Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiVolume dan Ekspor Sawit Anjlok, Ini Penjelasan Gapki

Volume dan Ekspor Sawit Anjlok, Ini Penjelasan Gapki

Jakarta, benang.id  – Kinerja industri sawit pada April 2023 mengalami penurunan drastis baik volume produksi maupun kapasitas ekspor. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat total ekspor produk minyak sawit bulan April dibanding Maret, turun lebih dari 500 ribu ton (-19,2%). Penurunan ekspor meliputi CPO turun 36,3%, produk olahan CPO turun 15,6%, olahan PKO turun 36,2%, oleokimia turun 12,0% dan biodiesel turun 73,9%.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Kamis (15/6/2023),  menyebutkan berdasarkan tujuannya, ekspor ke China turun sebesar 315,3 ribu ton dari 647,7 ribu ton menjadi 332,4 ribu ton (-48,7%), ke negara-negara Afrika (tidak termasuk Mesir) turun sebesar 143 ribu ton dari 302,8 menjadi 197,3 ribu ton (-47,3%), ke India turun sebesar 99 ribu ton dari 252,1 menjadi 160,1 ribu ton (- 36,5%) dan ke USA turun dengan 59 ribu ton dari 198,4 menjadi 139,5 ribu ton (-29,7%).

“Volume ekspor bulan April ini merupakan terendah sejak Februari 2022 kecuali untuk Mei 2022 ketika terjadi larangan ekspor. Walaupun demikian, secara tahunan total ekspor sampai dengan April tahun 2023 lebih tinggi 19,9% dibandingkan di tahun 2022,” tutur Mukti Sardjono.

Turunnya volume ekspor, lanjut dia, juga disertai dengan turunnya harga CPO dari US$ 1.031/ton CIF Rotterdam pada bulan Maret menjadi US$ 1.025/ton pada bulan April, sehingga menjadikan nilai ekspor produk minyak sawit turun dari US$ 2.420 juta pada bulan Maret menjadi US$ 1.961 juta pada bulan April yang merupakan nilai terendah selama 11 bulan terakhir.

“Dibandingkan dengan tahun 2022 sampai dengan April 2022, nilai ekspor sampai dengan April 2023 adalah 23,0% lebih rendah,” jelas Mukti Sardjono.

Tabel Statistik Industri Sawit Indonesia 2023

Namun di sisi lain,  sambung Direktur Eksekutif Gapki, konsumsi dalam negeri masih terus naik pada bulan April dibandingkan Maret sebesar 4,7%. Kenaikan konsumsi dalam negeri terbesar terjadi untuk industri biodiesel (+8,7%) dan oleokimia (+7,5%) diikuti oleh industri pangan (0,9%). Dibandingkan dengan total konsumsi sampai dengan April 2022, konsumsi sampai dengan April 2023 lebih tinggi sebesar 19,0%.

Lebih dalam diungkapkan Mukti Sardjono, produksi CPO+PKO bulan April turun sebesar 5,1% dibandingkan bulan Maret karena faktor musiman juga karena libur hari raya Idulfitri. Namun, produksi CPO+PKO sampai dengan April 2023 adalah 8,1% lebih tinggi dari produksi CPO+PKO sampai dengan April 2022. Dengan komposisi produksi, ekspor dan konsumsi dalam negeri, terjadi kenaikan stok akhir bulan April sebesar 15,8% dibandingkan dengan stok akhir bulan Maret.

Mukti Sardjono juga mengingatkan bahwa industri kelapa sawit Indonesia kini tengah menghadapi musim kemarau yang bahkan sudah dialami di beberapa daerah sentra perkebunan kelapa sawit.

“Menghadapi fenomena alam tersebut, seluruh anggota Gapki telah menyiapkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di sekitar perkebunan kelapa sawit. Kesiapsiagaan ini dilakukan bersama dengan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang berada di sekitar perkebunan, pemerintah setempat, serta aparatur kepolisian dan TNI,” pungkas Mukti Sardjono. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments