Lombok, benang.id – eFishery, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, melalui eFishery Foundation, makin menegaskan komitmennya dalam melestarikan lingkungan hidup dengan menanam 1.000 bibit pohon mangrove di Ekowisata Bale Mangrove, Desa Wisata Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan penanaman 1.000 mangrove ini melibatkan 200 orang tenaga sukarela (volunteer) yang terdiri dari karyawan eFishery, komunitas, aparat dan pelajar setempat.
Program penanaman 1.000 mangrove merupakan bagian dari inisiatif eFishery Foundation, yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir. Tak hanya sampai proses penanaman bibit, Ekowisata Bale Mangrove nantinya akan berperan sebagai fasilitator yang membantu eFishery melakukan pengawasan dan pelaporan pertumbuhan mangrove setelah penanaman.
Muhammad Chairil, VP of Public Affair eFishery mengatakan, sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, eFishery terus berupaya menegaskan komitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan secara nyata dan strategis.
“Penanaman 1.000 mangrove ini merupakan langkah awal kami mewujudkan misi keberlanjutan bagi lingkungan hidup serta masyarakat sekitar. Kami berharap dapat ikut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon, mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan termasuk memperbaiki ekosistem biota laut serta abrasi air laut yang berdampak buruk bagi masyarakat,” tutur Muhammad Chairil.
Indonesia merupakan negara dengan hutan mangrove terbesar. Menurut data Badan Pusat Statistik, luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 3,63 juta hektare (ha) atau 20,37% dari total luas ekosistem mangrove di dunia. Melalui dokumen LTS-LCCR 2050 (Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience), Indonesia menegaskan arah menuju net-zero emissions atau emisi nol karbon pada 2060. Selaras dengan itu, eFishery turut mendukung program ini dengan penanaman 1000 bibit pohon mangrove.
“Kami mengapresiasi kegiatan penanaman 1000 bibit pohon mangrove yang dilakukan oleh eFishery di Ekowisata Bale Mangrove. Untuk menuju emisi nol karbon, diperlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk sektor swasta untuk melangkah bersama, bersinergi dan bergandeng tangan. Langkah ini merupakan ajakan kepada seluruh lapisan masyarakat dan berbagai pihak untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, kegiatan ini akan berdampak baik untuk lingkungan sekitar termasuk masyarakat di daerah Ekowisata Bale Mangrove,” Ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, M Zainuddin.
Tak hanya melakukan kegiatan penanaman 1.000 pohon mangrove, sebelumnya, eFishery mengumumkan kerja sama dengan PKK NTB yaitu merilis program Intervensi Gizi Stunting melalui Konsumsi Ikan selama 30 hari di Desa Aik Berik, Lombok Tengah.
Sebanyak 180 kg ikan akan dibagikan kepada masyarakat, ibu hamil dan balita pada acara yang bertajuk Begibung Makan Ikan untuk Generasi Emas. Program penurunan angka stunting dalam 30 hari pun akan disepakati dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kolaborasi Kegiatan Peningkatan Konsumsi Ikan dan Intervensi Gizi Stunting antara PKK NTB dan eFishery.
Selama 30 hari ke depan Posyandu dan PKK Aik Berik akan membagikan 225 kg ikan yang eFishery salurkan kepada balita dan ibu hamil dengan harapan dapat menurunkan angka stunting di daerah tersebut. Kerja sama ini merupakan komitmen eFishery dalam misi menyediakan kebutuhan pangan dunia melalui akuakultur.
eFishery Foundation berdiri dengan tujuan memberikan kontribusi dan dampak positif yang lebih besar serta berkelanjutan terhadap aspek sosial, edukasi, budaya, dan lingkungan, khususnya pada industri akuakultur.
Melalui visi misinya, eFishery Foundation yang didirikan eFishery ingin memanfaatkan teknologi untuk terus membangun edukasi yang dapat dengan mudah diakses oleh para pembudidaya dan generasi penerusnya, memperkuat ketahanan pangan melalui produk akuakultur, serta mengurangi emisi karbon. (*)