Friday, November 22, 2024
No menu items!
spot_img
HomeNasionalAda Apa Tiga Pesawat Malaysia Mendarat di Adisucipto Yogyakarta?

Ada Apa Tiga Pesawat Malaysia Mendarat di Adisucipto Yogyakarta?

Yogyakarta, benang.id – Ini cerita tiga pekan lalu. Pada waktu itu, tanpa banyak diendus oleh awak media, tiga pesawat pribadi dari Malaysia mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Tiga pesawat itu membawa Rombongan Kerajaan Malaysia yakni Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah beserta rombongan.

Mereka secara khusus menghadiri acara gala dinner yang digelar di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman, Jumat malam (22/9/2023). Rombongan Kerajaan Malaysia dan para tamu lain secara khusus disambut oleh Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam di kediamannya.

Rombongan Kerajaan Malaysia yang hadir berasal dari Kerajaan Johor, Pahang, Perlis, Trengganu dan Kelantan. Acara gala dinner tersebut merupakan salah satu acara dari rangkaian Islamic Fashion Festival (IFF).

Didampingi GKBRAA Paku Alam, Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah melihat batik karya GKBRAA Paku Alam di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman, Jumat malam (22/9/2023). Foto: Istimewa

Perhelatan itu sendiri merupakan gagasan dari Raja Reza dari Kerajaan Malaysia dan merupakan acara rutin tahunan. Untuk IFF kali ini, perhelatan diselenggarakan dari tanggal 20-26 September 2023 dan Yogyakarta menjadi kota destinasi IFF. 

Dalam acara tersebut dari Indonesia tampak hadir Anggi Bambang, Miranda Gultom, Titi Soeharto, dan juga Poppy Dharsono, Ghea Panggabean dan beberapa tokoh budaya lainnya.

Pesawat dari Malaysia membawa rombongan Kerajaan Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah mendarat di Bandara Adisucipto Yogyakarta. Foto: Istimewa

“Bagi saya, jamuan makan malam ini sekaligus menjadi ajang pengenalan dan pertukaran budaya antara Kerajaan Malaysia dengan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta. Budaya menurut saya memang cara terbaik menggalang perdamaian, persatuan dan juga pemahaman satu sama lain. Oleh karena itu memahami budaya lain adalah penting, Tetapi lebih penting adalah memelihara budaya kita sendiri,” ujar GKBRAA Paku Alam X.

Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah beserta rombongan Kerajaan Malaysia tiba di Pura Pakualaman sekitar pukul 19.00 WIB disambut langsung GKBRAA Paku Alam didampingi keluarga besar Pakualaman. Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan acara ramah tamah  perkenalan keluarga Pura Pakualaman dengan Kerajaan Malaysia yang berlangsung di Gedong Parangkarso.

Tarian menghibur rombongan Kerajaan Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman. Foto: Istimewa

Selesai perkenalan dan saling menyampaikan salam, rombongan Kerajaan Malaysia bersama tuan rumah menuju sisi barat Bangsal Sewatama. Di situ mereka disuguhi display 11 batik yang dibuat secara khusus oleh GKBRAA Paku Alam. Di bangsal ini, pertukaran cinderamata dari kedua belah pihak di Bangsal Sewatama terjadi. Ini merupakan acara resmi sebelum rombongan kerajaan Malaysia dan para tamu undangan memasuki gala dinner.

Menunya luar biasa! Dan semuanya makanan tradisional. Tersaji antara lain daging balapih, kakap goreng panir,  puding ketan hijau hingga sereh jeruk nipis. Aura kekeluargaan dan keakraban pecah sudah ketika sambil santap malam, para tamu mendapat suguhan dua tarian serta peragaan batik seri Asthabrata karya dari GKBRAA Paku Alam.

Rombongan Kerajaan Malaysia disuguhi display 11 batik yang dibuat secara khusus oleh GKBRAA Paku Alam. Foto: Istimewa

“Saya dan Permaisuri Tunku Azizah memang sudah berteman sejak lama. Sebelumnya, saya pun berkunjung ke Kerajaan Malaysia jadi ini kunjungan balasan. Saya senang sekali beliau datang ke sini karena sekaligus kita pertukaran budaya.  Sebenarnya beliau sudah sering ke sini, ini ketiga atau keempat kalinya ke Pura Pakualaman. Tetapi kali ini yang resmi,” ujar Gusti Putri Paku Alam X.

Kadipaten Pakualaman, Gusti Putri Paku Alam X menjelaskan, menampilkan dua tarian khas Pura Pakualaman yaitu Beksan Tyas Muncar yang diciptakan pada masa KGPAA Paku Alam III. Tarian ini bersumber dari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta.

Tarian kedua yaitu Beksan Lawung Alit yang diciptakan pada masa KGPAA Paku Alam X. Tak hanya sekadar penampilan tarian khas Pura Pakualaman semata, ditampilkan pula pameran dan peragaan batik karya Gusti Putri Paku Alam X yang menampilkan batik seri Asthabrata.

Tampak hadir Anggi Bambang, Miranda Gultom, Titi Soeharto, dan juga Poppy Dharsono, Ghea Panggabean. Foto: Istimewa

Permasuri KGPAA Paku Alam X ini memang piawai membatik. Dan batik-batik yang dibuatnya diambil dari Astabrata, ajaran nilai luhur kepemimpinan yang ada di Pura Pakualaman. Untuk melestarikan budaya batik, Gusti Putri Paku Alam X mendirikan sekolah membatik di lingkungannya.

Ternyata Permasuri Kerajaan Malaysia juga bisa membatik. Dalam penjelasannya, Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah mengaku bahwa dirinya bisa membatik. Tetapi ternyata membatiknya dengan cara yang berbeda. Karena kecintaannya akan batik pula, Tunku Azizah juga memiliki sekolah membatik. Hanya diakui, seni batik di Malaysia masih kalah jauh dari batik Yogyakarta.

Tarian menghibur rombongan Kerajaan Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman. Foto: Istimewa

Menurut Gusti Putri Paku Alam X, Raja Permaisuri Agong Malaysia sangat terkesan dengan tarian-tarian yang disajikan Kadipaten Paku Alaman. Memang beda tariannya. Sehingga tidak mengherankan jika Raja Permaisuri Agong Malaysia itu sangat senang dengan tarian klasik yang disajikan.

Kepada Raja Permaisuri Agong Malaysia dijelaskan mengenai batik-batik yang ditampilkan dalam gala diner tersebut. Batik seri Asthabrata yang ditampilkan yaitu Indra Widagda, Surya Mulyarja, Wisnu Mamuja, Candra Kinasih,  Brama Sembada,  Yama Linapsuh, Bayu Krastala, Baruna Wicaksana dan Asthabrata Jangkep.  Karya batik seri Asthabrata dari Kadipaten Pakualaman ini adalah batik yang memiliki filosofi tentang kepemimpinan yang terinspirasi dari manuskrip atau naskah kuno Setradisubul dan Setra Ageng Adidarma koleksi Perpustakaan Widyapustaka  Pura Pakualaman. 

Foto bersama usai acara gala dinner di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman, Jumat malam (22/9/2023). Foto: Istimewa

“Kita harus melestarikan budaya Indonesia termasuk budaya-budaya klasik yang pernah muncul dalam lingkungan kraton yang ada di Nusantara. Ini merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan. Ketidaktahuan kita tentang budaya akan menjadi malapetaka ketika sebuah negara mengklaim sebagai budaya miliknya dan dipatenkan. Kita akan menyesal setelahnya. Perlu upaya tidak kenal lelah bagi bangsa Indonesia dan kerja sama lintas tradisi atau budaya untuk mendatanya, Setelah didata perlu dirawat dan dipelihara,” ujar Gusti Putri Paku Alam X.

Menurut Isteri dari Wakil Gubernur DIY itu, dalam perjalanan sejarah nusantara menjadi Indonesia tentu terjadi banyak pertemuan budaya yang saling menerima dan saling memengaruhi. Dan itu semua merupakan kekayaan yang tidak dimiliki negara atau bangsa lain. (*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments