Semarang, benang.id – Dalam rangka pergerakan ekologis global “Season of Creation” (Musim Penciptaan) tanggal 1 September hingga 4 Oktober 2022 mendatang, Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Kevikepan Semarang menyelenggarakan “Srawung for Creation”.
Srawung for Creation digelar di Gazebo Taman Doa “Ibu Maria Korining Katentreman”, Gereja Paroki Administratif St. Ignatius Loyola Banjardowo, Genuk, Semarang, Kamis (1/9/2022).
Acara ini diprakarsai KKPKC Kevikepan Semarang yang diketuai Romo Dr Aloys Budi Purnomo Pr sekaligus Pastor Asisten di Paroki Administratif Banjardowo.
“Srawung for Creation ini menjadi momentum untuk berdoa secara lintas agama demi perawatan Bumi dan kepedulian bagi Ciptaan serta kaum rentan dengan tema Listen to the Voice of Creation,” tutur Romo Aloys dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (2/9/2022).
Dalam konteks global, jelas Romo Aloys, pergerakan Season of Creation bersifat ekumenis. Doa dan karya dilakukan antarumat Kristiani, maka disebut ekumenis. Namun dalam konteks lokal di Indonesia, Season of Creation dilaksanakan secara interreligius, lintas agama, dan budaya. Itulah sebabnya, momentum Season of Creation diberi tajuk Srawung for Creation.
Hadir dalam pagelaran ini, Romo Thomas Ari Wibowo Pr sebagai Pastor Paroki Administratif Banjardowo. Hadir pula Gus Abdul Qodir dari Ponpes Roudhotus Sholihin, Loireng, Sayung, Demak bersama sejumlah Santri-Santriwati yang memainkan musik Rebana dan bersholawat.
Sejumlah tokoh lintas agama yang turut hadir adalah Haji Mulyono Tjandra (PITI – Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia), Bante Dhirasarano (Vihara Buddha Theravada Tanah Putih Semarang), KH Taslim Sahlan (Ketua FKUB Jateng), Pendeta Setyawan (GKJ Genuk), Setyawan Budy (Pelita), dan Dr. Adi Ekopriyono (Akademisi Kearifan Lokal).
FX Bayu Wicaksono, Ketua Panitia dan Lukas Awi Tristanto, Sekretaris KKPKC bersinergi menyelenggarakan acara ini dalam sepekan sebelum acara berlangsung. Sinergi mereka merepresentasikan kolaborasi sinergis Gereja Banjardowo dan KKPKC Kevikepan Semarang.
Terdapat keindahan saat orang muda Katolik berkolaborasi dengan para Santri-Santriwati menyanyikan lagu pujian kepada Sang Pencipta dengan iringan hadroh. Srawung for Creation ini disemarakkan dengan Keroncong “Royong” Banjardowo, selain Hadroh Ponpes Roudhotus Solihin.
Selain doa bersama lintasagama, Srawung for Creation juga ditandai “orasi ekologis” yang disampaikan Gus Qodir dan Adi Ekopriyono. Tujuannya adalah merespons momentum Season of Creation dan ajakan Mendengarkan Suara Ciptaan yang menjadi tema pergerakan tersebut. Semua agama dan kebudayaan mengajarkan agar manusia tidak merusak Bumi, rumah bersama.
“Harapannya, Srawung for Creation dalam rangka Pembukaan Season of Creation ini dapat menyegarkan semangat merawat Bumi, Rumah Bersama. Peristiwa ini menjadi momentum seruan penyadaran kepada para pemimpin agar berhenti bersikap eksplotiatif merusak lingkungan demi kepentingan ekonomi sesaat,” pungkas Romo Aloys. (*)