Friday, April 26, 2024
No menu items!
spot_img
HomeInternasionalImam Perlu Hidupkan Kembali Pastoral Kunjungan Keluarga

Imam Perlu Hidupkan Kembali Pastoral Kunjungan Keluarga

Roma, benang.id –  Para imam harus menghidupkan kembali kunjungan pastoral ke rumah-rumah. Dengan kunjungan ke keluarga seorang imam akan tahu situasi setiap keluarga begitu juga kalau ada anak-anak di dalam keluarga ia bisa menumbuhkan benih-benih panggilan.

Hal tersebut ditegaskan Mgr Laurentius Tarpin, Superior General atau pemimpin Ordo Sanctae Crucis (Ordo Salib Suci/OSC) sedunia saat menerima “Delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) ke Vatikan” di Roma, Minggu (20/11/2022), menanggapi tentang upaya menumbuhkan benih panggilan hidup religius yang mulai menurun utamanya di kota-kota besar di Jawa.

PWKI diterima Paus
Delegasi PWKI ke Vatikan diterima Paus Fransiskus dalam audiensi umum di Basillica St Petrus, Rabu (16/11/2022). Foto: PWKI/Istimewa

Sebelumnya, Delegasi PWKI ke Vatikan yang dipimpin oleh Mayong Suryolaksono sebagai Ketua Delegasi dan didampingi AM Putut Prabantoro, Penasihat sekaligus Pendiri PWKI diterima Paus Fransiskus dalam audiensi umum di Basillica St Petrus, Rabu (16/11/2022).

PWKI dan Mgr Parolin
Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin foto bersama Delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) usai pertemuan di kantor Istana Kepausan, Vatikan, Selasa (15/11/2022). Foto: PWKI

Dengan difasilitasi oleh Rm Markus Solo SVD dan Lina Yanti Dilliane, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Vatikan, Delegasi PWKI juga mengadakan kunjungan resmi ke Kardinal Miguel Ayuso, Presiden Dikasteri Dialog Antar Agama, dan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, Selasa (15/11/2022).

PWKI diterima Ayuso
Ketua Delegasi PWKI ke Vatikan Mayong Suryolaksono (kiri) dan AM Putut Prabantoro, Penasihat sekaligus Pendiri PWKI (kanan) saat kunjungan resmi ke Kardinal Miguel Ayuso, Presiden Dikasteri Dialog Antar Agama Vatikan, Selasa (15/11/2022). Foto: PWKI/Istimewa

“Berdasarkan pengalaman pribadi, saya dulu tertarik menjadi imam karena waktu saya kecil ada pastor misionaris yang setiap minggu itu mengunjungi keluarga kami. Dari situ kemudian Tarpin kecil yang saat itu masih SD mempunyai cita-cita nanti kalau besar ingin seperti dia. Pengalaman perjumpaan dengan misionaris itu rupanya tertanam dalam diiri saya. Begitu lulus SMP saya langsung daftar masuk seminari,” tutur Mgr Tarpin, demikian ia akrab disapa.

Karena itulah, tandas dia, bagaimana para pastor itu menghidupakan kembali kunjungan pastoral ke rumah-rumah menjadi hal penting.

Mgr Tarpin mengakui bahwa animo untuk memasuki hdup religius mulai menurun. Strategi para imam yang perlu dilakukan pertama adalah bagaimana hidup para imam sendiri menjadi sesuatu yang menarik.

“Saya ingat amanat dari Paus Fransiskus bahwa kita sebagai kaum religius harus menampilkan wajah sukacita karena pengalaman perjumpaan dengan Kristus. Itu yang seharusnya dipancarkan oleh para imam untuk menarik minat umat memenuhi panggilan hidup membiara,” kata Mgr Tarpin.

Kedua, imam memang harus punya strategi untuk mempromosikan panggilan itu sendiri dan mencari daerah-daerah yang masih banyak memiliki orang muda yang tertarik untuk menjadi imam. “Sepeti kami di OSC itu kami banyak menerima panggilan dari Sumatera, dan Pulau Nias,” jelasnya.

Pandemi adalah Blessing in disguise

Mgr Laurentius Tarpin, Superior General atau pemimpin Ordo Sanctae Crucis (Ordo Salib Suci/OSC) sedunia. Foto: PWKI/gora kunjana

Menyinggung Covid-19 yang melanda dunia selama 2 tahun terakhir termasuk di Roma, Italia, menurut Mgr Tarpin hal itu bisa dilihat sebagai blessing in disguise. Selama masa pandemi dirinya memiliki banyak waktu untuk membaca, berefleksi dan menulis.

Di samping itu, pandemi telah memunculkan berbagai bakat terpendam para imam di Biara OSC khususnya. Pengalaman selama pandemi membuat Mgr Tarpin dan para biarawan pandai memasak.

“Karena waktu pandemi awal, otomatis tidak ada karyawan lagi selain kami para biawaran. Empat bulan tanpa karyawan mau tidak mau semua hal harus kami kerjakan sendiri termasuk memasak itu. Jadi pandemi membuat bakat-bakat terpendam kami bermunculan semua. Situasi terdesak membuat kreativitas timbul. Pandemi bisa kami katakan blessing in disguise,” ujar Mgr Tarpin.

Torehkan sejarah OSC

Mgr Tarpin
Mgr Laurentius Tarpin, Superior General atau pemimpin Ordo Sanctae Crucis (Ordo Salib Suci/OSC) sedunia. Foto: PWKI/gora kunjana

Lahir di Cisantana, Kuningan, Jawa Barat pada 8 Maret 1969, Mgr Laurentius Tarpin menorehkan sejarah Ordo Salib Suci atau OSC. Mgr Tarpin adalah orang Indonesia pertama yang menduduki pucuk pimpinan tertinggi ordo berdiri pada 1210 ini.

Ia terpilih sebagai Superior General OSC ke-58 untuk periode 2015-2021 pada Kapitel Jenderal OSC, Juli 2015 yang dihadiri para delegasi OSC dari Amerika Serikat, Eropa, Brazil, Kongo dan Indonesia di Rumah Retret Pratista, Cimahi, Jawa Barat (Jabar).

Mgr Laurentius Tarpin OSC menggantikan Superior General OSC sebelumnya, yaitu Mgr Glen Lewandowski OSC.

Selama kepemimpinannya, Mgr Tarpin telah menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah dan tanggung jawab untuk pengembangan OSC. Ia juga bekerja keras untuk menjaga kesatuan ordo, memperhatikan kesejahteraan ordo, dan mengunjungi semua anggota OSC di seluruh dunia minimal satu kali dalam masa jabatannya.

Kepemimpinan Mgr Tarpin selama 6 tahun dianggap berhasil. Terbukti biarawan Krosier ini terpilih kembali menjadi pemimpin OSC sedunia pada 29 April 2022 yang lalu, bertempat di Kapel Casa Divin Maestro, Ariccia, Roma.

Pemilihan itu merupakan rangkaian dari Kapitel General OSC yang dilaksanakan pada 20 April-4 Mei 2022.

Setelah melakukan doa dan disermen meminta tuntunan Roh Kudus, para delegatus Kapitel General OSC 2022 (yang berasal dari Amerika Serikat, Brazil, Eropa, Kongo, dan Indonesia), akhirnya memutuskan untuk memilih kembali Mgr Laurentius Tarpin, OSC sebagai Superior General OSC untuk periode 2022 -2028. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments