Friday, April 25, 2025
No menu items!
spot_img
HomeNasionalRm Fadjar: Paus Fransiskus adalah Allah yang Tampak di Dunia

Rm Fadjar: Paus Fransiskus adalah Allah yang Tampak di Dunia

Jakarta, benang.id – Wafatnya Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) pagi, di usianya ke-88 telah meninggalkan duka mendalam bukan saja bagi umat Katolik di dunia namun juga umat lintas agama.

Paus Fransiskus telah menjalani perawatan di RS Gemelli, Roma, sejak 14 Februari lalu karena menderita sakit bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda pada 18 Februari. Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan juga seorang Jesuit ini meninggal dunia sehari setelah muncul menyapa umat pada Minggu Paskah di Lapangan St Petrus.

Rm Damianus Fadjar Tedjo Soekarno Pr, seorang pastor aktivis Dokumen Abu Dhabi merupakan salah satu sosok yang merasa sangat kehilangan Paus Fransiskus. Rm Fadjar yang kini bertugas melayani di Gereja Paroki Maria Diangkat ke Surga, Jl Bunga Lely 17, Malang, itu sempat viral karena menghadiahi sebuah Udeng – penutup kepala tradisional khas Banyuwangi– dan mengenakan langsung ke Paus Fransiskus saat Audiensi Umum di Vatikan, Rabu (21/8/2024).

Dalam wawancara jarak jauh dengan Metro TV pada program Breaking News Pagi, Selasa (22/4/2025), Rm Fadjar mengungkapkan bahwa baginya Paus Fransiskus adalah Allah yang tampak di dunia. Ia kemudian menceritakan pengalaman unik dan sangat istimewa saat dirinya mengenakan udeng ke Paus Fransiskus.

Rm Fadjar setelah diberkati, memberikan sekaligus memakaikan langsung udeng kepada Paus Fransiskus, 21 Agustus 2024 lalu. Foto: Media Vatikan/Istimewa

“Ketika saya mengenakan udeng ada hal yang menarik. Saat saya mengenakan udeng ke beliau itu tidak merasa apa-apa, tapi setelahnya itu saya bisa menangis. Padahal saya bukan romo yang baik, seperti romo-romo lain. Sungguh mendengar berita (wafatnya Paus Fransiskus) ini saya sedih. Wajah Allah yang tampak dengan belas kasihan memanusiakan manusia secara manusiawi,” jelasnya.

Rm Fadjar melanjutkan bahwa ia secara pribadi mendapatkan anugerah yang luar biasa saat ulang tahun Imamat ke-25 bisa mencium tangan, Paus Fransiskus, selain mengenakan udeng, juga mencium lututnya dan mendapatkan berkat khusus secara langsung dan sebuah pernyataan.

“Hingga saat ini setiap kali tangan Bapa Suci itu masih terasa di kepala saya. Beliau memberikan berkat khusus kepada saya demikian: ‘Anakku RD Fadjar Tedjo Soekarno semoga engkau senantiasa diberkati. Semoga Kristus imam besar dan Tuhan kita (beliau menyebut kita berarti beliau dan saya), senantiasa menjaga hidup ini dalam kesederhanaan, kesucian, dan kerendahan hati. Vatikan 21 Agustus 2024. Paus Fransiskus dan quote itu ditandatangani beliau sendiri,” beber Rm Fadjar.

Kata Rm Fadjar, Paus Fransiskus sangat layak menjadi orang Kudus. “Semoga beliau cepat menjadi orang kudus dan dapat menjadi pendoa bagi banyak orang lebih-lebih pendoa pejuang- pejuang kemanusiaan. Saya juga berharap beliau menaungi kami yang bergerak dalam Dokumen Abu Dhabi yaitu dokumen kemanusiaan di mana dokumen itu tidak bicara soal akidah tapi melulu kemanusiaan, cara-cara memanusiakan manusia secara manusiawi,” jelasnya.

Paus Fransiskus usai memimpin Misa Kudus di Gelora Bung Karno (GBK), 5 September 2024. Foto: benang.id/Gora Kunjana

Lebih jauh Rm Fadjar mengatakan terkait Dokumen Abu Dhabi. Menurut dia, poin Dokumen Abu Dhabi adalah dokumen kemanusiaan. Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb, lanjut Rm Fadjar, merupakan dua tokoh agama besar yang bertemu namun tidak bicara soal akidah sedikitpun. “Tapi seluruh keprihatinan, duka dan juga nestapa kemanusiaan senantiasa beliau perjuangkan. Untuk memperkuat Dokumen Abu Dhabi, Paus Fransiskus memunculkan dokumen Frateli Tutti. Artinya langkah pertama untuk bisa memanusiakan manusia secara manusiawi orang harus memandang manusia sebagai saudara. Banyak orang sudah membangun jembatan-jembatan kemanusiaan tetapi orang lupa merawat, memelihara, dan memupuk jembatan itu,” katanya.

Rm Fadjar menegaskan dalam hal ini Paus Fransiskus sungguh sangat konsisten. “Saya pun mengajak umat sebelum Paus Fransiskus dimakamkan, mendoakan semoga sisa dosa yang masih ada dihapuskan oleh Allah. Dan saya secara pribadi memohon kepada gereja supaya Paus Fransiskus segera dinobatkan sebagai orang kudus seperti Paus Yohanes Paulus II,” katanya.

Keberagaman Indonesia

Rm Fadjar di Metro TV

Pada bagian lain, Rm Fadjar melihat bahwa dari berbagai kunjungannya Paus Fransiskus sering menyebut tentang keberagaman Indonesia bahkan Bhinneka Tunggal Ika. “Paus sangat kagum Indonesia, ini yang menjadi tantangan bagi kita para pelakunya (bangsa Indonesia),” katanya.

“Apapun yang terjadi, setiap manusia punya hati nurani yang dapat disentuh, nah Paus Fransiskus itu dengan segala macam cara mencoba mengetuk hati nurani kita baik itu seruan perdamaian, dan lainnya. Intinya lihatlah manusia sebagai saudara. Jangan dilihat sebagai musuh meskipun berbeda,” tandasnya.

Menurut Rm Fadjar, Indonesia kalau dilihat secara gampang peta konflik itu sangat nyata. Agama berbeda, suku berbeda, bahasa berbeda, pulau pun berbeda. “Hebatnya Paus berulang kali menyebut Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi satu,” katanya.

Teladan kesederhanaan

Paus Fransiskus usai memimpin Misa Kudus di Gelora Bung Karno (GBK), 5 September 2024. Foto: benang.id/Gora Kunjana

Terkait kunjungan Paus Fransiskus pada awal September tahun lalu, Rm Fadjar memaknainya sebagai contoh bukan saja bagi umat Katolik tetapi bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. “Beliau itu pemimpin negara namun hadir dengan kesederhanaan. Itu bagi orang Katolik atau saya pun sebagai pastor pun malu. Kalau pimpinannya saja seperti itu kok saya seperti ini. Itu juga tantangan untuk bangsa dan pemimpin-pemimpin kita dan sebagainya,” katanya.

Kata Rm Fadjar, di Katolik ada satu prinsip siapa yang ingin besar harus menjadi yang terkecil, siapa yang mau terdahulu harus menjadi yang terakhir. Siapa yang mau menjadi pemimpin harus rela melayani. “Nah, Paus itu sudah menerapkan dan mengonkretkan hal itu. Jadi meskipun beliau itu jabatannya tinggi beliau kadang mencuci kaki orang di penjara, kadang-kadang juga wanita muslim, itu contoh. Itu gereja konkret. Jadi tidak sekadar ritus di altar tetapi yang penting dipraktikkan di pasar kehidupan,” tandasnya.

Paus Fransiskus bagi Rm Fadjar ibarat iklan kemanusiaan berjalan. Karena tidak hanya teori dalam Dokumen Abu Dhabi dan Frateli Tutti namun juga dipraktikkan. “Demikian pula ketika kami dan para pemimpin organisasi pemuda lintas agama dari Ansor, Muhammadiyah, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu bertemu beliau di Vatikan, saya menangkap beliau itu berpesan ‘kamu ke Vatikan jangan sekadar ketemu saya saja tetapi utamakan kemanusiaan dan alam’,” ujarnya.

Terakhir, Rm Fadjar menegaskan bahwa Paus Fransiskus telah meletakkan banyak hal. “Jadi meski kami berduka cita atas meninggalnya beliau, tapi di sisi lain kami juga bersuka cita karena Paus telah menebarkan benih-benih kemanusiaan. Bukan hanya toleransi tetapi kemanusiaan,” pungkasnya. (*/GK)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments