Chicago, benang.id – Setelah menghebohkan Time Square New York dan The Smithsonian Washington DC, Tim Muhibah Angklung kembali membuat kagum masyarakat Amerika Serikat (AS). Kali ini tim asal Bandung, Jawa Barat, yang sedang melakukan misi budaya tersebut melakukan konser di Stanley Hall, Field Museum Chicago, AS, Rabu siang (13/7/2022), pukul 13.00-15.00 waktu setempat, atau Kamis dini hari (14/7/2022), pukul 1.00-3.00 WIB.
Dari lagu tradisional hingga lagu Metallica dimainkan dengan apik oleh para pejuang budaya tersebut.
Field Museum merupakan salah satu Natural History Museum terbesar di dunia dengan jumlah specimen lebih dari 24 juta object. Museum ini mengundang hingga 2 juta pengunjung setiap tahunnya.
Menurut Konsul Jendral RI di Chicago Meri Binsar Simorangkir, Field Museum sangat selektif dalam mengundang tamu untuk dapat tampil di Museum.
“Sepengetahuan saya, dalam sejarah konsulat, ini adalah performa Indonesia untuk pertama kalinya. Sudah lama kita menantikan Indonesia bisa ditampilkan lewat kesenian di Museum ini, dan mimpi itu hari ini terjadi,” ujar Meri.
Selain membawakan enam lagu dan tarian dari berbagai daerah di Indonesia, Tim Muhibah juga menampilkan lagu-lagu internasional seperti Avengers (Alan Silvestri), Mamma Mia (ABBA), Santorini (Yanni) hingga lagu Nothing Else Matters dari Metallica.
Apresiasi tinggi datang dari masyarakat AS pada konser tersebut. Salah satunya disampaikan Direktur Pameran (Head of Exhibitions) Field Museum, Jaap Hoogstraten. Ia mengaku sangat terpesona dengan penampilan Tim Muhibah Angklung.
“The angklung performance is just beautiful, it sounds so great and the performance is really well done. I know the crowd really love it. You played metallica which is very unexpected, and the New York-New York, and I really like the traditional too,” ungkapnya.
Dengan dimainkannya angklung di landmark-landmark terkenal di AS seperti Times Square New York, Smithsonian Washington DC, dan Field Museum Chicago, diharapkan angklung dapat dikenal secara luas oleh warga AS. Hal tersebut diungkapkan Maulana M. Syuhada, Ketua Tim Muhibah Angklung.
“Melihat tanggapan yang begitu positif dari berbagai institusi besar di AS dan antusiasme audiens Amerika yang begitu besar terhadap angklung, bukan tidak mungkin suatu saat Angklung bisa menjadi alat musik yang memasyarakat di AS. Kalau Korea punya K-Pop, makan Indonesia punya angklung,” tutur Maulana, dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, tidak hanya di Field Museum, namun selama sebulan Tim Muhibah angklung melakukan misi budaya di berbagai kota besar, seperti di New York, Washington DC, Chicago, Boise, Burley, Springville, dan San Francisco.
Kedatangan Tim Muhibah Angklung ke AS ini selain untuk misi budaya di tempat-tempat tersebut, juga untuk memenuhi undangan dari dua folklore festival di AS yaitu, Magic Valley Folk Festival di Burley, Idaho (18-23 Juli 2022) dan World Folkfest di Springville, Utah (25-31 Juli 2022).
Keduanya adalah festival ternama di AS dengan seleksi yang sangat ketat. Menurut direktur Internasional World Folkfest, Emily Wilkinson, dari 84 tim dari berbagai negara yang mendaftar ke World Folkfest, hanya 10 negara yang diterima, dan salah satunya adalah Tim Muhibah Angklung.
Sebelumnya Tim Muhibah Angklung pernah melakukan tiga kali misi budaya pada tahun 2016 dan 2018 di benua yang berbeda yaitu Eropa dan Australia. Di tahun 2020 Tim Muhibah Angklung sudah berencana melakukan misi budaya ke Amerika Serikat, namun rencana tersebut tertunda karena pandemi Covid-19 dan akhirnya dapat terwujud di tahun 2022 ini.