Jakarta, benang.id – Tragedi Kanjuruhan sudah seharusnya menjadi titik balik bagi sepak bola Indonesia yang lebih baik di masa depan. Sebanyak 134 korban meninggal akan menjadi sesuatu yang tidak akan pernah terlupakan dari sejarah sepak bola Indonesia dan dunia.
Demikian diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam siaran persnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
“Hari ini kita lagi berkabung, yang meninggal 130-an, bukan sesuatu yang kita hanya berkabung seminggu atau 40 hari terus selesai, tetapi tinta hitam itu akan tercatat selama kita hidup, jadi tidak bisa dilupakan hanya karena ada kegiatan besar yang terjadi seperti ajang Piala Dunia,” ujar Erick.
Erick berharap ajang Piala Dunia tak sekadar menjadi tontonan, melainkan juga menjadi refleksi bagi sepak bola Indonesia ke depan. Erick mengatakan transformasi sepak bola Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari federasi, aparat keamanan, dan juga suporter.
Menurut Erick, Indonesia tak perlu malu belajar dari negara lain dalam membenahi kualitas sepak bola. Dia mencontohkan Jepang yang telah berkomitmen sejak lama dan konsisten dalam menerapkan peraturan untuk mendukung ekosistem sepak bola yang sehat.
“Artinya kita juga harus bisa, tapi ini bukan kerja satu-dua tahun, ini kerja 20 tahun, ketika Jepang ingin tim nasionalnya harus berbicara, dia sudah membangun dari 20 tahun yang lalu, tapi dimulai dari liganya yang sehat, dimulai dari tim juniornya, nah itu yang kita harus lakukan,” kata Erick menambahkan. (*)