Malang, benang.id – Industri kelapa sawit mempunyai peranan strategis terutama sebagai sumber devisa, penyerapan tenaga kerja, sehingga perlu terus dijaga dan dirawat kesinambungannya. Prospek sawit ke depan masih sangat menjanjikan, di samping produk utama seperti minyak mentah (CPO) dan inti sawit (PKO), terdapat peluang menjadikan sawit menjadi produk turunan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan manufaktur.
Peluang ini dibahas dalam Workshop “Diversifikasi Produk Kelapa Sawit Khusus Pakan Ternak, Biomassa, Cokelat , Krimer dan Dupa Sawit, yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia yang didukung BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) di Malang, Senin (25/11/2024).
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi BPDPKS, Helmi Muhansah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah program untuk mendukung diversifikasi sawit agar bernilai tambah. Selain helm sawit, ada juga parafin sawit, lalu baterai dari limbah sawit dari ITB, pengawet buah.
“Ada riset yang menunjukkan sawit kandungannya sama dengan air susu ibu, besar vitamin E dan A-nya. Ini bisa dijadikan bagian untuk program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo sebagai suplemen,” ungkapnya.
“Selain itu, kami punya program UKMK naik kelas untuk dapat membuat batik, buat lilin, dan sabun. Kami berharap temen-temen di Malang bisa menjadi bagian mitra UKM sawit,” tutur Helmi.
CEO PT Interstisi Material Maju Andika Kristinawati telah memulai pengembangan limbah sawit sebagai produk turunan yang telah dipasarkan secara komersial. Perusahaan berhasil melakukan pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi serat yang dapat dijadikan bahan dasar pembuatan helm. Helm yang dibuat perusahaan bermerek GC (Green Composite). Helm ini terbagi atas tiga fungsi yaitu helm safety, helm trendy, dan helm healthy.
Produksi helm ramah lingkungan juga didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). “Helm ini termasuk produk bio composite serta berpenguat serat alam. Keunggulan Helm GC berkontribusi dalam pengurangan limbah dan hasil ujinya lebih bisa meredam benturan,” kata Andika menjelaskan keunggulan helm GC ini.
Sejak 2017 hingga saat ini, helm GC sudah diperjualbelikan ke hampir seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, baik melalui pesanan satuan maupun pre order (PO).
Dijelaskan Andika bahwa perusahaan sedang melakukan pengembangan TKKS dijadikan bahan pembuatan rompi anti peluru dan sawit woven serta non woven .
Ketua Pelaksana Workshop, Qayuum Amri menjelaskan bahwa Workshop yang berlangsung selama dua hari ini menjadi bagian dari promosi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat penggunaan sawit bagi kehidupan sehari-hari. Dari workshop dapat diketahui penggunaan sawit untuk menjadi campuran bahan baku helm, krimer, coklat, dan paka unggas.
Dikatakan Qayuum, Malang dipilih sebagai tempat penyelenggaraan workshop dengan pertimbangan salah satu kota destinasi wisata menarik di Indonesia. Tahun lalu, jumlah wisatawan baik dari dalam dan luar negeri mencapai 3 juta orang. Sebagai daerah tujuan wisata, banyak sekali UKM di Malang yang tumbuh berkembang pesat sehingga berdampak positif bagi ekonomi masyarakat.
“Karena itulah, Majalah Sawit Indonesia hadir di kota Malang untuk memperkuat perspektif dan pandangan kebaikan serta manfaat sawit bagi masyarakat dan pelaku UKM. Selain itu, kami mengedukasi pelaku UKM agar tidak mencantumkan label No Palm Oil dan Palm Oil Free di kemasan produknya lantaran melanggar regulasi dan berpotensi terkena sanksi pemerintah,” urai Qayuum yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Sawit Indonesia.
Di bidang pakan unggas, Sigit Prasetyo sebagai Direktur PT Sawit Arum Madani telah memanfaatkan Crude Palm Oil sebagai campuran bahan pakan ternak unggas.
“Crude Palm Oil dapat menjadi Subtitusi protein dan energi pada ransum ayam dengan formulasi yang lengkap untuk mengurangi ketergantungan pemakaian jagung. Selain itu, dapat meningkatkan warna kuning telur. Kelebihan lain adalah CPO mengandung karotenoid tinggi, yaitu 500-700 mg/l dan meningkatkan bobot badan ayam broiler,”urainya.
Sementara itu Suhendrik Sekretaris Koperasi Sawit Setara menjelaskan dupa sawit sebagai terobosan upaya diversifikasi produk sampingan kelapa sawit. “Memang masih skala UMKM, namun kedepannya diyakini akan semakin meningkat produksi dupa sawit ini” kata Hendrik.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Ir Avicenna M Saniputera mengungkapkan peluang daerahnya mengembangkan sawit. Menurutnya, Malang saat ini sudah banyak mengembangkan berbagai komoditas yang produktivitasnya tinggi. Seperti kopi yang sudah rutin diekspor tiap tahun, kakao, bawang hingga kentang. Kabupaten Malang memang cocok untuk segala jenis komoditas, bahkan untuk sawit yang saat ini mulai dirintis. Hanya saja, ujar dia, di saat petani sudah siap lari kencang namun pasca panennya.
“Pak Bupati menyampaikan, mengembangkan sawit dan apapun harus ekosistemnya terbangun. Hulu hilir harus direncanakan betul. Seandainya mau dikembangkan di Malang, sawit akan berjalan lancar kalau hulu hilirnya disiapkan,” tuturnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber di sesi pertama bertemakan “Pemanfaatan Sawit yang Bernilai Tambah” antara lain Ir Avicenna M Saniputra MT MH (Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang), Helmi Muhansyah (Kepala Divisi UKMK BPDPKS), Mukti Sardjono (Direktur Eksekutif Gapki), dan Andika Kristinawati, MSi (CEO PT Interstisi Material Maju).
Di Sesi II “Pemanfaatan Sawit Untuk Produk Pangan dan Pakan Ternak Berbasis UKMK”, narasumber yang akan diisi Sigit Prasetyo selaku Direktur PT Sawit Arum Madani, Direktur Kopi Warining Denny Christian Hariyanto, dan Suhendrik (Koperasi Sawit Setara).
Pada 26 November 2024, peserta workshop juga melakukan kunjungan ke UKM salah satu produsen coklat di Batu, Jawa Timur. (*/GK)