) PDN.

“Masyarakat bisa unduh semua dokumen yang bersangkutan upload tersebut. Dokumen-dokumen rahasia semua dibocorkan secara sengaja. Semua bencana siber sejak dua tahun ini bisa jadi bermula dari dokumen bocor ini. Bayangkan jika ditarik mundur ke 2022, ada berapa banyak kebocoran data yang terjadi?” kata Anthony.

Anthony meminta agar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) segera melakukan audit terhadap Pusat Data Nasional (PDN) untuk mengatasi dan mencegah kebocoran data lebih lanjut.

“Masyarakat menunggu langkah tegas dari pihak berwenang dalam menangani dan menyelesaikan kasus ini,” pungkas Anthony. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments