Tuesday, May 7, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalIni Doa Padre Marco untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur

Ini Doa Padre Marco untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur

Vatikan, benang.id – Pastor Markus Solo Kewuta SVD, satu-satunya pejabat  asal Indonesia di Takhta Suci Vatikan menyampaikan doa bagi warga korban erupsi Gunung Lewotobi di kampung halamannya, Kabupaten Flores Timur, ujung timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seperti diketahui Gunung api Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur mengalami erupsi pada 1 Januari 2024. Akibatnya Bandara H Hasan Aroeboesman Ende, NTT, ditutup sementara, sebanyak 2.257 warga dari sejumlah desa terdampak erupsi terpaksa mengungsi, dan Pj Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi menetapkan status siaga darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak tanggal 1 Januari-14 Januari 2024.

“Saya ikut merasakan kecemasan dan penderitaan mereka. Semoga Tuhan mendengarkan semua doa dan harapan kita dan menghentikan erupsi saat ini. Ile Lewotobi, sepanjang sejarah telah menjadi bagian dari hidup kami, perisai, simbol keindahan, keteguhan, perjuangan, jati diri dan tanda kehadiran Yang Mahakuasa,” ujar Padre Marco, sapaan akrab Anggota Dewan Kepausan Dikasteri untuk Dialog Antarumat Beragama Takhta Suci Vatikan tersebut.

Romo Markus Solo Kewuta SVD. Foto: dok. pribadi

Untuk diketahui, Padre Marco berasal dari kampung Lewouran, Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT. Wajarlah jika Islamolog dan doktor Teologi Fundamental lulusan Universitas Leopold Franzens, Austria ini ikut merasakan kepedihan dengan adanya erupsi Gunung Lewotobi.

Ia pun tak henti-hentinya mendaraskan doa bagi warga korban di kaki gunung Lewotobi dan sekitarnya utamanya warga korban erupsi yang sedang berada di tempat-tempat pengungsian.

“Dalam nuansa Laudato Si’, engkau adalah bagian tak terpisahkan dari ‘rumah kita bersama’. Janganlah biarkan putera-puterimu menderita, tetapi kembalikanlah kehidupan dan kebahagiaan mereka seperti sedia kala. Satu dalam doa dan harapan,” kata Padre Marco.

Pastor lulusan Seminari San Dominggo, Hokeng, ini pun mengaku bahagia melihat pemerintah setempat dan semua aparat bergerak cepat mengevakuasi warga korban terdampak erupsi gunung Lewotobi. Menurut dia, pemerintah dan semua elemen sungguh menunjukkan kesetiakawanan dan solidaritas untuk membantu para pengungsi.

Romo Markus Solo Kewuta SVD. Foto: dok. pribadi

Dari bencana erupsi Lewotobi, lanjut Padre Marco, terbaca rasa persaudaraan yang kuat oleh karena kemanusiaan yang satu dan sama.

“Banyak orang mudah bersatu dalam kebahagiaan, tetapi tidak selamanya mudah bersatu dalam penderitaan. Justru pengalaman bencana erupsi gunung Lewotobi mengetuk pintu hati manusia seantero nusantara dengan unggahan di berbagai media sosial dan melalui pemberitaan di berbagai chanel TV,” ujarnya.

“Seluruh Indonesia serasa mengambil bagian dalam penderitaan warga di kaki Lewotobi. Satu harapan kita. Semoga musibah ini cepat berlalu dan tidak terulang lagi,” pungkas Padre Marco.

Dampingi Paus Terima Megawati

Padre Marco bersama Ibu Megawati Soekarnoputri di Istana Kepausan Vatikan, Senin, 18 Desember 2023, usai tatap muka khusus dengan Paus Fransiskus. Foto: Dubes RI untuk Vatikan Trias Kuncahyono

Padre Marco melalui pesan WA kepada benang.id menyampaikan bahwa pada Senin (18/12/2023) lalu, dirinya ditunjuk untuk mendampingi Paus Fransiskus sebagai penerjemah pertemuan Pemimpin Gereja Katolik Sedunia tersebut dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Ketua DPR RI Puan Maharani bersama rombongan, di Istana Apostolik, Vatikan.

Dalam audiensi itu, sebut Padre Marco, Mega selain didampingi Puan, hadir juga Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakil MPR Ahmad Basarah, Dubes RI untuk Marokko dan Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono.

Pastor Markus Solo Kewuta SVD (kiri) foto bersama Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani sebelum audiensi dengan Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Takhta Suci Vatikan, Senin (18/12/2023). Foto: Istimewa

“Saya diminta oleh pihak Protokol Sekretaris Negara Vatikan untuk menjadi penerjemah antara Bapak Paus Fransiskus dan Ibu Megawati Soekarnoputri bersama rombongan selama audiensi berlangsung,” ujar Padre Marco.  

Padre Marco menjelaskan bahwa materi pembicaraan dalam audiensi itu adalah bagaimana semua pihak bekerjasama untuk melindungi alam ciptaan Tuhan dari global warming dan dari pengrusakan-pengrusakan lingkungan secara masif.

Usai pertemuan, kata Padre Marco, Paus menyerahkan dua buku karyanya yang dibubuhi tanda tangan pribadi. Yakni Buku Laudato Si dan Laudate Deum yang membahas bagaimana memelihara lingkungan hidup.  (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments