Saturday, September 21, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalSepatu Bertuah: Sr Irene OP Bertemu Paus

Sepatu Bertuah: Sr Irene OP Bertemu Paus

Jakarta, benang.id –  Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua peristiwa terjadi karena kehendak Tuhan. Dan oleh karenanya, semua sudah terhubung. Hanya waktulah yang tidak bisa dipastikan, kapan akan terjadi. Dan cerita “kebetulan“ ini adalah kisah sepatu. Bukan sepatu Cinderela karya penulis Prancis, Charles Perrault pada tahun 1697. Ini juga bukan kisah sepatu kaca, tetapi soal sepatu kulit buatan Utrecth, Belanda. Brandnya – Bitter Classic Utrecht.

Cerita ini tentang Sr Irene OP dan sepatunya.  Ia adalah biarawati dari Kongregasi Suster Dominikan. Berkarya di Kedubes Vatikan atau Nunciatura di Jakarta. Nama Sr Irene muncul dalam kisah bocah bernama  Louis Emilio Agriveta Dosiwoda (Emilio)  yang bertemu dan dicium Paus Fransiskus pada Jumat, 6 September 2024 lalu. Sr Irene inilah yang membawa masuk Emilio ke Nunciantura untuk bertemu Paus Fransiskus. Emilio menjadi satu-satunya anak atau orang yang bisa masuk Nunciatura tanpa daftar undangan dan sama sekali tidak dikenal.

sr Irene OP menyambut Paus Frnasiskus di Nunciatura. Foto: dok. Sr Irene OP

Dan tentu, karena berkarya di situ, Sr Irene OP juga berkesempatan beraudiensi dengan Paus Fransiskus. Ia juga melayani para tamu yang akan bertemu dengan Paus Fransiskus. Apakah kebetulan karena berkarya di Nunciatura lalu bertemu Paus Fransiskus? Lalu apa hubungannya dengan sepatu kulit buatan Utrecht, Belanda?

Sr Irene berkisah, selama melayani Paus Fransiskus, ia mengenakan sepatu bekas yang diberi seseorang pada 17 tahun silam. Berarti tahun 2007. Bukan sepatu baru. Sepatu bekas. Si pemberi adalah, pemimpin kongregasinya, Suster Provinsial dari Kongregasi Para Suster Dominikan. Sr Agnes Iswantini OP, namanya. Suster kelahiran 27 Juli 1931 ini meninggal pada 3 April 2017 dalam usia 86 tahun.

Sepatu hadiah dari Sr Agnes itu. Foto: dok. Sr Irene OP

“Ketika itu saya berada di ruang makan di biara para suster Dominikan di Maguwo, Yogyakarta. Kira-kira waktu itu pukul 10.00 pagi,“  demikian Sr Irene mulai berkisah. Pada saat itu dirinya sedang sendirian. Tiba-tiba Sr Agnes, pimpinannya, datang ke ruang tersebut, sambil membawa sepatu. Begitu bertemu, Sr Agnes langsung memberikan kepadanya sepatu yang dibawa dan sambil berkata, ”Sr Irene, saya kasih sepatu. Sepatu ini yang membawa saya ketemu Paus.”

Yang dimaksud Paus adalah Paus Johanes Paulus II,  yang meninggal pada 2 April 2005.  Pada 27 April 2014, Paus ini mendapat gelar santo – orang kudus dari Gereja Katolik. Ini merupakan penganugerahan gelar tercepat sepanjang sejarah Gereja Katolik Dunia.

Sr Irene OP cium tangan Paus Fransiskus di Nunciatura. Foto: dok. Sr Irene OP

“Saya menerima sepatu begitu saja tanpa berpikir apa-apa. Saya hanya menyampaikan terimakasih dan tidak ada pembicaraan lebih lanjut, kecuali peristiwa pemberian sepatu. Di hadapan Sr Agnes, saya mencoba mengenakan sepatu itu. Sepatunya sangat bagus dan indah. Sepatunya pas sekali Sr Agnes. Sr pimpinan itu tersenyum senang  melihat sepatu pemberiannya memang cukup di kaki saya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, dari mana  suster pimpinan tahu ukuran sepatu saya?“ ungkap Sr Irene, yang waktu kejadian itu, masih sebagai suster muda.

Mengingat pemberian sepatu itu memiliki makna khusus, Sr Irene merasa sayang untuk memakainya. Meski demikian, sepatu itu selalu dibawa kemana dirinya berkarya, pindah tempat ataupun pindah kota. Sepatu itu baru dipakai pada 25 Oktober 2018, ketika dirinya diwisuda dari PPM setelah menyelesaikan studi Pasca Sarjana di Bidang Manajemen.

Sr Irene OP (memakai sepatu Sr Agnes) saat mengantar Emilio masuk Nunciatura. Foto: dok. Sr Irene OP

Dan, pengalaman iman itu pun terjadi saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia. Ketika mendengar rencana Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia dan akan menginap di Nunciatura, dirinya tersadar dan terhenyak, ternyata sepatu itu menjadi sebuah tanda. Tanda dirinya akan berjumpa dengan Paus Fransiskus sebagaimana Sr Agnes OP bertemu dengan Paus Johanes Paulus II.

“Dalam suatu rapat bersama menjelang kunjungan Paus Fransiskus, kepada Dubes Vatikan untuk Indonesia (Nuncio), Mgr Piero Pioppo, saya membuka rahasia yang saya pegang. Ya tentang sepatu itu. Setelah mendengar cerita, Nuncio kemudian mengatakan, ” You see, It revealed – Kamu lihat, akhirnya terungkap misterinya. Oleh karenanya, Nuncio meminta saya menjadi yang pertama menyambut Paus Fransiskus ketika tiba di Nunciatura ,” lanjut Sr Irene OP.

Pada saat Paus Fransiskus tiba di Nunciatura, lalu apa yang terjadi ? Sr Irene OP mengingat pimpinannya yang telah beristirahat panjang untuk selamanya. Kepada Sr Agnes OP alm, Sr Irene berucap dalam hati. “Terimakasih karena sepatu ini saya juga diantar bertemu dengan Puas (Fransiskus). Benar-benar rencana Tuhan, bahwa saya ditugaskan di Nunciatura,” ucap Sr Irene OP dalam hati. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments