Friday, May 23, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalRayakan 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan 10 Tahun Laudato Si, OFM...

Rayakan 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan 10 Tahun Laudato Si, OFM Dialog Orang Muda Lintas Iman

Jakarta, benang.id – Dalam rangka merayakan 800 tahun Kidung Segenap Ciptaan dan 10 tahun Laudato Si’, Ordo Fratrum Minorum Provinsi St Mikael Malaikat Agung Indonesia mengadakan “Dialog Orang Muda Lintas Iman”. Kegiatan ini mengusung tema Orang Muda Lintas Iman Mendengarkan dan Menanggapi Jeritan Bumi serta Jeritan Orang Miskin.

Dialog tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 24 Mei 2025 pukul 09.30-14.00 WIB di Ballroom Vincentius Putra, Kramat Raya, Jakarta. Dialog tersebut akan dihadiri mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Jakarta,” tutur Romo Yohanes Kristoforus Tara OFM, dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

Selain sharing mahasiswa tentang “jeritan bumi dan jeritan orang miskin” dari perwakilan setiap agama, dialog juga diisi beragam tampilan dari para mahasiswa yang hadir. Kemudian dialog ditutup dengan “pernyataan sikap bersama”.

Terdapat sejumlah tujuan dalam Dialog Orang Muda Lintas Iman. Pertama, membangun budaya perjumpaan (komunikasi, dialog, dan kolaborasi) lintas iman. Kedua, mengetahui, memahami, dan menyadari pentingnya mengejawantahkan cara hidup yang didasarkan pada semangat keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Ketiga, fenomena “jeritan bumi” (degradasi lingkungan, polusi air, polusi udara, dll) dan “jeritan orang miskin” (kelaparan, terbatasnya lapangan kerja, ketidaksetaraan, ketidakadilan, diskriminasi, dll) merupakan persoalan yang harus ditanggapi serta diurai atau diselesaikan bersama.

Keempat, meyakini bahwa orang muda lintas iman adalah pelaku perubahan dan mempunyai peran penting dalam merawat bumi sebagai rumah kita bersama, menjamin terwujudnya persaudaraan kosmik baik dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan. Kelima, memastikan keberlanjutan dialog orang muda lintas iman dengan kegiatan lanjutan, misalnya studi bersama dan melakukan aksi bersama yang terkait dengan kemanusiaan dan ekologi (lingkungan hidup).

Panti Asuhan Vincentius Putra. Foto: ofm-indonesia.org

Selain itu, orang muda lintas iman yang hadir menjawab sejumlah pertanyaan berikut ini dalam sesi sharing. Pertama, apa pandangan saudari dan saudara sebagai orang muda (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu) mengenai krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan? Kedua, menurut saudari dan saudara, mengapa krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan terjadi? Ketiga, bagaimana keterlibatan saudari dan saudara dalam mengurai krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan?

Keempat, apa komitmen saudari dan saudara sebagai pribadi dan dalam skala komunitas agama meminimalisir (mengatasi) krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan? Kelima, apa usulan saudari dan saudara terkait krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan terhadap pembuatan kebijakan publik (pemerintah) dan kehidupan beragama (tokoh agama)?

Menurut Romo Yohanes Wahyu Prasetyo OFM, dalam “dialog orang muda lintas iman” ini, peserta yang hadir juga mendeklarasikan pernyataan sikap bersama sebagai berikut.

  1. Krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan merupakan persoalan global, di mana untuk mengurai persoalan tersebut, kami berkomitmen untuk bergandengan tangan dan bersama-sama secara berkelanjutan memastikan lingkungan hidup yang lestari serta terejawantahnya penghormatan terhadap martabat manusia.

  2. Mempromosikan secara terus menerus di tengah kehidupan masyarakat dan juga melalui media sosial mengenai pentingnya merawat lingkungan hidup serta menjunjung tinggi martabat manusia.

  3. Terlibat aktif dan berkontribusi dalam berbagai macam kegiatan yang terkait dengan isu-isu krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan.

  4. Membuat kajian akademik dan mempublikasikannya mengenai fenomena krisis lingkungan hidup dan krisis kemanusiaan.

  5. Memberikan masukan dan evaluasi terhadap pembuat kebijakan publik (pemerintah) apabila kebijakan yang disampaikan serta dikerjakan berdampak negatif terhadap lingkungan hidup dan martabat manusia.

  6. Menjadi garam dan terang di lingkungan keluarga, kampus, agama, dan masyarakat dengan memberikan teladan berupa cara hidup yang mencintai lingkungan hidup dan martabat manusia. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments