Sleman, Benang.id – Kawasan wisata Merapi biasanya ramai dikunjungi saat pagi hingga sore hari. Wisatawan lokal maupun internasional berburu oleh-oleh atau sekadar ingin merasakan sensasi sejuknya kaki Gunung Merapi.
Salah satu aktivitas yang biasa dilakukan di Merapi adalah off road. Biasanya off road dilakukan pada siang hari atau saat matahari masih menampakkan diri. Namun, kegiatan yang satu ini berbeda. Off road justru dilakukan di malam hari. Untuk mengembalikan kemegahan Gunung Merapi setelah erupsi pada 2010, sekelompok penggemar wisata menginisiasi off road merapi pada malam hari.
Uniknya, off road ini tidak dilakukan setiap malam, tetapi hanya dilakukan saat malam Jumat Kliwon. Ada alasan tersendiri mengapa malam Jumat Kliwon dipilih sebagai waktu untuk off road menikmati suasana kaki Gunung Merapi.
“Kita nguri-uri kebudayaan. Kalau Jumat Kliwon, kalau orang-otang dulu, itu tirakat. Ini seperti berpantang dan berpuasa untuk selalu berjaga di malam sampai pagi. Masa-masa prihatin atau perih ning ati itu ada berbagai laku. Ada yang jalan (mlaku), ada yang semedi, kendurian. Nah, kami laku tetapi agak modern,memakai mobil. Ini tetap tanpa mengurangi kesakralan malam Jumat Kliwon,” ujar Piyo, salah seorang penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road, kepada Beritasatu.com, Jumat (27/12/2019).
Peserta off road akan berangkat pukul 9 malam dari Morolejar dan akan sampai di Banker Merapi pada pukul 4 pagi keesokan harinya untuk melihat keindahan matahari terbit dari ketinggian. Dikatakan, selama itu peserta off road tidak berada di mobil terus menerus. Mereka juga mendirikan kamp di salah satu titik di kaki Gunung Merapi untuk beristirahat.
Menjadi salah satu tujuan bagi penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road untuk meningkatkan perekonomian warga di kaki Gunung Merapi. Salah satu upayanya adalah dengan membeli bekal di warung milik warga serta memanfaatkan warga sebagai penunjuk jalan.
“Kami melibatkan warga untuk penunjuk jalan. Jadi, kami juga bisa mendorong perekonomian di sana,” ujarnya.
Saat ditanya soal sensasi yang dirasakan, Piyo tak menutup mata bahwa beberapa kali ia sempat merasakan sejumlah hal yang aneh. Namun, hal tersebut tidak menutupi keinginannya untuk melakukan off road merapi malam Jumat Kliwon.
“Karena itu Jumat Kliwon, kadang-kadang ya ada merinding-merindingnya. Ada suara-suara yang kita tahu Merapi itu memiliki cerita legenda yang sangat luas, ya, menakutkan dan menegangkan. Treknya juga menegangkan,” ujar Piyo.
Namun, kata dia, tujuan utama dari off road Merapi pada malam hari ini semata-mata untuk mengembalikan wisata malam di Gunung Merapi yang sempat redup akibat erupsi pada 2010. Banyak orang yang merasa takut dan tidak aman untuk berwisata malam di Merapi lantaran kejadian memilukan tersebut.
“Setelah erupsi sampai hari ini tidak baik-baik saja. Orang masih belum sembuh dengan trauma erupsi Merapi,” ujar Joko MKT, salah seorang penggagas Jumat Kliwon Merapi Night Off Road.
Tak hanya itu, wisata ini juga memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa off road bukan suatu hal yang ekstrem. Untuk memberikan kesan tersendiri, pihaknya menggunakan berbagai macam nama sayuran sebagai julukan dari mobil off road yang sedang digunakan, seperti gambas, sawi, pare, dan jembak.