Saturday, April 20, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiDBS Bank Pertama di Asia Tenggara yang Umumkan Rangkaian Komitmen Dekarbonisasi Monumental

DBS Bank Pertama di Asia Tenggara yang Umumkan Rangkaian Komitmen Dekarbonisasi Monumental

Jakarta, benang.id – Sebagai bagian dari komitmen dalam mencapai target nol bersih untuk emisi yang dihasilkan oleh perusahan atau industri yang dibiayai DBS Bank Ltd (DBS) pada 2050, DBS mengumumkan target sektoral yang selaras dengan jalur dekarbonisasi berbasis ilmu pengetahuan dalam laporannya, – “Our Path to Net Zero – Supporting Asia’s Transition to a Low-carbon Economy”.

Sembilan sektor industri tercakup dalam sasaran dekarbonisasi dan cakupan data. Target dekarbonisasi ditetapkan untuk tujuh sektor yakni: Daya, Minyak & Gas (O&G), Otomotif, Aviasi,  Ekspedisi,  Baja, dan Real Estat.

Sasaran cakupan data ditetapkan untuk dua sektor yaitu Pangan & Agribisnis, dan Bahan Kimia, membuka jalan bagi target dekarbonisasi sektoral pada masa depan.

Dengan beragam sektor tercakup, komitmen DBS merupakan salah satu yang terlengkap di antara bank-bank global. Pendekatan bank dalam menetapkan target juga ketat dan berbasis ilmu pengetahuan, sejajar dengan jalur lain yang diakui secara internasional dan diterima industri, seperti The International Energy Agency’s Net Zero Emissions by 2050 Scenario (IEA NZE).

Publikasi rencana yang dapat diterapkan untuk menuju nol bersih ini menyusul pengumuman bank pada Oktober 2021 bahwa bank telah menjadi penandatangan Net-Zero Banking Alliance, menjadikan DBS bank Singapura pertama yang menjadi anggota kelompok tersebut. Sebagai penandatangan, DBS berkewajiban untuk menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasinya dengan emisi nol bersih pada 2050.

Rencana emisi nol bersih mencakup hampir semua segmen intensif karbon paling tinggi dari catatan kegiatan pinjaman dan pasar modal DBS

Kesembilan sektor tersebut mewakili segmen perbankan institusional penghasil emisi karbon terbesar yang dibiayai oleh DBS. Mereka mewakili 31% dari pinjaman bank yang belum dilunasi tetapi merupakan sebagian besar emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri yang dibiayai Interbank Giro (IBG).

Dari tujuh sasaran dekarbonisasi tersebut, enam ditetapkan sebagai metrik intensitas dengan tujuan untuk mencapai emisi lebih rendah per unit produksi atau aktivitas. Hal ini mencerminkan tujuan DBS untuk memulai langkah emisi nol bersih yang konsisten dengan pertumbuhan dan kemakmuran inklusif dan berkelanjutan.

Dengan memahami bahwa jalan menuju emisi nol bersih membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil lebih rendah, target pengurangan emisi absolut telah ditetapkan untuk sektor migas. Pada 2030, DBS menargetkan untuk mengurangi emisi absolut di sektor migas yang terjadi karena DBS sebesar 28%, sepenuhnya selaras dengan skenario IEA NZE. Target tersebut akan mencakup emisi Cakupan 1, 2 dan 3.

Ini melengkapi komitmen DBS sebelumnya, yang dibuat pada 2019, untuk secara bertahap menghapus pembiayaan batu bara termal.

Selain itu, target dekarbonisasi melampaui catatan kegiatan pinjaman perbankan institusional dan juga akan mencakup kegiatan pasar modal.

Target ini akan ditinjau secara berkala seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan data klien. DBS juga akan memperbarui perkembangannya setiap tahun melalui Sustainability Report.

Piyush Gupta, Chief Executive Officer Bank DBS, mengatakan keyakinan bahwa komitmen nol bersih DBS yang dibuat pada Oktober lalu, harus didukung oleh peta jalan dan rencana jelas serta terperinci. Namun, memetakan serangkaian aksi konstruktif dan berdampak tidaklah mudah, mengingat tantangan dalam memetakan jalur industri yang sesuai dan tonggak pencapaian jangka menengah realistis di pasar dengan titik awal berbeda.

“Itu sebabnya saya senang bahwa pada hari ini kami dapat mengumumkan serangkaian aksi ambisius, luas, dan terukur yang dapat kami laksanakan. Target dekarbonisasi akan berperan sebagai ‘bintang utara’ atau panduan untuk kegiatan pembiayaan kami, yang memandu kami ke emisi nol bersih pada 2050 melalui perubahan terukur,” tutur Piyush Gupta dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

DBS-path to net zero_Yulanda Chang-Piyush Gupta-Tan Su Shan-Helge Muenkel
DBS-path to net zero_Yulanda Chang-Piyush Gupta-Tan Su Shan-Helge Muenkel

Dukung transisi Asia menuju ekonomi rendah karbon

Komitmen DBS dapat dikatakan ambisius karena ada pengakuan luas bahwa banyak pasar negara berkembang di mana DBS beroperasi akan menuju emisi nol bersih dengan laju lebih lambat ketimbang rekan-rekan pasar maju mereka. Meskipun demikian, DBS berkomitmen untuk menuju emisi nol bersih pada 2050, menempatkan bank di jalur proaktif dan peka terhadap kebutuhan nasabah dan masyarakat.

Dengan pengumuman tersebut, DBS bermaksud untuk mendorong dan memungkinkan nasabah perbankan institusional untuk mengubah strategi bisnis mereka dan mempercepat perjalanan transisi mereka. Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara, termasuk dengan memberikan mereka solusi keuangan berkelanjutan dan solusi keuangan transisi untuk perusahaan yang berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca mereka.

Tan Su Shan, Group Head, Institutional Banking Group, mengatakan, “Kemampuan kami untuk mencapai ambisi emisi nol bersih sangat bergantung pada keberhasilan klien kami dalam menjalankan rencana transisi mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan berarti dalam permintaan akan solusi keuangan hijau dan berkelanjutan. Untuk mempercepat transisi dan memenuhi kebutuhan investasi besar dalam beberapa dasawarsa mendatang, kami akan secara proaktif bermitra dengan klien kami, memberi mereka nasihat keuangan dan solusi keuangan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (solusi keuangan transisi), saat kami bersama-sama bekerja menuju masa depan rendah karbon.”

Gupta menambahkan, Dekarbonisasi tidak dapat dicapai dengan mengandalkan satu pihak saja. Perbankan global dan komunitas bisnis, serta para pemimpin dunia memiliki peran dalam menyeimbangkan agenda iklim, kesetaraan sosial, dan pembangunan ekonomi.

“Secara kolektif, kita harus menjalankan kepemimpinan dengan bekerja menuju peralihan seimbang, berkelanjutan, dan adil,” imbuhnya.

Komitmen dekarbonisasi DBS dapat ditemukan dalam laporannya di tautan berikut: go.dbs.com/our-path-to-net-zero. Laporan tersebut disusun oleh DBS dengan dukungan Oliver Wyman.

DBS catat kemajuan solid dalam mengatasi perubahan iklim

DBS telah secara proaktif mengadopsi langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir. Bank telah membuat kemajuan stabil di beberapa bidang sebagai bagian dari upaya keberlanjutan lebih luas.

Pertama, Meningkatkan dampak positif environmental, social, and governance (ESG) melalui pembiayaan berkelanjutan

DBS terus membangun bisnis pembiayaan berkelanjutan, meningkatkan portofolio keuangan berkelanjutan menjadi 52,7 miliar dolar Singapura per 30 Juni 2022, melampaui target 50 miliar dolar Singapura jauh sebelum 2024.

Kedua, Bergerak secara teratur menuju komitmen nol batu bara termal

Pada April 2019, DBS tidak lagi menyalurkan pembiayaan untuk aset batu bara termal baru. Sejak itu, DBS secara bertahap mengurangi paparan termal batu baranya.

Pada saat yang sama, bank terus meningkatkan dukungan terhadap sektor energi terbarukan sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan paparan terhadap proyek energi terbarukan, sebesar 5,9 miliar dolar Singapura pada 2021 dari 4,2 miliar dolar Singapura pada 2020.

Ketiga,  Mencapai emisi karbon operasional nol bersih pada akhir 2022
DBS berkomitmen untuk mencapai emisi karbon operasional nol bersih di seluruh bank pada akhir 2022 dan terus mengurangi jejak karbon bank sambil memajukan agenda pengadaan berkelanjutannya. Pada akhir 2021, 100% pemasok baru DBS telah menandatangani komitmen mereka terhadap DBS Sustainability Sourcing Principles.

Pada November 2017, DBS menjadi penandatangan RE100 – bank Asia dan perusahaan Singapura pertama yang bergabung dengan inisiatif energi terbarukan global. Bank berkomitmen untuk menggunakan 100% energi terbarukan untuk operasinya di Singapura pada 2030.

Keempat, Berkomitmen pada keterbukaan
Pada 2019, DBS menjadi bank pertama di Singapura dan Asia Tenggara yang mengadopsi Prinsip Ekuator. Prinsip Ekuator adalah kerangka kerja manajemen risiko yang diakui secara global yang diadopsi oleh lembaga keuangan untuk menentukan, menilai dan mengelola risiko lingkungan dan sosial dalam proyek infrastruktur.

DBS juga merupakan salah satu pengadopsi awal rekomendasi Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) tentang pengungkapan sukarela seputar risiko dan peluang terkait iklim. Rekomendasi TCFD akan membantu memperoleh data lebih lengkap, bermanfaat, andal, dan konsisten di semua perusahaan dan sektor untuk pengungkapan keuangan terkait iklim. Ini memberikan para pemangku kepentingan informasi keuangan terkait iklim lebih bermanfaat dan transparan, memungkinkan kekuatan pasar untuk mendorong alokasi modal efisien dan mendukung transisi mulus menuju ekonomi rendah karbon. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments