Seoul, benang,id – Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara untuk memulihkan ekonomi pascapandemi. Indonesia dan Korsel meyakini kerja sama perdagangan kedua negara dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Demikian dikemukakan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga usai bertemu Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi (MoTIE) Korea Selatan Youngjin Jang di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/6/2022).
Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan kedua wakil menteri perdagangan ini, seperti perjanjian perdagangan, investasi kendaraan listrik dan Presidensi G20 Indonesia.
“Korea Selatan merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pada periode Januari—Maret 2022, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 6,09 miliar. Nilai ini mengalami kenaikan 47,05% pada periode yang sama di tahun sebelumnya,” terang Wamendag Jerry, seperti dilansir kemendag.go.id, Senin (13/6/2022).
Wamendag Jerry menjelaskan, indikator pertumbuhan perdagangan tersebut memiliki arti positif bagi kedua negara, terutama untuk saling mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. “Pemulihan ekonomi ini tentu sejalan dengan tema utama Presidensi G20 Indonesia yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’,” ungkapnya.Terkait G20, Wamendag Jerry menyampaikan Indonesia menyambut baik dukungan Korea Selatan pada tiga prioritas perdagangan dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TWIIG). Ketiga prioritas tersebut yakni peran dari sistem perdagangan multilateral (Multilateral Trading System/MTS) untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), keberlanjutan rantai pasok global (Global Value Chains/GVC) dan perdagangan digital, serta industrialisasi 4.0 yang inklusif dan berkelanjutan.
Wamendag Jerry juga menerangkan, saat ini Indonesia menjadi negara urutan ke-4 investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Korea Selatan setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Vietnam. Menurutnya, salah satu investasi dari Korea Selatan yang dibutuhkan oleh Indonesia adalah investasi dibidang kendaraan listrik. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan menjadi bukti keseriusan Pemerintah Indonesia. Terbukanya ekonomi, industri manukfaktur khususnya otomotif, dapat menjadi faktor pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pascapandemi.
“Kami membuka peluang investasi Korea Selatan di Indonesia pada kendaraan listrik dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik yang komprehensif dan terintegrasi. Investasi ini akan membuka lapangan kerja dan pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan,” ujar Wamendag Jerry.
Dalam pertemuan ini, kedua Wakil Menteri juga membahas implementasi perjanjian perdagangan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Dijelaskan oleh Wamendag Jerry, bahwa ratifikasi IK-CEPA dan RCEP oleh Indonesia saat ini masih berproses di tingkat parlemen.
“Pemerintah Indonesia tetap melakukan komunikasi dengan mitra kerja di parlemen agar ratifikasi IK-CEPA dan RCEP dapat segera rampung pada semester pertama 2022. Selanjutnya, dapat segera diimplementasikan serta dirasakan manfaatnya oleh kedua negara dan berdampak pada perekonomian Indonesia, Korea Selatan, dan dunia,” jelas Wamendag RI.
Menyikapi hal tersebut, Wamen Youngjin Jang menyampaikan harapannya agar proses ratifikasi IK-CEPA dan RCEP di sisi Indonesia bisa segera diselesaikan dan diimplementasikan.
“Implementasi IK-CEPA akan memudahhkan pemenuhan kebutuhan produk dari Indonesia untuk pasar Korea Selatan. Sebagai contoh, urea merupakan salah satu produk dari Indonesia yang dibutuhkan pasar Korea Selatan. Kami berharap, Indonesia dapat menyuplai kebutuhan tersebut,” ungkap Wamen Youngjin Jang.
Wamendag Jerry juga menyampaikan undangan kepada Wamen Youngjin Jang untuk hadir dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 yang akan digelar secara luring pada Oktober 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.
Wamen Youngjin Jang pun mengapresiasi undangan tersebut dan akan menyampaikannya kepada para pelaku usaha Korea Selatan. Di samping itu, Wamen Youngjin Jang juga mengaharapkan dukungan Indonesia agar Kota Busan terpilih sebagai penyelenggara World Expo 2030.
Nilai total perdagangan Indonesia—Korea Selatan pada 2021 tercatat sebesar US$ 18,40 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar US$ 8,98 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar US$ 9,42 miliar. Sementara, total perdagangan Indonesia—Korea Selatan pada periode Januari—Maret 2022 mencapai US$ 6,09 miliar. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar US$ 3,11 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar US$ 2,98 miliar. Adapun produk ekspor nonmigas utama Indonesia adalah batu bara, tembaga, minyak nabati, alat pemancar sinyal TV, dan amonia. Sedangkan produk impor nonmigas utama Indonesia dari Korea Selatan adalah komponen elektronik (memori), suku cadang elektronik, tanker, komponen elektronik (prosesor), dan propylene.