Wednesday, July 16, 2025
No menu items!
spot_img
HomeOpiniUstadz Aziz Pendakwah Lugas Penjaga Damai di Tengah Gelombang Radikalisme --...

Ustadz Aziz Pendakwah Lugas Penjaga Damai di Tengah Gelombang Radikalisme — OPINI

Ketua Umum JKJT Agustinus Tedja Bawana

Oleh: Agustinus Tedja Bawana *)

Ustadz Aziz adalah sosok sederhana dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Dalam kesederhanaannya, beliau konsisten mengabdikan hidup untuk dakwah yang menyejukkan. Ustadz Aziz bukan hanya menyampaikan ajaran Islam yang damai, tetapi juga memperjuangkan semangat hidup berdampingan dengan kasih sayang dan penghormatan terhadap sesama manusia, tak terkecuali yang berbeda keyakinan.

Beliau adalah dinding penahan arus deras radikalisasi, yang kerap menyusup melalui tafsir sempit dan ajaran kebencian. Melalui ceramah dan pergaulannya yang santun, ia menyampaikan bahwa Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam – bukan hanya bagi satu golongan. Inilah wajah Islam yang sebenar-benarnya: menghargai perbedaan, menebar kedamaian.

Siapa Ustadz Aziz? Ustadz Aziz adalah seorang pendakwah dari NU yang hatinya bersih dan wajahnya senantiasa dihiasi senyum. Ia tidak mencari popularitas, tidak memamerkan amalan, tetapi justru menyuarakan Islam dengan keteladanan. Ia dihujat oleh sebagian kalangan yang cenderung pada kelompok radikal, namun tidak sedikit pula masyarakat yang tercerahkan oleh ajaran Islam rahmatan lil alamin yang ia bawa.

Mengapa Ustadz Aziz Dihujat dan Kenapa Ia Tetap Istiqamah?
Dalam dunia yang penuh kebisingan dan penghakiman, Ustadz Aziz memilih jalan sunyi namun terang: berdakwah dengan kasih, bukan caci. Karena itu pula, ia menjadi sasaran hujatan dari kelompok-kelompok intoleran yang merasa tersinggung oleh narasi damai yang ia bangun, saat bersama Arek Malang Bersuara (AMB) menjadi juru bicara dalam upaya menolak mereka yang ingin mempertahankan dominasi atas narasi dakwah yang dirasa bertentangan untuk dilakukan di Kota Malang yang dikenal sebagai kota toleran. Namun Ustadz Aziz tetap istiqamah. Baginya, perdamaian adalah inti ajaran Islam, dan Indonesia adalah rumah bersama yang harus dijaga dengan kebersamaan, bukan permusuhan.

Perjuangan Ustadz Aziz terjadi di tengah masyarakat Kota Malang, Jawa Timur —adalah bagian dari negara yang majemuk, kaya akan keberagaman, namun juga terus diuji oleh arus sektarianisme. Di masjid-masjid kecil, di ruang-ruang dialog antaragama, bahkan di pelosok-pelosok desa, Ustadz Aziz menyebarkan pesan damai. Ia hadir untuk mengingatkan, bahwa Indonesia tidak kekurangan pendakwah lokal yang berilmu, berakhlak, dan mencintai sesama anak bangsa.

Beberapa hari yang lalu. Saat retorika kebencian dan upaya memualafkan mulai merasuki ruang publik dan di hadapan banyak penonton. Saat pemahaman sempit tentang agama dijadikan alat politik dan alat kekuasaan. Saat sebagian masyarakat mulai meragukan Pancasila karena hasutan yang dibungkus simbol keagamaan. Di sinilah suara Ustadz Aziz menjadi terang dalam gelap: suara yang mengajak pada cinta, bukan luka.

Dengan cara yang lembut namun teguh. Apa yang dipaparkan di Komisi A DPRD Kota Malang-Polresta Kota Malang beliau tak menyudutkan, tetapi mengajak. Kata-katanya tak membakar amarah, namun menghangatkan hati. Ia mengutip ayat-ayat suci, baik dari Al-Qur’an maupun Injil, untuk membangun jembatan antarumat:
Al-Qur’an (Al-Hujurat: 13):
Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal...”

Injil (Matius 5:9):
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Ustadz Aziz juga mengingatkan bahwa Indonesia telah memiliki dasar hukum yang kokoh dalam menjaga keberagaman:
* Pasal 29 UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya.
* Pancasila sila ke-1 dan ke-3: Ketuhanan Yang Maha Esa dan Persatuan Indonesia, menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun di tengah perbedaan.

Menjaga Rumah Bersama Bernama Indonesia
Apa yang dilakukan Ustadz Aziz bukan hanya dakwah, tetapi juga penjagaan terhadap masa depan bangsa. Ia bukan hanya ulama, tetapi juga pejuang toleransi. Ia bukan hanya pendakwah, tetapi penjaga nilai-nilai luhur Indonesia.

Karena sejatinya, agama tidak hadir untuk memisahkan, tetapi untuk menyatukan dalam cinta. Dan seperti kata Ustadz Aziz, “Jika kita beragama tetapi tidak mencintai sesama manusia, maka kita belum memahami pesan Tuhan yang paling utama.”

*) Ketua Umum Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments