Gunungkidul, benang.id – Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengatakan bahwa aspek budaya sangat penting dalam menjaga kelestarian suatu bangsa. Ia menyebut, nguri-nguri budaya sama halnya dengan menjaga identitas bangsa.
GKR Hemas yang juga Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengatakan hal tersebut saat menghadiri undangan perayaan hari jadi ke-102 Kalurahan Karangasem, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Sabtu (7/10/2023).
Lebih dari 1.000 warga menyambut kehadiran GKR Hemas. Selain antusiasme warga, GKR Hemas yang didampingi RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo juga disambut Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, Panewu Ponjong Irwan Pribowo, Kapolsek Ponjong Kompol Yulianto, Lurah Karangasem Parimin, para pamong, dan lain sebagainya.
Berbagai acara digelar untuk memeriahkan hari jadi Kalurahan Karangasem. Gelar budaya, senam massal, bazar UMKM, kirab budaya, hingga pertunjukan wayang kulit. Beragam acara tersebut digelar mulai 30 September lalu di mana acara puncak digelar pada Sabtu malam kemarin.
GKR Hemas tampak memasuki Lapangan Karangasem sekitar pukul 15.00 disambut dengan pertunjukan tari rampak. Selanjutnya, sekitar pukul 15.30, seluruh peserta kirab budaya dari sembilan padukuhan di Kalurahan Karangasem memasuki lapangan.
GKR Hemas mengapresiasi gelar budaya yang dilaksanakan dalam memperingati hari jadi Kalurahan Karangasem.
“Bila sebuah budaya hilang, maka hilang pulalah bangsa itu. Jika budaya kita, budaya Jawa hilang, maka hilang juga suku Jawa. Budaya kita adalah budaya yang menjunjung tinggi bernilai luhur. Dunia mengakui budaya kita dengan banyaknya warisan budaya yang diakui UNESCO,” ujar GKR Hemas.
GKR Hemas menambahkan, DIY sudah memiliki aturan terkait pelestarian budaya. GKR Hemas menyebut, pelestarian upacara adat sudah diatur melalui Perda DIY Nomor 6 Tahun 2012, tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya. Selanjutnya ada juga Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2022, tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, yang bisa menjadi landasan hukum bagi setiap kegiatan gelar budaya di Jogja.
“Kegiatan semacam ini (gelar budaya, red) adalah simbol keberhasilan warga Yogyakarta dalam menjaga tradisi budaya sekaligus keunggulan Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Masyarakat dan seluruh jajaran pemerintahan harus bekerja sama dalam menggaungkan tradisi budaya Yogyakarta,” lanjut dia.
Terkait pelestarian budaya, selaku anggota DPR RI Dapil DIY, GKR Hemas menganjurkan agar di tiap momentum penting, dimunculkan aspek budaya dan tradisi. Hal itu juga harus didukung pemerintah di level atasnya. GKR Hemas menegaskan, Jogja Istimewa bukan hanya pada daerahnya, namun juga pada budaya dan warganya.
Permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut juga menekankan agar nilai luhur budaya Yogyakarta terus diwariskan pada generasi muda. Jangan sampai, generasi muda Yogyakarta tak bisa membedakan antara Antasena dan Burisrawa, Sumbadra dan Gendari, antara Semar dan Togog.
Pemerintah DIY dan Kraton, lanjutnya, sudah membuat berbagai kegiatan untuk membangkitkan budaya. Dari Beksan Wanara yang dibuat flashmob, film pendek Marak, penulisan aksara Jawa di Google Board, hingga berbagai kegiatan rutin di Kraton. GKR Hemas mengakui, beberapa di antaranya memang sempat tertunda karena pandemi.
“Alhamdulillah saat ini kegiatan masyarakat sudah berjalan kembali, sejalan dengan itu dampaknya pariwisata bangkit dan kegiatan kebudayaan berlangsung dengan meriah. Dirgahayu Karangasem. Semoga lestari, maju, dan warganya makin sejahtera,” tandasnya.
Sementara Lurah Karangasem Parimin mengatakan sangat bangga dengan kehadiran GKR Hemas ke wilayahnya. Menurut dia, kehadiran GKR Hemas adalah sebuah motivasi besar bagi warga Karangasem agar semakin maju. Terlebih sebelum ke Lapangan Karangasem, GKR Hemas juga berkunjung ke lokasi penyemaian tanaman pakan multifungsi yang diinisiasi RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo bersama PLN EPI. Di lokasi itu juga ditanami berbagai macam sayuran organik yang dimanfaatkan warga serta punya nilai ekonomi.
“Pengelolaannya dipercayakan pada kelompok wanita tani (KWT) Dukuh Jomblang Tengah. Oleh karena itu, kehadiran Gusti Ratu Hemas sangat memotivasi kami untuk semakin maju dan berdaya,” ucapnya.
Sedangkan Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto berharap, peringatan hari jadi Kalurahan Karangasem tidak semata-mata seremonial belaka. Satu di antara hal terpenting adalah pelestarian dan menjaga budaya Yogyakarta yang adiluhung sebagai bekal menggapai kemajuan dan kesejahteraan warga. “Budaya harus dijaga dengan baik karena itulah salah satu keistimewaan DIY,” tegasnya. (*)