Tokyo, benang.id – Besarnya pasar di dalam negeri untuk bahan dan barang kimia serta didukung kemudahan regulasi dalam berinvestasi, memungkinkan bagi investor perusahaan-perusahaan industri kimia mengembangkan usahanya di Indonesia. Peluang pengembangan industri kimia di tanah air pun sangat terbuka lebar.
Pada rangkaian kunjungan kerjanya ke Jepang, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan kimia terbesar di Negeri Sakura, yakni AGC Inc., Mitsubishi Chemical Group, dan KAO Chemical. Ketiga perusahaan itu telah eksis dan berkembang di Indonesia selama bertahun-tahun.
“Kemenperin berkomitmen untuk terus mendukung industri kimia dalam bentuk ketersediaan bahan baku dan harga gas industri yang terjangkau. Kami mengharapkan perusahaan-perusahaan kimia asal Jepang di Indonesia dapat memaksimalkan utilisasinya dan meningkatkan daya saing agar dapat memperluas pasar ekspor,” kata Menperin di Tokyo, Jepang, Selasa (28/6/2022), seperti dilansir kemenperin.go.id.
CEO AGC Inc. Mr. Yoshinori Hirai menyampaikan permintaan dukungan untuk ketersediaan bahan baku garam industri yang saat ini sudah masuk ke dalam Neraca Komoditas, serta dukungan pemerintah Indonesia terkait pengamanan pasokan dan harga untuk bahan baku dan energi.
Menperin menuturkan, Indonesia telah menetapkan harga gas sebesar US$ 6/MMBTU (Million British Thermal Unit) bagi tujuh industri tertentu, termasuk industri petrokimia dan industri kaca. Sejak tahun 2020,perusahaan AGC Inc. di Indonesia, yakni PT Asahimas Chemical dan PT Asahimas Flat Glass telah menerima harga gas yang telah ditetapkan.
“Dengan dukungan tersebut,kami harap PT Asahimas Chemical dapat mengoptimalkan pemanfaatan produksi dan meningkatkan daya saing sehingga dapat memperluas pasar ekspornya sehingga terus berkontribusi positif pada neraca perdaganan Indonesia,” ujarnya.
Agus mengatakan, dalam upaya menggenjot daya saing industri nasional, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah strategis, antara lain memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax allowance, tax holidaydan super deduction tax.Terlebih,industri kimia merupakan satu dari tujuh sektoryang menjadi prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Pemerintah juga memberikan dukungan pada PT Asahimas Chemical terkait penambahan investasi kapasitas PVC dari 550 ribu ton/tahun menjadi 750 ribu ton/tahun dengan nilai Rp1,5 Triliun.“Mereka telah menyelesaikan pembangunan pengembangan pabriknya dan telah mendapatkan fasilitas tax holiday,” paparnya.
Pertemuan tersebut juga membahas kajian substitusi batubara dengan Cangkang Kelapa Sawit atau Palm Kernel Shell untuk mendukung kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca, serta dukungan kebijakanpemanfaatan kembali panas buangan sebagai sumber energi.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Mitsubishi Chemical Group (MCG), CEO MCG Mr. Jean-Marc Gilson menyampaikan arah pengembangan MCG pada produk kimia khusus yang menyokong kebutuhan material pada electronics, health and life science. Lini produk yang tengah dikembangkan Mitsubishi Chemical Group tersebut juga mendukung carbon neutrality. MCG juga menyampaikan permasalahan infrastruktur terkait ketersediaan pelabuhan yang memadai untuk logistik dan akses lainnya.
Menanggapi rencana tersebut, Menperin mengharapkan MCG dapat memperluas investasinya di Indonesia dengan produksi produk-produk tersebut, serta menjadikan Indonesia sebagai basis produksi utamauntuk film PET di ASEAN. “Selama ini, film PET yang diproduksi di Indonesia telah diekspor ke belasan negara,” jelas Menperin.
Kemenperin juga memastikan agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut kompetitif, Mitsubishi Chemical Group bisa turut menerima harga gas khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar US$ 6/MMBTU serta mendapatkan pasokan energi (listrik dan gas bumi) stabil dari segi kualitas, harga dan volume. Terkait kebutuhan infrastruktur pelabuhan, Menperin menyatakan siap membantu pihak MCG untuk berkoodinasi dengan kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah.
Menperin juga menawarkan kerjasama kepada MGC dalam penyediaan SDM yang kompeten dan siap kerja di bidang petrokimia dan bidang lain, berkolaborasi dengan Politeknik Industri Petrokimia Banten dan sekolah vokasi lainnya yang dimiliki Kemenperin.
Peluang investasi industri kosmetik dan personal care di Indonesia
Pertemuan Menperin dengan CEO KAO Mr. Yoshihiro Hasebe dan jajarannya membahas potensi pengembangan produk kecantikan dan perawatan tubuh di Indonesia. Perusahaan tersebut telah beroperasi di Tanah Air sejak 1985. KAO sendiri memiliki segmen bisnis kimia, kosmetik, life care, hygiene and living care, serta health and beauty care dengan total penjualan di Jepang, negara-negara Asia, Amerika, dan Eropa yang mencapai ¥1.418 Miliar.
Peluang industry produk kecantikan dan perawatan tubuh di Indonesia sangat terbuka lebar karena pasar yang terus tumbuh dan berkembang. Dari segi segmen pasar, personal care adalah yang terbesar dengan $3,2 miliar, diikuti oleh skin care ($2,1 miliar), kosmetik ($1,7 miliar), dan wewangian ($0,4 miliar).
“Tren juga sangat berperan mendukung pertumbuhan industri kecantikan dan personal care. Saat ini, minat terhadap produk alami dan organik di kalangan anak muda, termasuk perawatan tubuh pria semakin meningkat, sejalan dengan pertumbuhan tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan,” tutur Menperin.
KAO menyampaikan akan melakukan penjajakan investasi untuk beberapa teknologi dan produk, seperti aspal dari plastik, sistem drone untuk fungisida sawit, serta produk mosquito dengue serum yang telah terbukti dapat mencegah demam berdarah dengue.
Indonesia juga merupakan rumah bagi lebih dari 3000 jenis tanaman obat, tetapi baru 350 spesies yang telah dimanfaatkan untuk industri ekstraksi minyak atsiri sebagai salah satu bahan baku kosmetik. “Kami menyampaikan kepada KAO untuk dapat memanfaatkan keanekaragaman bahan baku tersebut sekaligus memperkuat struktur industri di Indonesia,” pungkas Menperin.