Saturday, November 23, 2024
No menu items!
spot_img
HomeGaya HidupGKR Hayu Harapkan Generasi Muda Gali Ilmu dan Tetap Lestarikan Budaya

GKR Hayu Harapkan Generasi Muda Gali Ilmu dan Tetap Lestarikan Budaya

Yogyakarta, benang.id – Gusti Kanjeng Ratu Hayu, Penghageng Tepas Tandha Yekti Kraton Yogyakarta mengharapkan generasi muda menjadi pribadi yang terus mengembangkan rasa ingin tahu dan belajar lebih kritis dalam menggali ilmu sembari terus melestarikan budaya yang ada.

Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengemukakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam talkshow “Kemasan Budaya Masa Kini untuk Penguatan Kearifan Lokal” yang diselenggarakan Kantor Pelatihan Bahasa dan Budaya Universitas Atma Jaya Yogyakarta (KPBB UAJY) di Auditorium Kampus 2, Gedung Thomas Aquinas UAJY, Sabtu (17/6/2023).

GKR Hayu (kiri) menerima cinderamata usai menjadi pembicara dalam talkshow “Kemasan Budaya Masa Kini untuk Penguatan Kearifan Lokal” yang diselenggarakan KPBB UAJY di Auditorium Kampus 2, Gedung Thomas Aquinas UAJY, Sabtu (17/6/2023). Foto: Humas UAJY

“Modernisasi bukan westernisasi. Jangan hanya sekadar canggih atau bagus dilihat, tapi justru melupakan unsur atau pakem tadi. Yang paling penting itu isinya dari budaya,” imbuh GKR Hayu, selaku penghageng Tepas Tandha Yekti yang menangani dokumentasi dan publikasi di Keraton.

Talkshow “Kemasan Budaya Masa Kini untuk Penguatan Kearifan Lokal” dimeriahkan dengan pementasan karawitan gamelan dari pegawai UAJY dengan mengundang narasumber lainnya yaitu Galuh Putri Satyarini SPd. yang aktif sebagai pegiat budaya, khususnya seni tari, dan bahkan pernah mengikuti berbagai lomba dan pentas kebudayaan hingga luar negeri.

GKR Hayu (tengah) berfoto bersama usai talkshow “Kemasan Budaya Masa Kini untuk Penguatan Kearifan Lokal” yang diselenggarakan KPBB UAJY di Auditorium Kampus 2, Gedung Thomas Aquinas UAJY, Sabtu (17/6/2023). Foto: Humas UAJY

Talkshow dipandu Y Didit Setiawan MPd, Dosen FISIP UAJY dengan berfokus untuk menggali minat pemuda dalam mempelajari kebudayaan Jawa, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Talkshow ini juga menyoroti masifnya era industri yang tentu saja mempengaruhi kebudayaan serta menanggapi berbagai permasalahan pelanggaran budaya maupun hal-hal yang berkaitan dengan pakem.

Menurut Galuh Putri Satyarini SPd modifikasi pakem budaya bergantung pada selera dan kelayakan. Contohnya saja akulturasi Tarian Langendriyan dengan Ketoprak yang bagi sebagian orang mungkin aneh, tetapi bisa jadi bagi sebagian orang lain justru menarik. “Dengan terselenggaranya acara ini dapat menyadarkan generasi muda untuk terus memelihara dan menjaga budaya tanpa lekang waktu,” ujar Alexander Saptonugroho, Ketua Pelaksana. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments