Wates, benang.id – Orang Muda Katolik (OMK) Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama anak-anak dan remaja memvisualisasikan Kisah Kasih Sengsara Yesus sebagai pengganti Ibadat Jalan Salib pada Hari Jumat Agung (29/3/2024).
“Kesempatan tersebut bermakna ganda. Di satu sisi merupakan kesempatan untuk menghayati formasio iman berjenjang berkelanjutan (FIBB). Di sisi lain menjadi pemghayatan tema APP 2024: Tinggal dalam Kristus, bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kesaksian,” tutur Romo Aloys Budi Purnomo Pr, dalam keterangan tulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/3/2024).
Dalam visualisasi tersebut terjadilah FIBB khususnya pendampingan iman anak (PIA), pendampingan iman remaja (PİR), pendampingan iman orang muda (PIOM). Itu terjadi sebab mulai dari anak-anak, remaja dan orang muda berdinamika bersama sejak berlatih hingga pelaksanaan visualisasi.
Rm Aloys Budi menguraikan, dengan visualisasi itu sinergi anak, remaja, dan orang muda berbuah dalam kesaksian iman akan Yesus Kristus yang menderita sengsara, wafat, dan bangkit menebus dunia dan seisinya, manusia dan alam semesta. Kesaksian itu ditujukan, pertama-tama di antara mereka sendiri.
Selanjutnya, kesaksian tertuju kepada seluruh umat yang hadir, mulai dari anak-anak, remaja, orang muda, dewasa dan lansia. Karenanya, terjadilah pula formasio iman orang dewasa (PIOD) dan umat lansia (PIUL).
“Visualisasi menggunakan naskah yang saya persiapkan. Diawali dari episode Yesus berdoa di Taman Getsemani hingga Yesus wafat, dimakamkan (dengan simbolisasi disemayamkan di depan altar sesudah diturunkan dari salib dan ditandai tabur bunga pada ‘jenazah’ Yesus) hingga Yesus bangkit sebagai akhir visualisasi,” ujar Rm Aloys Budi.
Yang unik dari visualisasi ini, jelas dia, adalah bahwa para pemain- kecuali yang berperan sebagai Yesus – semua mengenakan pakaian tradisional Nusantara khususnya Jawa dan Bali. Yang putri mengenakan jarik kebaya dan yang kaki-laki mengenakan surjan dan iket blangkon.
Pemeran kunci visualisasi antara lain adalah Yesus (diperankan Aditya), Maria (oleh Regina), Pilatus (Theo), Imam (Mahes, Mahen, dan Joseph), Petrus (Rizki), Yudas (Pijar), Narator (Riri), para prajuri (Ook, Icha, Bintang, Arka), Veronika, Simon dari Kirene, rakyat yang pro dan kontra Yesus, saksi, Yusuf Arimatea dan Nikodemus.
“Visualisasi ini sedikitnya melibatkan 100 (terbaca ‘SaTus’ bahasa Jawa singkatan ‘Salib Kristus’) pribadi baik pemain maupun pendukungnya, termasuk Tim Komsos yang didampingi Romo Hendri Pr dan paduan suara Hanny CS. Panitia Paskah yang diketuai Pak Cahyo dan Duet Tim Ibu Rumah Tangga Paroki-Pastoran (C Wa dan Rina) mendukung dengan berbagai sarana-prasarana yang diperlukan. Bertindak sebagai sutradara dan pelatih pendamping adalah Mas Dwi Struckonyou, Ook, Theo, dan saya,” tutup Rm Aloys Budi Purnomo Pr. (*)