Jakarta, benang.id – Perpindahan sebagian penduduk Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) berdampak pada kehilangan mata pencaharian bagi masyarakat kecil. Mereka yang selama ini bekerja di sektor pendukung seperti ojek, penjual angkringan dan sebagainya ternyata merupakan masyarakat yang terdampak langsung dari perpindahan penduduk dari Jakarta ke IKN. Meski dibutuhkan riset secara menyeluruh dan mendalam untuk mendapatkan angka pasti, dampak negatif sudah pasti terjadi. Universitas Dian Nusantara (Undira) sudah mengambil langkah awal untuk mempersiapkan masyarakat kecil terdampak dengan melakukan pembekalan penyelamatan kelompok ekonomi lemah.
Satu-satunya cara untuk mengatasi gejolak pada masyarakat tersebut, Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) Undira mendidik masyarakat terdampak tentang artinya koperasi yang berbasis gotong royong, melalui Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Kegiatan PkM itu dilakukan bersama dosen dan mahasiswa yaitu Sigit Mareta MAk, Lestari MAk Ak, Efa Wahyuni, MMSI, Natalia Santoso MA, Edy Suryadi MAk, Indri Astiana Suhendar MM, Diky Maulana, Cristina Oktaviani, Siti Sofaria Nurjanah dan Pradika Nugraha dilakukan di RT / RW di Kebun Jeruk, Jakarta yang diikuti 62 peserta pada Minggu (20/8/2023).
Demikian ditegaskan Dekan Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) Undira Caturida Meiwanto Doktoralina PhD dalam rilisnya kepada media.
Caturida Meiwanto Doktoralina yang juga Taprof Bidang Ekonomi dan SKA Lemhannas RI melihat bahwa masyarakat kecil Jakarta perlu dipersiapkan atas dampak perpindahan penduduk yang akan mereka hadapi.
Karena jika berdasarkan sumber BPS 2022 disebutkan bahwa 970 ribu ASN (menurut BKN per Juni 2022, belum termasuk anggota keluarga) yang akan pindah ke IKN, tentunya secara angka akan menurunkan kepadatan penduduk Jakarta.
Data BPS tahun 2021-2022 menyebutkan bahwa terdapat 4.542 Koperasi, 1.151.080 UMK di Jakarta tentunya akan terdampak atas kepindahan Ibu Kota ke Nusantara. “Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia wajib mengoptimalisasi kekininian Teknologi Informasi dalam seluruh aktivitas proses pencatatan dan pelaporan keuangan dan perpajakannya,” tandas Catur, demikian Dekan FBIS Undira itu akrab disapa.
“Dengan majunya perkembangan teknologi saat ini, maka peran generasi muda yang mahir memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) wajib diikutsertakan,” imbuh Catur.
Tujuannya agar jika saat ini masih banyak koperasi menggunakan cara-cara konvensional dapat beralih memberikan kemudahan dalam aplikasi mobile yang memberikan kemudahan terhadap para anggotanya. Oleh karena itu, menurut Caturida, Prodi Akuntansi FBIS-Undira akan membantu peran masyarakat dalam pembentukan hingga pendampingan berdirinya Koperasi di lingkungan terkecil di lingkungan RT/RW sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Catur menambahkan bahwa dalam pasar yang semakin kompetitif dan perubahan pesat dalam bisnis di seluruh dunia saat ini, telah menjadi keharusan bagi organisasi untuk mempertimbangkan kembali strategi manajemen rantai pasokan (supply chain management/SCM).
“Hal ini diperlukan karena faktanya strategi SCM yang sama mungkin tidak sesuai untuk semua organisasi,” ucap Catur.
Menurut dia, keberhasilan strategi dalam usaha tidak selalu berarti membawa keberhasilan di pihak lain. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi strategi baru dan non-tradisional untuk SCM.
“Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam praktik SCM melalui cara pandang perspektif ekonomi dapat berguna dalam praktik SCM,” jelas Catur.
Dalam kesempatan sama Sigit Mareta menyampaikan bahwa selain mengenai pemahaman dasar dalam Input, Proses dalam Pencatatan di bidang Akuntansi. Program Pelatihan Akuntansi Sederhana dan Pemanfaatan Platform E-Commerce untuk UMKM sebagai perwujudan Ekonomi Kreatif dan dan Pengelolaan Keuangan Keluarga Pasca Pandemi Covid-19 juga menjadi perhatian penting yang wajib dipahami.
“Pentingnya pemahaman dimaksud dikarenakan dalam semua aktivitas pencatatan yang baik akan memberikan proses dan pertanggungjawaban yang baik dan berdampak pada peningkatan pendapatan kehidupan usaha bagi keluarga,” jelas Sigit Mareta, yang juga Ketua Program Studi Akuntansi di Undira.
Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM
Menutup kegiatan PkM, Lestari mengupas mengenai Edukasi Pajak hingga kepada kewajiban pelaporannya bagi setiap warga negara di Indonesia.
Lestari yang juga menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Akuntansi menyampaikan bahwa edukasi dan pendampingan kewajiban perpajakan bagi Koperasi maupun UMKM wajib dipatuhi oleh seluruh komponen masyarakat.
“Kepentingannya adalah karena dengan prinsip kesadaran diri dalam melaporkan aktivitas perpajakan, maka pendataan atas penerimaan atas atas usaha akan memberikan optimalisasi penerimaan pajak dan membawa dampak kepada pembangunan sarana dan prasarana yang berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan PkM yang dibuka resmi Ustadz Abdurochman sebagai tokoh masyarakat, diikuti puluhan peserta dari komunitas pemuda di lingkungan RT 03/01 Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Dalam acara tersebut, para peserta diberikan waktu berdiskusi dan tanya jawab untuk solusi permasalahan yang ada dan merumuskan agenda program penguatan pada pertemuan selanjutnya.
Acara diakhiri dengan ramah tamah antara narasumber dan seluruh peserta yang hadir. Tampak para Asisten dosen yang hadir juga aktif menyampaikan diskusi interaktif untuk memberikan pemahaman terkait tujuan kegiatan PkM ini. (*)