Yogyakarta, benang.id – Mayoritas atau sekitar 99% usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selama ini UMKM berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan terciptanya nilai tambah terhadap Produk Domesti Bruto (PDB). Namun, UMKM di DIY menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan usahanya. Kendala tersebut berkaitan dengan permodalan dan pengelolaan keuangan, pemasaran, produksi dan bahan baku, hingga masalah sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja terampil serta kewirausahaan.
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum Kadin Indonesia M Arsjad Rasjid PM mengingatkan pentingnya ekosistem bisnis yang lebih besar membantu ekosistem usaha yang kebih kecil.
“Diperlukan juga sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pemangku kepentingan, dalam membantu dan mengembangkan UMKM,” jelas Arsjad Rasyid dalam forum diskusi Ketua Kadin DIY dengan dinas terkait, pengurus Kadin DIY dan pelaku usaha DIY di Komplek Kepatihan, Kantor Pemda DIY, Kamis ( 21/7/.22).
“Jika sinergitas dan kolaborasi tersebut dapat berjalan dengan baik maka pengembangan UMKM akan lebih optimal,” jelas Arsjad Rasjid dalam diskusi bertema “Optimalkan Potensi UMKM DIY” yang dimoderatori Robby Kusumaharta (Waketum Kadin DIY Bidang Organisasi dan Keanggotaan).
Menurut Srie Nurkyatsiwi, Kepala Diskop dan UKM DIY, permasalahan dan berbagai kendala yang dihadapi oleh UMKM juga dihadapi koperasi di DIY.
Mendukung pernyataan Asryad, Budiharto Setyawan (Kepala Perwakilan BI DIY), mengatakan pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia juga melibatkan pemangku kepentingan seperti Pemda, Perguruan Tinggi, ISEI, dan Kadin.
Dengan kolaborasi dan sinergitas tersebut, beber Budiharto, maka sumberdaya yang digunakan untuk mendukung pengembangan UMKM akan lebih optimal sehingga diharapkan hasilnya juga akan lebih optimal.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Hermawan Ardianto (Waketum Kadin DIY Bidang UMKM). “Selama ini Kadin DIY telah berupaya turut memberdayakan UMKM anggota Kadin maupun bukan anggota”, ungkap Hermawan.
Ia menilai UMKM di DIY tidak hanya membutuhkan pelatihan namun pendampingan. Untuk Kadin DIY perlu berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Pemda DIY.
“Pemda DIY bersama Kadin DIY dimohon menyusun potensi, masalah dan peluang bisnis UMKM DIY untuk selanjutnya diserahkan kepada Kadin Indonesia, selanjutnya dokumen tersebut akan dibawa ke Forum B20”, tutur Arsjad Rasjid dalam penutupan forum diskusi tersebut.
Sementara Y Sri Susilo, Komtap Bidang Organisasi dan Keanggotaan Kadin DIY mengharapkan Ketum Kadin Indonesia untuk dapat rutin mengadakan pertemuan dengan Kadin di daerah.
“Saya berharap Ketum Kadin Indonesia setidaknya setahun 2 kali dapat bertemu dengan pengurus Kadin di daerah agar dapat menampung dan mencari solusi masalah yang dihadapi pelaku usaha”, ujar Sri Susilo dalam rulisnya kepada media massa.
Ketua Umum Kadin Indonesia M Arsjad Rasjid PM melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta, Kamis (21/7/20222).
Dalam kunjungan tersebut Arsjad bertemu dengan GKR Mangkubumi (Ketua Umum Kadin DIY) dan pengurus lainnya, Kepala Dinas terkait di lingkungan Pemda DIY dan terakhir beraudiensi dengan Gubernur DIY. Dalam kunjungan tersebut Arsjad juga didampingi sejumlah pengurus Kadin Indonesia.