Jakarta, benang.id – Meski dihadapkan pada sejumlah tantangan, Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), Anthony Leong, optimistis bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) di PIK 2 mampu membawa dampak positif yang besar bagi masyarakat dan dunia usaha, selama didukung sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha.
“Ya memang kawasan PSN yang dimaksud hanya sebagian saja di dalam kawasan pengembangan PIK2, yaitu Tropical Coastland. Meskipun tidak semua kawasan menjadi PSN, tetapi tetap menjadi kawasan yang terintegrasi satu sama lain,” ujar Anthony, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menetapkan PSN Tropical Coastland, yang disebut akan menjadi destinasi wisata hijau yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan pembangunan berbasis hijau.
Secara umum, Tropical Coastland merupakan pengembangan wilayah berbasis hijau dengan luas kurang lebih 1.836 hektare (Ha) yang berada di pesisir pantai Tangerang Utara. Kawasan ini ditujukan sebagai destinasi pariwisata baru yang berwawasan hijau guna meningkatkan daya tarik bagi para wisatawan.
Sebelum adanya PSN Tropical Coastland, proyek PIK2 sebenarnya telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 163.000 orang pada periode 2021-2024. Tenaga kerja tersebut berasal dari penduduk sekitar PIK2 yang bekerja di lingkup pembangunan proyek, vendor outsourcing, hingga sebagai karyawan di area komersial.
“Kami meliihat niat baik Agung Sedayu Group, untuk berkolaborasi dan bantu membangun kawasan ini meskipun kawasannya masuk dalam kategori kritis. Dimana wilayah yang memiliki luas mencapai 1.800 hektar ini hanya terdapat 91 hektare lahan hijau. Hal tersebut terjadi karena abrasi air laut,” ujar Anthony.
Tak hanya itu, Agung Sedayu Group akan membangun beberapa fasilitas seperti kawasan olahraga dan rumah-rumah ibadah, hal tersebut dapat menjadi nilai tambah untuk menjadi destinasi wisata dalam negeri yang baik.
Anthony menyampaikan, pembangunan kawasan seperti PIK 2 harus dilihat sebagai peluang strategis untuk menciptakan investasi berkelanjutan.
“PIK 2 bukan hanya sebuah proyek infrastruktur, tetapi juga representasi masa depan pembangunan yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat sektor pariwisata. Untuk itu, sinergi antara dunia usaha dan pemerintah sangat diperlukan,” kata Anthony.
Sebagai salah satu kawasan yang dikembangkan oleh Agung Sedayu Group, PIK 2 memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata terkemuka di Tangerang.
Infrastruktur modern, kawasan komersial, serta fasilitas publik yang lengkap menjadikan kawasan ini menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) itu menilai, keberadaan PIK 2 dapat mendongkrak sektor pariwisata di Banten sekaligus meningkatkan daya saing investasi.
“Kawasan ini bisa menjadi ikon baru yang tidak hanya memikat investor tetapi juga wisatawan. Kombinasi pembangunan berkelanjutan dan daya tarik wisata merupakan formula yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional,” jelas Anthony.
Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu menambahkan, investasi berkelanjutan di PIK 2 akan membuka peluang baru, terutama bagi UMKM yang bergerak di bidang pariwisata, kuliner, dan ekonomi kreatif.
“Dengan pendekatan yang berorientasi pada lingkungan dan kolaborasi, PIK 2 dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sekaligus memperkuat ekosistem bisnis yang baik. Jadi kalau yang bagus-bagus di wilayah lain jadinya smua ada di satu kawasan itu,” katanya.
Tak hanya itu, Anthony menjelaskan PIK 2 menjadi percontohan bangun kawasan baru yang baik dan terintegrasi, yang dimana ada sektor bisnis, hunian, kesehatan di dalam satu kawasan baru dan telah diberikan izin oleh pemerintah dan daerah Pemerintah Pusat.
Masalah Tata Ruang
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menyebut kesesuaian lokasi PIK 2 dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), menjadi perhatian penting.
Anthony menilai, penyelarasan regulasi menjadi langkah utama yang harus diambil untuk memastikan keberlanjutan proyek ini.
“Masalah tata ruang adalah hal yang krusial, tetapi juga bisa diselesaikan dengan pendekatan yang transparan dan kolaboratif. Pemerintah perlu memberikan panduan yang jelas, sementara pengembang harus berkomitmen untuk mematuhi aturan yang berlaku. Dengan demikian, semua pihak dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar,” ungkapnya.
Anthony juga mengapresiasi upaya pemerintah yang berencana mengkaji ulang kawasan PSN PIK 2, karena hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berlandaskan hukum.
“PIK 2 harus menjadi contoh bagaimana pembangunan yang terencana, berorientasi lingkungan, dan mendukung pariwisata dapat berjalan secara bersama-sama. Jumlah potensi wisatawan bisa capai angka 10 juta. Bayangkan bagaimana peluang para UMKM bisa sangat bertumbuh di kawasan PIK 2 karena berlimpahnya jumlah wisatawan,” tutup Anthony. (*/GK)