Yogyakarta, benang.id – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berpijak pada Laudato Si’ yang merupakan ensiklik kedua dari Paus Fransiskus yang memiliki makna untuk merawat bumi, mengajak masyarakat untuk mencintai bumi dan lingkungan.
Demikian benang merah Talkshow bertajuk “Membumikan Laudato Si’” yang digelar secara luring di Auditorium Gedung Thomas Aquinas, Kampus II, Babarsari, dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-57 UAJY, akhir Agustus 2022 lalu.
Rektor UAJY, Prof Ir Yoyong Arfiadi MEng PhD dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber dan seluruh peserta talkshow karena sudah hadir dan mau memulai langkah kecil untuk melestarikan bumi dan meluhurkan martabat manusia.
“Bukan hanya jargon-jargon selama Dies Natalis saja, harapannya mulai dari hari ini UAJY bisa ikut serta untuk melestarikan bumi dan umat manusia,” ujar Yoyong, seperti disampaikan Humas UAJY dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Talkshow dimoderatori oleh Ines Septi Ariningtyas, SFarm MSc PhD, yang merupakan Dosen Program Studi Biologi UAJY.
‘Aku, kamu cintai bumi’ jargon yang menjadi semangat selama talkshow berlangsung. Dengan jargon tersebut diharapkan seluruh peserta yang hadir semakin menyadari bahwa mencintai bumi tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan tugas bersama.
Spesial, talkshow menghadirkan tiga narasumber yang peduli dengan lingkungan. Talkshow dimulai dengan materi dari Romo Patricius Hartono Pr yang merupakan Pastor Vikaris Paroki St Ignatius Magelang, Moderator eLSi Camp BedoNo dan Penggiat Gerakan Keutuhan Ciptaan.
Romo Patricius menyampaikan materi mengenai bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhan lokal sebagai bahan pangan ataupun berguna untuk menunjang kehidupan manusia.
“Biasanya yang kita gunakan sebagai sayur itu brokoli, wortel dan lain sebagainya. Kita kurang menyadari bahwa tumbuhan yang biasanya dianggap gulma ternyata berguna bagi kehidupan manusia. Contohnya adalah tumbuhan jali,” jelasnya.
Romo Patricius berharap, setelah mengikuti talkshow ini, para peserta lebih memperhatikan lingkungan dan tumbuhan lokal yang ternyata memiliki segudang manfaat.
Ir Ign Pramana Yuda MSi PhD, Dosen Program Studi Biologi UAJY dan Ketua Tim Laudato Si’ UAJY menceritakan bagaimana universitas dapat mengarah pada membumikan Laudato Si’.
“Sebelumnya UAJY sudah menyelenggarakan banyak kegiatan yang juga bersinggungan dengan Laudato Si’. Jadi tidak hanya menjelang Dies Natalis saja,” jelas Pramana.
Menurut Pramana, universitas dan mahasiswa sudah memiliki modal dalam melakukan gerakan Laudato Si’. Hal tersebut dilihat dari bagaimana mata kuliah melibatkan lingkungan hidup. Pramana berpesan kepada seluruh peserta untuk menanamkan spirit Laudato Si’ dan mencari cara bagaimana merespon tangisan bumi dan tangisan si miskin dengan mengubah gaya hidup yang lebih sederhana.
Sementara Denok Marty Astuti SE, yang merupakan Mentor Edukasi Kelola Sampah Mandiri mengungkapkan pengalamannya terkait bagaimana mengolah sampah menjadi barang yang dapat berguna lagi. Contohnya koran bekas menjadi tas dan sampah dapur menjadi pupuk kompos yang berguna bagi tumbuhan.
“Indonesia menghasilkan lebih dari 90 juta ton sampah sedotan plastik. Banyak juga fenomena binatang di laut terjerat sampah plastik. Bahkan di pantai saja banyak sampah plastik. Betapa banyaknya sampah plastik di Indonesia,” ujar Denok.
Denok menutup talkshow dengan mengingatkan kepada para peserta bahwa bumi adalah rumah bersama yang harus dijaga dan dirawat bersama-sama. (*)