Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeEkonomiGapki: Ekspor CPO Masih Rendah, Stok Meningkat

Gapki: Ekspor CPO Masih Rendah, Stok Meningkat

Jakarta, benang.id – Ekspor produk minyak sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia bulan April 2022 sebesar 2.018 ribu ton lebih rendah dari ekspor bulan April 2021 sebesar 2.636 ribu ton. Rendahnya ekspor disebabkan upaya pemerintah menambah pasokan minyak goreng dalam negeri karena sampai dengan bulan April harga minyak goreng masih belum seperti yang diharapkan.

Demikian dikemukakan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/6/2022).

“Harga CPO Cif Rotterdam pada bulan April US$ 1.719 yang turun dari US$ 1.813 pada bulan Maret. Sejalan dengan harga, nilai ekspor turun dari US$ 3.513 juta pada bulan Maret menjadi US$ 3.435 juta pada bulan April. Berdasarkan negara tujuan, penurunan ekspor terjadi untuk tujuan ke Pakistan, AS, Tiongkok, dan India sedangkan ekspor ke Belanda, Rusia dan Bangladesh naik,” tutur Mukti Sardjono.

Astra Agro
Tandan buah segar (TBS) sawit. Foto ilustrasi: benang.id/Gora Kunjana

Menurut Mukti, konsumsi dalam negeri menunjukkan kenaikan dari 1.507 ribu ton pada bulan Maret menjadi 1.751 ribu ton pada bulan April. Kenaikan terbanyak terjadi untuk industri pangan dari 635 ribu ton pada bulan Maret menjadi 812 ribu ton pada bulan April, produk biodiesel juga naik dari 1507 ribu ton pada bulan Maret menjadi 1.751 ribu ton pada bulan April.

Dalam hal produksi, lanjut Mukti, terjadi kenaikan produksi CPO sebesar 100 ribu ton dari 3.782 ribu ton pada bulan Maret menjadi 3.882 ribu ton pada bulan April sedangkan produksi PKO nya naik dari 368 ribu ton menjadi 373 ribu ton.

Dengan produksi, konsumsi dan ekspor demikian, Gapki mnemperkirakan stok minyak sawit pada April 2022 mencapai 6.103 ribu ton, naik dari 5.683 ribu ton pada bulan Maret. Dengan cuaca yang relatif mendukung dan harga yang tinggi, momentum kenaikan produksi harus dijaga agar penerimaan mencapai hasil optimal.

“Selain itu, kenaikan stok perlu diwaspadai untuk mencegah penuhnya tangki akibat larangan ekspor. Apabila tangki penuh, maka PKS akan berhenti beroperasi yang akan berakibat pada tidak adanya pembelian TBS petani,” pungkas Mukti Sardjono.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments